tag:blogger.com,1999:blog-67775939588311830452024-03-08T09:51:23.566-08:00skripsi juwita nindacinderelly shoeshttp://www.blogger.com/profile/03099876768769792364noreply@blogger.comBlogger3125tag:blogger.com,1999:blog-6777593958831183045.post-17856191243540724772009-12-31T07:26:00.000-08:002009-12-31T07:28:09.904-08:00obat endokrin dan obat kemoterapi 2Bagian kemoterapi obat<br />2.1<br />43. Antibiotik Beta-Lactam dan Penghambat <br />Sintesis Dinding Sel Lain<br />Konsep <br />Peniciline dan cephalosporins (Gambar 43-1) adalah antibiotik utama yang menghambat sintesis dinding sel bakteri. Kedua unsur ini disebut beta-lactam karena cincin empat-anggota luar biasa yang biasanya terdapat untuk semua anggotanya. Kedua kelas beta-lactam ini meliputi beberapa agen paling efektif, yang banyak dipergunakan, dan dapat diterima untuk pengobatan infeksi mikroba. Vancomycin, fosfomycin, dan bacitracin juga menghambat sintesis dinding sel tetapi berbagai alasan tidak sama pentingnya seperti obat-obat beta-lactam. Toksitas selektif obat-obat yang dibahas dalam bab ini terutama berhubungan dengan aksi khususnya pada sintesis strktur sel yang unik bagi mikroorganisme. Lebih dari 60 antibiotik yang beraksi sebagai penghambat sintesis dinding sel sekarang sudah banyak tersedia, dengan spektra aktivitas khusus yang memudahkannya dipakai untuk berbagai aplikasi klinis. <br /> Munculnya resistansi mikroba menghadapi tantangan kontak untuk penggunaan obat-obat antimikroba. Mekanisme yang mendasari resistansi mikroba untuk penghambat sintesis dinding sel meliputi produksi enzim pengaktivasi-antibiotik, perubahan-perubahan pada struktur reseptor target, dan penurunan permeabilitas selaput sel mikroba untuk antibiotik. Strategi yang dirancang untuk menghambat resistansi mikroba meliputi penggunaan agen adjunctive yang dapat melindungi inaktivasi antibiotik, penggunaan kombinasi antibiotik, pengenalan derivatif kimia baru dari antibiotik lama, dan usaha-usaha untuk menghindarkan penggunaan yang tidak syah atau penyalahgunaan antibiotik. <br /><br />Penicilin <br />A. Klasifikasi : Semua penicilin adalah turunan dari asam 6-aminopenicillin dan mengandung struktur cincin beta-lactam yang esensil untuk aktivitas antibakteri. Subkelas penicilin memiliki unsur-unsur kimia tambahan yang menunjukkan perbedaan dalam aktivitas antimikroba, kerentanan terhadap asam dan hydrolysis enzim, dan biosdisposisi. <br />B. Farmakokinetik: Penicilin bervariasi dalam hal resistansinya kepada asam lambung dan sebab itu bervariasi dalam bioavailabilitas oralnya. Mereka adalah senyawa polar dan tidak dimetabolisasi secara ekstensif. Mereka biasanya diekskreasi tidak berubah dalam urin via filtrasi glomer dan sekresi tubular, yang mana proses selanjutnya dihambat oleh probenecid. Ampicillin dan nafcillin sebagian diekskresi pada empedu. Paruh-umur plasma penicilin bervariasi dari setengah jam sampai 1 jam. Procain dan bentuk benthamine penicilin G diberikan secara intramuskular dan memiliki paruh-umur yang panjang karena obat aktif dilepaskan dengan sangat lambat kedalam aliran darah. Sebagian besar penicilin melintas rintangan blood-brain hanya bilamana meninges mengalami peradangan. <br />C. Mekanisme Aksi dan Resistansi. Antibiotik beta-lactam adalah obat-obat baktericida. Antibiotik ini beraksi menghambat sintesis dinding sel dengan tahap-tahapan berikut (Gambar 43-2): (1) pengikatan obat ke reseptor khusus (protein pengikat-penicilin, PBP) yang terletak dalam membran cytoplasmik; (2)penghambatan enzim transpetidase yang beraksi untuk mengcross-link rantai linier peptidoglycan yang membentuk bagian dinding sel; dan (3) aktivasi enzim autoklatik yang menyebabkan lesi pada dinding sel bakteri. <br />Hydrolis enzimatik cincin beta-lactam menyebabkan hilangnya aktivitas antibakteri. Formasi beta-lactamase (penicillinase) oleh sebagian staphylococci dan organisme-organisme gram-negative selanjutnya merupakan mekanisme utama resistansi bakteri. Penghambat enzim bakteri ini (misalnya, asam clavulanic, sulbactam, tazobactam) kadang kala dipergunakan bersama dengan peniciline untuk mencegah inaktivasinya. Perubahan struktur pada PBP target adalah mekanisme lain resistansi dan penyebab resistansi methicilin dalam staphylococci dan untuk resistansi kepada penicilin G pada pneumococci. Pada sebagian gram-negative rod (misalnya, Pseudomona aeruginosa) mengubah struktur porin pada membran luar bisa berpengaruh kepada resistansi dalam penghambatan akses penicilin ke PBP. <br />D. Kegunaan Klinis <br />1. Spektrum sempit, agen penicillinase-susceptible: Peniciline G adalah prototip subkelas penicilin yang memiliki spektrum aktivitas antibakteri terbatas dan rentan kepada beta-lactamases. Kegunaan klinis meliputi terapi infeksi yang disebabkan oleh streptococci biasa, meningococci, gram-positive bacilli, dan spirochetes. Banyak regangan pneumococci adalah resistan kepada peniciline. Sebagian besar regangan Staphylococcus aureus dan sejumlah regangan penting lain dari N gonorrhoene adalah resistan via produksi beta-lactamases. Meskipun tidak cocok lagi untuk pengobatan gonorrhea, penicilin G tetap merupakan obat pilihan untuk sipilis. Aktivitas terhadap entercocci ditingkatkan oleh antibiotik aminoglycoside. Penicilin V adalah obat oral yang dipakai terutama untuk infeksi oropharyngeal. <br />2. Spektrum sangat sempit, obat penicillinase-resistant. Sub-kelas peniciline ini meliputi methicillin (prototip), nafcillin, dan oxacillin. Kegunaan pokoknya adalah pada pengobatan infeksi staphyloccocus yang dikenal atau dicurigai. Methicillin-resistant staphylococci (MRSA) adalah resistan terhadap anggota lain subkelompok ini dan bisa resistan terhadap obat antimikroba multipel. <br />3. Spektrum lebih luas, obat-obat penicllinase-susceptible: <br />a. Ampicillin dan amoxicillin. Obat-obat ini terdiri dari sub-gugus peniciline yang memiliki spektrum aktivitas antibakteri yang lebih luas ketimbang penicilin G tetap tetap rentan kepada penicillinase. Kegunaan klinisnya meliputi indikasi yang serupa dengan penicilin G dan juga infeksi karena enterococci, Listeria monocytogenes, Escherichia coli, Proterius mirabilis, Hamemophilus influenzae, dan Moraxella catarrhalis, walaupun regangan resistan terjadi. Bilamana dipakai bersama dengan penghambat penicillinase (asam clavulanic, dsb), aktivitas antibakterinya naik. Pada infeksi enterococcal dan listerial, ampicilline adalah synergistik dengan aminoglycosides. <br />b. Piperacillin dan ticarcillin. Obat-obat ini memiliki aktivitas terhadap gram-negative rods, termasuk spesis pseudomonas, enterobacter, dan pada kasus tertentu spesis klebsiella. Sebagian besar obat dalam sub-gugus ini memiliki aksi synergistik bilamana digunakan dengan aminoglycosides terhadap organisme tersebut. Piperacillin dan ticarcillin rentan terhadap penicillinases dan sering dipakai bersama dengan penghambat penicillinase untuk menaikkan aktivitasnya. <br />E. Toksitas <br />1. Alergi : Reaksi alergi meliputi urticaria, prutitus berat, demam, bengkak persendian, anemia hemolytic, neprhtitis, dan anaphylaxys. Sekitar 5-10% orang dengan riwayat masa lalu reaksi penicilin mempunyai reaksi alergi bilamana diberikan penicilin kembali. Methicillin menyebabkan nephritis lebih sering daripada yang disebabkan peniciline lain, dan nafcillin dihubungkan dengan neuotropenia. Determinan-determinan antigen meliputi produk degradasi peniciline seperti asam penicollic. Cross-allergenicity lengkap antara peniciline yang berbeda bisa dianggap ada. Ampicilline sering menyebabkan ruam kulit maculopapuler yang bisa saja bukan sebagai reaksi alergi. <br />2. Gangguan gastrointestinal : Nausea dan diare bisa terjadi dengan peniciline oral, khususnya dengan ampicillin. Rangsangan gastrointestinal bisa disebabkan oleh iritasi langsung atau oleh pertumbuhan organisme gram-positive atau yeast yang berlebihan. Ampicilline sudah terimplikasi pada colitis pseudomenbrane. <br />3. Toksitas kation: Efek racun dari Na+ atau K+ bisa terjadi dengan dosis tinggi garam penicilline dipakai pada pasien penderitas penyakit kardiovaskuler atau penyakit ginjal. <br /><br />Cephalosporins <br />A. Klasifikasi : Cephalosporins adalah turunan dari asam 7-aminocephalosporanic dan mengandung struktur cincin beta-lactam. Banyak anggota gugus ini dipakai dalam keperluan klinis. Mereka berbeda dalam akltivitas antibakterinya dan diperuntukan sebagai obat generasi pertama, kedua, ketiga, atau keempat menurut urutan pengenalannya dalam kegunaan klinis. <br />B. Farmakokinetik: Beberapa cephalosporins tersedia untuk keperluan oral, tetapi sebagian besar diberikan secara parenteral. Cephalosporins dengan rantai-samping bisa mengalami metabolisme hepatik, tetapi mekanisme eliminasi utamanya untuk obatdalam kelas ini adalah ekskresi ginjal via sekresi tubular aktif. Cefoperazone dan cetriaxone terutama diekskresi dalam empedu. Sebagian besar cephalosporins generasi pertama dan generasi kedua tidak masuk cairan cerebrospinal bilamana meninges mengalami peradangan. <br />C. Mekanisme Aksi dan Resistansi. Cephalosporins mengikat PBP pada selaput sel bakteri guna menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mekanisme yang sama dengan yang terjadi pada penicillin. Cephalosporins adalah baktericida terhadap organisme rentan. <br />Perbedaan struktur dari penicilline mengakibatkan cephalosporins kurang rentan kepada penicillinase yang disebabkan oleh staphyloccoci, tetapi banyak bakteria resistan terhadap produksi beta-lactamase lain yang dapat mengaktivasi cephalosporins. Resistansi juga dapat terjadi akibat dari penurunan permeabilitas selaput kepada cephalosporins dan dari perubahan-perubahan PBP. Methicillin-resistant staphylococci juga resisten kepada sebagian besar cephalosporins. <br />D. Kegunaan Klinis : <br />1. Obat generasi-pertama: Cefazolin (parenteral) dan cephalexin (oral) merupakan contoh sub-gugus ini. Obat-obat ini aktip terhadap gram-positive cocci, termasuk staphylococci dan streptococci biasa. Banyak regangan E coli dan K pneumoniare juga sensitif atau peka. Kegunaan klinis meliputi pengobatan infeksi yang disebabkan oleh organisme-organisme ini dan prophylaxis bedah dalam kondisi pilihan lain. Obat-obat ini memiliki aktivitas mnim al terhadap gram-negative cocci, enterococci, methicillin-resistant staphylococci, dan sebagian besar gram-negative rod. <br />2. Obat generasi kedua: Obat dalam sub-gugus ini biasanya kurang aktivitasnya terhadap organisme gram-positif ketimbang obat generasi pertama tetapi memiliki cakupan gram-negatip lanjut. Perbedaan yang menyolok pada aktivitas terjadi dinatara obat-obat dalam sub-gugus ini. Contoh-contoh kegunaan klinisnya meliputi infeksi yang disebabkan oleh bakteroides fragilis (cefotetan, cefoxitin), dan H. Influenzae atau Moraxella catarrahlis (cefurroxime, cefaclor). <br />3. Obat generasi ketiga : Ciri khusus obat generasi ketiga meliputi peningkatan aktivitas terhadap organisme gram negatip yang resistan terhadap obat beta lactam lain dan kemampuan untuk menembus rintangan blood-brain (kecuali ceforperazone dan cefixime). Sebagian besar aktif terhadap H. Influenza dan neisseria. Serratia marcescens, dan regangan penghasil beta-lactamase H. Influenza dan neisseria. Obat-obat individual juga memiliki aktivitas terhadap pseudomonas (ceftazidime) dan B. fragulis (ceftizoxime). Obat-obat dalam sub-gugus ini biasanya dipersiapkan untuk pengobatan infeksi serius, misalnya, mengingitis bakteri. Centriaxone dan cefixime, obat pilihan untuk gonorrhea saat ini, adalah pengecualian. Demikian juga, pada media otitis akut, satu suntikan ceftriaxone sama efektifnya dengan 10 hari pengobatan berturut-turut dengan amoxicillin atau cefaclor. <br />4. Obat generasi keempat : Cepipime lebih rentan kepada beta-lactamase yang disebabkan oleh organisme gram-negatif, termasuk enterobacter, haemophilus, dan neisseria. Cefipime menggabungkan aktivitas gram-positif agen generasi pertama dengan spektrum gram negatip cephalosporins generasi ketiga yang lebih luas. <br />E. Toksitas <br />1. Alergi : Cephalosporins menyebabkan sejumlah reaksi alergi dari rash (ruam) kulit ke kejutan anaphylactis. Reaksi-reaksi lebih jarang terjadi dengan cephalosporins ketimbang dengan penicillins. Hypersensitivitas-silang komplet antara cephalosporins yang berbeda harus dianggap ada. Reaktivitas silang antara penicillin dan cephalosporins adalah tidak lengkap (5-10%), maka pasien penderita alergi-penicillin kadang kala diobat dengan baik dengan cephalosporins. Namun, pasien dengan riwayat anaphylaxis penicillins harus tidak diobati dengan cehalosporins. <br />2. Efek buruk lain: Cephalosporins bisa menimbulkan keluhan pada lokasi injeksi intramuskular dan phlebitis setelah penatalaksanaan intravene. Mereka bisa meningkatkan nephrosisitis aminoglycosides bilamana keduanya diberikkan bersama-sama. Obat yang mengandung gugus methylthotetrazole menyebabkan hypoprothrombinemia dan bisa menimbulkan reaksi mirip-disulfiram dengan ethanol. Moxalactam juga menurunkan fungsi platelet dan bisa menimbulkan pendarahan yang tajam. <br /><br />Obat Beta-Lactam Lain <br />A. Aztreonam : Astreonam adalah monobactam yang resistant terhadap beta-lactamase yang disebabkan oleh gram-negatove rod tertentu, termasuk klebsiella, pseudomonas, dan serratia. Obat ini tidak punya aktivitas terhadap bakteri gram negatip atau anaerobes. Obat ini adalah penghambat sintesis dinding sel, terutama mengikat PBP3, dan sinergik dengan aminoglycoside. <br />Aztreonam diberikan secara intraven dan dieliminasi via srekresi tubular. Paruh-hidupnya diperpanjang dalam kegagalan ginjal. Efek buruk meliputi rangsangan gastrointestinal dengan kemungkinan superinfeksi, vertigo dan sakit kepala, dan hepatotoksitas jarang. Walaupun ruam kulit bisa terjadi. Tidak ada allgernitas silang dengan penicilline. <br />B. Imipenem dan meropenem : Obat-obat ini adalah carbapenem dengan kerentanan rendah kepada beta-lactamase. Obat ini memiliki aktivitas luas terhadap gram positive cocci, gram negative rod, dan anaerobes. Imipenem diberikan secara parental dan khususnya berguna untuk infeksi oleh organisme yang resistan terhadap antibiotik lain. <br />Imipenem dengan cepat inaktivasi oleh dehydropeptidase ginjal I dan diberikan dengan kombinasi tetap bersama cilastatin, penghambat enzim ini. Cilastatin meningkatkan paruh-umur plasma imipenem dan menghambat formasi metabolite nephrototix secara potensial. <br />Efek buruk imipenem-cilastatin meliputi distres gastrointestinal, ruam kulit, dan level plasma sangat tinggi, toksitas CNS. Ada allergenisitas-silang parsial dengan peniciline. Meropenem mirip dengan imipenem kecuali tidak termetabolisasi oleh dehydropeptidases ginjal. <br />C. Penghambat beta-lactamase : asam claulanic, sulbactam, dan tazobactam dipakai dengan kombinasi tetap dengan penicillin hydrolyzable tertentu. Mereka aktip sekali terhadap beta-lactamase plasmi-encoded tertentu seperti yang disebabkan oleh gonococci, strepcocci, E. coli, dan H. influenza. Mereke bukan merupakan penghambat yang baik untuk beta-lactamases kromose yang terbentuk oleh enterobacter dan pseudomonas. <br /><br /><br />B. Gnrh analognya dengan reduksi dari gonadotropin terutama LH untuk mengurangi produksi dari testosteron . ini dapat efektif dan pandai dengan durasi yang lama dan mempunyai depot persiapan pada leuprolode atau GnRH yang antagonis similar. Analoginya digunakan pada prostat karsinoma . Selama satu minggu terapi , sebuah androgen reseptor antagonis misalnya flutamide adalah ditambahkan untuk mencegah pembedahan testosteron sintesisnya disebabkan dengan inisial aginistik aksi dari GnRH agonist dalam beberapa minggu, Testosteron produksinya jatuh pada normal dan dibawah normal.<br /><br />C. 5 alpha reductase inhibitor-inhibitornya adalah testosteron dikonversikan pada dihydrotestosteron (DHT) oleh enzim alpha reduktase, pada beberapa jaringan, kebanyakan sel prostat tercatat dan folikel rambut tercatat, bergantung pada DHT lebih dari testosteron untuk stimulasi androgenik . Ezim ini diinhibisikan dengan finasteride sebuah obat yang digunakan untuk mengobati prostat jinakhiperplasiadan pada dosis rendah untuk mencegah kebotakan pada pria, karena obat tidak ikut campur pada aksi dari testosteron , ini digunakan lebih dari antiandrogen untuk menyebabkan impotensi, infertilitas dan kehilangan libido.<br /><br />D. Dikombinasikan untuk kontrasepsi: kombinasi oral kontrasepsi menggunakan sebuah antiandrogenik efek ketika mereka digunakan pada wanita dengan hirsitism yang dikarenkan penambahan produksi pada androgenik steroid. Estrogen pada aksi kontrasepis pada hati ditambahkan dengan produksi pada hormon sexual digabungkan dengan globulin (SHBG) yang mana untuk mengurangi konsentrasi androgen pada darah.<br /><br />E. inhibitor dari steroid sintesis: ketoconazole sebuah antijamur agen gonadal adrenal steroid sintesis. Obat telah digunakan untuk mensupress adrenal steroid sintesis pada pasien dengan steroid responsive metastatik tumor tumor.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />2.2<br />44. CHLORAMPENICOL, TETRACYCLINES, MACROLIDES, CLINDAMYCIN, STREPTOGRAMINS DAN LINEZOLID.<br /><br />Semua obat yang dibahas dalam bab ini memiliki sifat yang sama dalam menghambat sintesis protein pada mikroorganisme dengan jalan mengikatkan diri pada ribosom mereka dan mengacaukan fungsi ribosom tersebut , chloramphenicol merupakan senyawa yang netral dan stabil dengan struktur , agen ini larut alkohol namun sulit larut dalam air Chloramphenicol succinate digunakan untuk pemberian non parenteral sangat larut dalam air, chloramphenicol succinate mengalami hidrolisis secara in vivo melepaskan chloramphenicol bebas. Tetracycline merupakan suatu kelompok besar obat dengan struktur dasar dan aktivitas yang serupa. Chlortetracycline yang dipisahkan dari streptomyces rimosus ditemukan melalui dehalogenasi katalitik dari chlortetracycline, demeclocycline ditemukan melalui demetilasi chlortetracycline. Tetracycline bebas merupakan senyawa amfoter dalam bentuk kristal dengan daya larut rendah. Agen-agen ini tersedia dalam bentuk hydrocloride yang lebih mudah larut. Larutan-larutan semacam ini bersifat asam dan cukup stabil , kecuali clhlortetracycline. Tetracyvline menkhleasi ionion logam divalen dan dapat mengganggu absorbsi dan aktivitas agen-agen tersebut. Glycylcycline merupakan glycylamiodo sintetis turunan dari minocycline . modifikasi ini menghasilkan senyawa yang tidak terpengaruh oleh dua mekanisme terpenting dari resistensi tetracycline, yaitu proteksi ribosom dan pengaliran keluar (efflux) yang aktif Dengan demikian glycylcycline aktif terhadap tetracycline yang MIC nya (minimal inhibitory concentrasinya) bekisar diantara 0,25-0,5 miu/mL.Macrolide merupakan suatu kelompok senyawa yang berhubungan erat, dengan ciri suatu cincin lactone(biasanya terdiri atas 14 atau 16 atom( dimana terkait gula-gula deoxy. Obat prototipenya, erytromycin yang terdiri dari dua belahan gula yang terkait pada cincin lactone 14 atom diambil dari stretomyces erytheus. Claritromycin dan azithromycin merupakan turunan dari erytromycin , struktur umum dari erythromycin ditunjukkan di atas dengan cincin macrolide dan gula-gula desosamine dan clandisone, yang efektif terhadap organisme-organisme gram positif, resistensinya biasanya dikode oleh plasmid. Terdapat tiga mekanisme yang telah dikenali:<br />1. penurunan permeabilitas membran sel atau pengaliran keluar yang aktif<br />2. produksi esterase yang menghidrolisis macrolide<br />3. modifikasi situs ikatan ribosom oleh mutasi kromosom atau oleh methylase .<br />Claritromycin diturunkan dari erytromycin dengan penambahan satu kelompok methyl, serta memiliki stabilitas asam dan absorbsi oral yang lebih baik dibandingkan dengan erythromycin dan mempunyai mekanisme kerja yang sama. Azithromycin merupakan senyawa dengan cincin lactone macrolide lactone 15 atom yang diturunkan dari erythromycin dengan penambahan suatu nitrogen yang dimetilasi ke dalam cincin lactone erhthromycin.Ketolide merupakan macrolide semisintetis dengan cincin 14 atom yang berbeda dari erythromycin karena adanya suatu kelompok 3 keto yang menggantikan gula netral. Clindamycin merupakan suatu turunan lincomycin dengan subsitusi chlorine , antibiotik yang dihasilkan oleh streptomyces lincolnesis, sekalipun strukturnya berbeda lincomycin mirip dengan erythtomicin dalam aktivitasnya. <br />Obat –obat tersebut diatas merupakan penghambat sintesis protein dan bermacam-macam agen antibacterial.<br /><br />Penghambat sintetsis protein terutama :<br />1. sebagai agen garis kedua oleh karena munculnya resistensi <br />2. tetracycline adalah antibiotik spektrum lebar dengan aktivitas agent anaerob dan gram positif dan negatif aerobik organisme.<br />3. chloramfenikol bukanlah suatu antibiotik garis pertama oleh karena ada potensi untuk menyebabkan suatu anemia aplastik. Diindikasikan untuk infeksi radang selaput otak atau rickettsia.<br />4. Erytromycin, claritromycin dan azitromycin adalah satu-satunya antibiotik macrolide.<br /><br /><br />Tetracycline adalah bakteriostatik antimikroba dengan cakupan cukup luas terhadap aerobik dan anaerobik gram positif dan negatif bakteri. Mikroorganisme yang bersifat resisten terhadap dindin sel antimikroba aktif seperti Ricketsia, mycoplasma,chlamydia, legionella, plasmodium.<br /><br />Mekanismenya menghambat sintesis protein bakteri dengan mengikat 30 s ribosom bakteri, mencegah akses aminocyl trna ke lokasi akseptor (A) pada kompleks mrna-ribosome. Kebanyakan tetracycline diserap tidak sempurn pada gi tract gi, rute eliminasi yang utama tetracycline adalah ginjal. Juga terkonsentrasi di dalam hati dan dikeluarkan melalui empedu ke usus halus, dosis untuk orang dewasa 1-2 g/hr , anak-anak di atas 8 tahun 20-50 mg/kg dibagi dua atau empat dosis.<br /><br />Penggunaan terapi <br />1. rickettsia: rocky mountain, spotted fever, briil’s disease, murine thypus, pox ricketsia,<br />2. mycoplasma:mycoplasma pneumonia <br />3. clmidia; lymphogranuloma venerum, pneumonia, bronkitis dan sinusitis <br />4. urethritis non spesifik, trakhoma dan psittakosis<br /><br />chloramphenicol<br />mekanismenya <br />1. menghambat sintesis protein dengan mengikat subunit ribosomal 50 s pada peptidyltransferase<br />2. menghambat formasi peptide diantara peptidytransferase dan substrat asam amino.<br /><br />dapat diberikan secara oral dalam dua format yaitu obat aktif dan prodrug non aktif <br />penggunaan terapi : meningitis bakterial dan penyakit tipus <br /><br />Erythromycin, clarithromycin dan azithromycin,<br />Adalah bakteriostatik dan bakterisid pada konsentrasi tinggi, paling efektif terhadap: kokus gram positif aerob dam bacilli, streptokokus pyogenik, streptokokus pneumonia, clostridium perfringens, corunebakterium diphteriae, listeria monocytogenes.<br /><br />Mekanismenya:menghambat sintesis protein dengan mengikat 50 sub unit ribosomal.<br />Menghambat langkah translokasi dimana molekul peptydil tRNA yang baru bergerak dari akseptor ke peptidyl.<br /><br />Erythroycin:<br />1. Diabsorbsi dari usus halus bagian atas <br />2. diinaktivasi oleh asam lambung sehingga obat berbentuk tablet enterik atau kapsul. Makanan dapat meningkatkan asiditas gi dan dapat menunda absorsi<br />3. erythromycin dieksresi inaktive dari urin konsentrasinya pada hepar dan ekresi aktivitas pada empedu.<br /><br />Konsep: ini adalah termasuk antimicrobial obat yang selektif menghambat bakterial protein sintesis. Mekanisme dari protein sintesis pada mikroorganisme tidak dapat diidentifikasikan pada sel mamalia. Bakteri mempunyai 70 s ribosome, dimana mammalian sel mempunyai 80 s ribosome. Perbedaan obat dalam ribosom subunit ini pada komposisi kimia dan fungsional yang spesifik dari komponen asam nukleat dan protein. Pada perbedaan bentuk dari basis untuk selektiv toksisitas dari beberapa obat terhadap mikroorganisme tanpa menyebabkan efek yang umum pada sintesis protein pada sel mammalian. Chloramphenicol dan tetracycline sepanjang penggunaan inhibisi dari bakteri sintesisi protein ditemukan,. Karena mereka mempunyai spektrum yang luas dari antibakterial aktivitas dan disebutkan memiliki toksisitas yang rendah, dimana penggunaannya sangat berlebihan. Banyak onset yang tinggi sangat mungkin untuk menghadapi spesies bakteri yang mana mempunyai resistensi dan beberapa obat digunakan pada selektive agen. Erythromycin adalah sebuah macrolide antibiotik yang mempunyai spektrum yang sempit tetapi dilanjutkan pada aktif sepanjang pathogen yang penting. Azithromycin dan clarithromycin adalah semisintetik macrolode dengan beberapa properti khusus dibandinkan dengan erythromycin. Beberapa obat baru yaitu (streptogramins, linezolid) mempunyai aktivitas sepanjang gram positif tertentu yaitu bakteri yag mempunyai resistensi perkembangan pada antibiotik yang tua. <br /><br />Mekanisme aksi <br /><br />1. Seluruh antibiotik yang tua dibahas bahwa bakteriostatik inhibisi dari protein sintesis terdapat pada level ribosom. Penggabungannya adalah untuk chloramphenicol, macrolide dan tumbuh tumbuhan yang memimpin pada (oral atau vaginal) dan sangat jarang pada bakteri superinfeksi dengan s aureus atau Clostridium difficile.<br />2. struktural dari gigi: pada bayi ke tetracycline boleh memimpin pada enamel gigi dysplasia dan irregularitis pada pertumbuhan tulang. Ketika dikontraindikasikan pada kehamilan itu boleh pada situasi dimana manfaat dari tetracycline boleh keluar dari jenis-jenis kerugiannya. Pengobatan pada anak dapat menyebabkan enamel dysplasia dan deformasi ketika gigi permanen muncul.<br />3. hepatik toksisitas adalah dosis dari tetracyclines terutama pada pasien dengan kehamilan atau pada pasien dengan preexsisting dari penyakit hepar boleh diperbaiki pada hati fungsinya dan memimpin pada nekosis hepatik<br />4. toksisitas ginjal: satu bentuk dari tubuler asidosis, fanconi sindrome sudah didistribusikan untuk penggunaan dari kadaluwarsa tetracycline. Meskipun secara tidak langsung nephrotoxic, tetracyclines boleh diekserbasi sebagai adanya renal disfungsi.<br />5. photosensitivitas : tetracycline terutama demeclocycline boleh disebabkan pmempertinggi sensitivitas pada sinar ultraviolet.<br />6. toksisitas vestibular: dosisnya tergantung pada pusing yang dapat kembali dan vertigo boleh direportasikan dengan doxycycline dan minocycline.<br /><br />Macrolides: <br /><br />A klasifikasi dan farmakokinetik : macrolide antibiotik (erythromycin , azithromycin dan clarithromycin) adalah suatu roda yang luas yang merupakan struktur dengan gula yang diambil. Obat-obat mempunyai biovaibilitas oral yang baik. Tetapi azithromycin bsorbsinya diganggu oleh makanan. Macrolide didistribusikan pada banyak jaringan tetapi azithromycin absorbsinya sangat unik dan memiliki level yang diterima pada jaringan pada fagosit yang dimungkinkan mempunyai lebih pada plasma. Eliminasi dari erythromycin melalui ekresi biliari dan clarithromycin melalui hepar metabolisme dan sekresi urinarius ekresi dari obat yang diambil, adalah sangat baik kecepatannya ( setengah hari 2-5 jam), Azithromycin dieliminasikan dengan pendek selama 2-4 hari terutama pada urine sebagai obat yang tidak berubah.<br /><br />B Aktivitas antimicrobial : erythromycin mempunyai aktivitas pada banyak spesies dari campylobacter, chlamydia, mycoplasma, legionella, gram positif kokus dan banyak gram negatif organisme yang merupakan spektrum aktivitas dari azithromycin dan clarithromycin adalah sama tetapi termasuk aktivitas yang baik terhadap chlamydia, m avium kompleks dan toksoplasma.<br />Sangat resistensi pada macrolodes di gram positif organisme termasuk produksi dari methylase yang menambah sebuah grup methyl pada ribosom dari site yang tergabung. Resistensi dari enterobacteria adalah hasil dari formasi dari obat esterase metabolisme. Resistensi yang menyebrang antara individual macrolide yang sangat kompleks.<br /><br />C penggunaan klinis: erythromycin adalah efektif untuk digunakan sebagai oat infeksi yang disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae, corynebacterium, chlamydia trachomatis, legionella pneumophila. Ureaplasma urealyticum dan bordetella pertussis. Obat-obat juga aktif terhadap gram positif cocci, termasuk pneumococci dan beta lactamase yang memproduksi staphylococci tetapi bukan MRSA strains.<br />Azithromycin mempunyai similar spektrum dari aktivitas tetapi itu lebih aktif terhadap h influenzae, M catarrhalis dan neisseria. Karena itu merupakan waktu setengah terhadap dosis yang sendiri terhadap azithromycin yang efektif pada pengobatan di infeksi urogenital karenna C trachomatis dan 4 hari percobaan untuk pengboatan yang sangat efektif di komunitas yang terdapat pneumonia. Clarithromycin yang didapatkan adalah untuk prophylaxis terhadap pengobatan dari M avium kompleks dan sebagai komponen dari obat untuk regimens pada ulseraomycin diadministrasikan pada pasien untuk helicobacter pylori.<br /><br />D.toksisitas : pembalikan efek termasuk gastrointestinal iritasi yang biasa yaitu jumlah penyakit kulit dan eosinophilia. Sebuah hipersensitivitas yang berdasarkan akut cholestatik hepatitis yang boleh terjadi dengan erythromycin estolate. Hepatitis adalah sangat jarang pada anak-anak , tetapi itu dapat ditambahkan sebagai kerugian yang terjadi dengan erithromycin estolate pada pasien yang hamil. Erythromycin menghambat beberapa bentuk dari sitokrom hepatik p450 dan dapat menambah pada level plasma dari anticoagulant, carbamazaphine, cisapride, digoxin dan theophyline. Aritmia kardiak yang terjadi ketika erythromycin yang diadministrasikan pada pasien mengambil astemizole atau terfenadine (2 antihistamic obat yang sudah digunakan secara luas di amerika) Obat yang sama mengalami interaksi yang juga terjadi dengan clarithromycin. Cincin lactone mempunyai struktur yang diedakan secara luas dari bentuk lain macrolide dan obat yang mengalami interaksi tidak biasa semenjak azithromycin tidak menghambat hepatik sitokrom p450. kimia yang berhubungan. <br /><br />Clindamycin<br />A. classifikasi dan farmakokinetik : lincosamida lincomycin dan clindamycin mencegah bakteri mensintesis melalui sebuah mekanisme yang sama pada macrolida, melalui mereka yang bukan strukturkimia berkaitan. Resistensi mekanisme yang termasuk methylation dari daerah yang digabungkan dengan 50 s ribosomal subunit dan enzimatik inactivation. Resistensi silang antara lincosamide dan macrolida adalah biasa. Jaringan yang baik mengalami penetrasi terjadi setelah absorbsi oral. Lincosamide dieliminasi dengan bagian dari metabolisme dan dengan bagian duktus iliaris dan ekresi renal.<br />B. Penggunaan klinik dan toksisitas: penggunaan utama dari clindamycin adalah pengoatan dari beberapa infeksi terutama pada akteri anaerob tertentu yang disebut bakteroides. Clindamycin setelah digunakan dalam membackup obat terhadap gram positif coccus dan sangat direkomendasikan untuk prophylaxis dari endocarditis pada penyakit valvular pada pasien yang mana terdiri dari alrgi penicillin. Obat-obat yang aktif terhadap pneumocystis carinii dan toxoplasma gondii. Toksisitasnya dari clindamycin termasuk iritasi dari gastrointestinal, kulit luka-luka, neutropenia, hepatik disfungsi, dan superinfeksi yang mungkin terdiri dari c difficile pseudomembranous colitis.<br /><br />Streptoramins<br />Quinupristin dalfopristin adalah sebuah kombinasi dari 2 streptogramin yang disebut baktericidal yaitu mempunyai durasi dari antibakterial aktivitas lebih lama dari setengah hidup dari 2 ikatan (postantibiotik efek) antibakterial aktivitas termasuk penicillin resistant pneumococci methicillin resistant (MRSA) dan vancomycin resistent staphylococci (VRSA) dan resisten enterococcus faecium. Diadministrasikan secara intravena. Kombinasi dai produk boleh menyebabkan sakit kepala dan sebuah arthralgia yalgia sindrome. Streptogramins ada yang sangat potent pada inhibitor dari cyp3a4 dan bertambah di dalam plasma level dari banyak obat termasuk cisapride, cyclosporine, diazepam, nonnucleoside terhadap transcriptase inhibitor (NNRTIs) dan warfarin.<br /><br />Linezolide <br />Yang pertama dari kelas pertama dari antibiotik (oxazolidinones) linezolid adalah aktif terhadap banyak obat yang reistent terhadap gram positif cocci, termasuk strain yang sangat resisten pada beta lactams dan vancomycin misalnya vancomycin resistent enterococcus faecium) linezolid digabungkan pada daerah yang unik pada 50 s ribosomal subunit yang mana itu tertentu untuk resistensi silang dengan inhibitor sisntesis protein yang lain. Linezolide sangat baik pada keduanya yaitu oral dan parenteral formasi.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />2.3<br />45.AMINOGLYCOSIDA<br /><br />Aminoglycosida adalah suatu golongan antibotik bakteriosida yang asalnya didapat dari berbagai sesies streptomyces dan memiliki sifat sifat kimiawi antimikroba , farmakologi dan toksik yanhg karakteritik. Golongan ini meliputi streptomycin, neomycin,kanamycin, amikacin,gentamicin, tobramycin, sisomicin, netilmicin dan sebagainya.<br /><br />Aminoglycosida digunakan secara luas terhadap bateri-bakteri gram negatif enterik khususnya dalam bakteriemi dan sepsis, kombinasi dengan vancomycin atau penisilin untuk endokarditis dan untuk terapi tbc. Streptomycin adalah aminoglycosida tertua dan paling banyak dipelajari. Gentamycin, tobramycin dan amikacin adalah aminoglycoside yang paling luas dipakai saat ini. Neomycin dan kanamycin saat ini dibatasi untuk penggunaan topikal atau oral dalam jumlah besar.<br /> <br />Sifat umum aminoglycosida adalah mempunyai cincin heksosa yaitu streptidine atau 2 deoxystreptamine dimana berbagai gula amino dikaitkan oleh ikatan glikosidik. Agen-agen ini larut air, stabil dalam larutan dan lebih aktif pada ph alkali dibandingkan pada ph asam, mekanisme kerja streptomycin memiliki aktivitas yang sama merupakan penghambat protein ireversibel, mekanisme resistensi memiliki 3 prinsip yaitu<br />; mikroorganisme memproduksi suatu enzm transferase atau enzim-enzim yang menyebabkan inaktivitas aminoglcosida melalui adenililasi, asetilasi atau fosforilasi ini merupakan tipe resistensi utama yang dihadapi , menghalangi masuknya aminoglycosida ke dalam sel, protein reseptor subunit ribosom 30s kemungkinan hilang atau berubah sebagai akibat dari mutasi, farmakokinetika aminoglycosida diabsorbsi sangat uruk pada saluran gastrointestinal yang utuh, seuhan dosis oral dieksresikan dalam feses setelah pemberian peroral, efek-efek yang tidak diinginkan semua aminoglycosida bersifat ototoksk dan nefrotoksik. Ototoksisitas dan nefrotoksisitas cenderunng ditemukan saat terapi dilanjutkan. Penggunan bersama dengan diuretik loop atau agen antimikroba nefrotoksik lain dapat meningkatkan nefrotoksisitas dan sedapat mungkin dihindarkan, penggunaan klinis aminoglycosida paling sering digunakan melawan bakteri enterik gram negatif khususnya ketika isolatnya resisten obat dan ketika dicurigai sepsis.<br /><br />Aminoglycosida prototipenya adalah gentamycin, neomycin, spectinomycin, amikacin, netilmicin, streptomycin, tobramycin, kanamycin. Farmakokinetikana tidak diabsorbsi setelah pemberian oral (harus diberikan im atau iv untuk efek sistemik, protein mempunyai penetrasi jaringan yang terbatasdan bisa melintasi sawar darah otak, ekresi oleh filtrasi glomerular.<br /><br />Mekanisme kerjanya adalah aminoglycosida adalah penghambat sintesa protein bakteri, di dalam sel aminoglycosida mengikat subunit 30s ribosomal dan menghambat sintesa protein melalui 3 jalan menghambat formasi inisiasi komplek menyebabkan salah baca kode pada template mrna, menghambat transloksi<br />Penggunan klinisnya <br />1. infeksi serius yang disebabkan oleh gram aerob bakteri negatif (e. coli, enterobacter, klebsiella, proteus, providensia, pseudomonas, serratia)<br />2. penggunaan dikombinasi dengan penisilin pada pengobatan pseudomonal, listeria dan enterococcal<br />3. sterptomisin digunakan pada penngoatan infeksi tuberkulosis, plague dan tularemia<br />4. netilmicin untuk pengobatan peradangan serius yang disebabkan oleh organisme yang resisten terhadap aminoglycosida yang lain.<br />5. spectinomycyn adalah suatu obat untuk penngobatan gonorrhoe. i.m . sebagai dosis tunggal <br /><br />toksisitas <br />1. ototoksisitas <br />merupakan kerusakan pendengaran dan vestibular yang irreversibel terutama pada dosis yang tidak sewajarnya yang dimodifikasi kelainan fungsi tubuh berkenaan dengan ginjal, ototoksisitas yang meningkat pada penggunaan loop diuretik.<br />2. nefrotoksik<br />nekrosis tubulus yang kebanyakan dikarenakan gentamicin dan tobramycin <br />3. blokade neuromuskuler <br />terjadi pada dosis tinggi yang mengakibatkan paralisis pernafasan biasanya reversibel dengan penggunaan kalsium dan neostigmin<br />4. reaksi kulit<br /><br /><br />konsepnya <br /><br />A mode dari antibakterial aksi adalah pada pengobatan dari mikrobial infeksi dengan antibiotik, dosis yang multipel pada regimen secara tradisional sudah dibuat untuk menjaga serum konsentrasi diatas MIC sepanjang kemungkinnan. Bagaimanapun secara efektif untuk beberapa antibiotik, termasuk aminoglycosida hasilnya adalah dari konsentrasi yang bergantung pada aksi. Sebagai plasma level yang ditambahkan iatas dari MIC, aminoglycosida membunuh pertambahan proporsi dari bakteri dan tidak terdapat rate yang cepat. Antibiotik lain termasuk peniclin dan cephalosporin menyebabkan waktu yang bergantung pada pembunuhan mikroorganisme dimana mereka terlahir secara in vivo efikasi yang langsung berhubungan dengan waktu yang berelasi diatas MIC dan menjadi independent merupakan konsentrasi sekali pada MIC yang sudah dicapai.<br />Aminoglycosida juga dapat mengeluarkan postantibiotik efek seperti aksi pembunuhan dilanjutkan ketika level dari plasma yang dtentukan dibawah ukuran level tertentu, aminoglycosida mempunyai efek yang baik ketika diadministrasikan sebagai doss yang luas dibandingkan diberi dengan multipel dosis yang kecil. Toksisitasnya secara kontras pada efikasi antibakterial dari aminoglycosida tergantung keduanya pada plasma kritikal konsentrasi dan pada waktu level yang dicapai. Waktu yang terdapat diatas seperti waktu yang pendek dengan administrasi dari single dosis yang luas dari sebuah aminoglycosida ketika terdiri dari tipe multiple yang kecil dan diberikan. Konsepnya terbentuk dari basis sehari satu kali aminoglycosida mempunyai dosis protokolo yang mana lebih efektif dan kurang toksik daripada tradisional regimen dosis.<br /><br />C. klasifikasi: obat-obat ini pada suatu kelas dan strukturnya berelasi dengan gula amino yang didapat dengan glycosidic. Perbedaan utama sepanjang obat individual yang terdapat pada aktivitas terhadap organisme spesifik terutama pada gram batang negative.<br /><br />D. pharmakokinetika: aminoglycosida adalah ikatan polar dan tidak diabsorbsi setelah oral administrasi. Mereka harus diberi secara parenteral dari efek sistemik dan mempunyai limit jaringan penetrasi. Glomerular filtrasi adalah mode utama dalam ekresi dan plasma lvel dari obat-obat adalah hasil yang baik pada perubahan dari fungsi renal. Ekresi dari aminoglcosida adalah langsung proportionasi untuk pembersihan dari kreatinin dan dosis yang diambil harus dapat dibuat pada insufisiensi renal dan untuk menghindari toksisitas dari suatu akumulasi. Untuk memonitoring sebuah level plasma dari aminoglycosid dapat berharga untuk penyimpanan dan efektif dosis yang mengalami seleksi dan pengamilan. Untuk dosis tradisional regimens (2 atau 3 waktu sehari), mencapai puncak serum level diukur kira-kira 30-60 menit setelah administrasi dan melalui level sebelum dosis selanjutnya.<br /><br />E. Mekanisme aksi: aminoglycosida adalah bakteri yang menghambat sintesis protein. Penetrasinya melalui sel bakeri terutama mempunyai bagian yang bergantung pada oksigen dan aktif transport, mereka mempunyai aktivitas yang kecil terhadap anaerob. Aminoglycosida transportasinya dapat diambil dari dinding sel inhibitor, yang mana menjadi basis dari antimicrobial sinergis. Di dalam sel aminoglikosida menggabungkan 30s ribosomal subunit dan ikut campur dengan sintesis protein paling lambat 3 jalan:<br /><br />1. mereka memblok formasi dari inisiasi yang komplek<br />2. mereka menyebabkan kesalahan baca pada kode mRNA template<br />3. mereka menghambat translokasi <br /><br />Aminoglikosida juga merupakan stuktur polysomal, menghasilkan pada monosome yang nonfungsional.<br /><br />F. mekanisme dari resistensi pada mekanisme yang primer dari resistensi aminoglikosida pada plasmid dimediasikan dengan formasi yang merupakan inaktivitas enzim. Beberapa enzim adalah suatu grup transferase yang mengkatalisa acetylasi dari fungsi amine dan transfer phosphoryl atau adenylyl grup pada oksigen atom dari hydroxyl grup pada aminoglycosida. Secara individual aminoglycosida mempunyai perbedaan suspek pada beberapa enzym. Terutama netilmicin adalah sangat suspek pada hanya beberapa enzim. Obat boleh sangat aktif terhadap beberapa strain pada organisme yang lain dari aminoglikosida.<br /><br />penggunaan klinis:<br />1. penggunaan primer : 3 aminoglikosida yaitu gentamicin, tobramycin, amikacin adalah sangat penting terhadap obat pada pengobatan di infeksi yang serius yang menyebabkan gram negatif aerobik bakteria, termasuk e. coli dan enterobakteria, klebsiella, proteus, pseudomonas dan jenis serratia. Pilihan obat tergantung paa suspeknya. Antibakterial sinergis boleh terjadi ketika aminoglycosida digunakan pada kombinasi dengan beta lactans antibiotik, misalnya termasuk kombinasi ang mereka gunakan pada pengobatan yang serius pada pseudomonas dan enterokokus infeksi.<br />2. indikasi lainn<br />a. streptomycin: streptomycin digunakan pada pengobatan tuberculosis, plak dan tularemia. Karena kerugian dari ototoxisity, streptomycin seharusnya digunakan ketika obat lain digunakan<br />b. neomycin: berpotensi untuk toksik, digunakan seara topical atau lokal pada traktus gastrointestinal<br />c. netilmicin: biasanya digunakan pada pengoatan yang serius pada infeksi disebabkan oleh resistensi organisme dan aminoglykosida yang lain <br />d. spectinomycin: spectinomycin adalah aminocyclitol yang berelasi pada aminoglikosida itu adalah sebuah obat yang harus diambil kembali, diadministrasikan secara intramuscular sebagai sebuah dosis single pada pengobatan gonorrhea.<br /><br />G. toksisitas<br /><br />1. ototoksisitas: auditori atau kerusakan vestibular atau keduanya boleh terjadi dengan banyak aminoglycosida dan boleh tidak kembali lagi. Pengobatan auditory adalah sangat mudah disukai dengan amikacin, kanamycin, vestibular disfungsi dan pada plasma level terutama pada gentamicin dan tobramicin. Ototoksisitas kerugiannya sebanding dengan pllasma level dan demikian terutama pada dosis tinggi tidak dapat dimodifikasi dengan tepat pada disfungsi renalis. Ototoksisitas boleh ditambahkan dengan diuretik putaran / loop sejak ototoksisitas dilaporkan sebagai pembukaan pada janin . aminoglycosida sangat dikntraindikasikan pada kehamilan kecuali kalau secara potensial manfaatnya didipertimbangkan untuk memperoleh kerugian yang lebih berat.<br />2. nephrotoksisitas: toksisitas renal biasanya diguakan untuk mengambil bentuk pada akut tubular nekrosis. Ini adalah efek yang tidak cocok yang mana lebih sering terulang, adalah hal biasa pada pasien yang lebih tuadan pada kondisi tertentu menerima amphoteicin B, cephalosporin atau vancomycin, gentamicin dan tobramycin adalah merupakan nephrotoksik <br />3. neuromuscular blokade : lebih jarang , curare suka memblok yang terjadi pada dosis yang tinggi dari aminoglikosida dan boleh menghasilkan pada respiratori paralisis. Hal tersebut biasanya sangat reversibel dengan pengobatan calsium dan neostigmin tetapidukungan ventilasi boleh dibutuhkan.<br />Reaksi kulit: kulit yang allergi boleh terjadi pada pasien dan terkena dermatitis dan boleh terjadi pada pemakaian personal dari obat. Neomycin adalah sebuah agen yang digunakan untuk menyebabkan efek yang tidak diinginkan ini.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />2.4<br />46 Sulfonamida, Trimethoprim, dan <br />Fluoroquinolones<br /><br />Konsep <br />Sulfonamida dan trimethoprim merupakan contoh-contoh obat yang beraksi sebagai antimetabolite. Karena memiliki struktur kimia yang dengan senyawa-senyawa yang terjadi secara alamih, sulfonamida dan trimethoprim dapat mengganggu sintesa asam folik, yang kritis untuk berbagai mikroorganisme. Sulfonamida (congener struktur asam aminobenzoic) menghambat synthase asam dihydropteroik, langkah awal dalam sintesis asam folik. Trimethoprim (analogi asam dihydrofolik) menghambat reductase dihydrofolate enzim, yang mengubah asam dihydrofolik ke bentuk aktif, asam tetrahydrofolik. Gabungan sulfonamida dan trimethoprim menyebabkan blokade sintesa asam folik berangkai, yang menimbulkan aksi bakterisida dan synergistik. <br /> Perkembangan fluoroquinolone pada pertengahan 1980an menunjukan suatu kemajuan penting, karena obat-obat ini mempunyai spektrum aktivitas antimikroba yang luas yang meliputi strain (keturunan) dari patogen-patogen umum yang resistan terhadap antibiotik yang lebih tua. Fluoroquinolones mempunyai bioavailabilitas oral yang baik dan sedikit menimbulkan efek samping – karakteristik yang mendukung penggunaannya secara luas selama dekade silam. Sayangnya, kemunculan strain resistan organisme-organisme yang sebelumnya rentan (misalnya, staphylococci dan streptococci) mulai menurunkan nilai klinis fluoroquinolones yang sebelumnya sudah dipakai selama beberapa dekade. <br /><br /><br />Obat-obat Antifolate <br />A. Klasifikasi dan Farmakokinetik: <br />1. Sulfonamida: Sulfonamida adalah senyawa asam lemah yang memiliki nuklei (inti) kimia yang mirip asam p-aminobenzoic (PABA). Anggota gugus ini terutama berbeda dalam sifat-sifat farmakokinetik dan kegunaan klinisnya. Ciri-ciri farmakokinetik meliputi resapan tissu sedang, metabolisme hepatis, dan ekskresi (pengeluaran) obat intak dan metabolite acetylated dalam urin (air seni). Kelarutan (solubilitas) bisa berkurang dalam urin asam, yang menyebabkan pengendapan obat dan metabolite-nya. Kareka keterbatasan kelarutan, gabungan tiga sulfonamida terpisah (triple sulfa) sudah dipakai untuk mereduksi atau mengurangi kemungkinan bahwa salah satu obat akan mengendap. Sulfonamida bisa dikelompokkan sebagai sulfonamida aksi-pendek (misalnya, sulfisoxazole), aksi-sedang (misalnya, sulfamethoxazole), dan aksi-panjang (misalnya, sulfadoxine). Sulfanomida mengikat protein-protein plasma pada lokasi yang didiami bersama oleh bilirubin dan oleh obat-obat lain. <br />2. Trimethoprim : Obat ini secara struktur mirip dengan asam folic. Ia adalah suatu basa lemah dan terperangkap dalam lingkungan asam, mencapai konsentrasi tinggi dalam asam prostatis dan asam vaginal. (Perangkap congener, pyremethamine, digambarkan dalam Gambar 1-1). Sebagian besar trimethoprim dikeluarkan tak berubah dalam urin. Paruh-hidup obat ini mirip dengan sulfamethoxazole (10-12 jam). <br /><br /><br />B. Mekanisme aksi : <br />1. Sulfonamida : Sulfonamida adalah penghambat bakteriostatis sintesa asam folik. Seperti antimetabolite PABA, sulfanomida adalah penghambat synthase dihydropteroate yang kompetitif (Gambar 46-1). Mereka juga dapat beraksi sebagai substrat untuk enzim ini, yang menghasilkan sintesa bentuk-bentuk nonfungsional asam folik. Toksitas selektif sulfonamida berasal dari ketidakmampuan sel-sel mamalia untuk mensintesa asam folik; mereka harus menggunakan asam folik pra-bentuk (preformed) yang terdapat dalam diet. <br />2. Trimethoprim: Trimethoprim adalah penghambat selektif reductase dihydrofolate bakteri yang mencegah pembentukan bentuk tetrahydro aktip asam folik (Gambar 46-1). Reductase dihydrofolate bakteri adalah empat sampai lima kali lebih sensitif kepada hambatan oleh trimethoprim ketimbang enzim mamalia. <br />3. Trimethoprim plus sulfamethoxazole: Bilamana dua obat dipakai secara bersama-sama (kombinasi), synergi antimikroba berasal dari blokade rangkaian sintesa folate (Gambar 46-1). Kombinasi obat adalah bakterisida melawan organisme-organisme rentan. <br /><br />C. Resistansi: Resistansi bakteri terhadap sulfonamida adalah umum dan bisa plasmid-mediated. Resistansi bakter ini dapat berasal dari turunnya akumulasi intra-sel obat-obat, meningkatnya produksi PABA oleh bakteri, atau turunya kepekaan synthase dihydropteroate kepada sulfoamida. Resistansi klinis terhadap trimethoprim paling sering berasal dari produksi reductase dihydrofolate yang mempunyai afinitas yang menurun terhadap obat. <br /><br />D. Kegunaan Klinis : <br />1. Sulfonamida : Sulfonamida aktip terhadap organisme-organisme gram-positif dan gram-negatif, chlamydia, dan nocardia. Anggota khusus gugus sulfonamida digunakan dengan rute berikut untuk kondisi-kondisi yang terindikasi.<br />a. Infeksi saluran urin sederhana : oral (misalnya, triple sulfa, sulfisoxazole). <br />b. Infeksi okular : topikal (misalnya, sulfacetamida) <br />c. Infeksi bakar : topikal (misalnya, mafenida, silver sulfadiazine) <br />d. Ulcerative colitis, rheumatoid arthritis : oral (misalnya, sulfasalazine). <br />2. Trimethoprim dan sulfamethoxazole (TMP-SMZ): Kombinasi obat ini adalah obat yang dipakai sekarang untuk infeksi saluran urin yang complicated dan untuk infeksi pernafasan dan infeksi-telinga serta infeksi sinus karena H. Influenzae dan Moraxella catarrhalis. Pada pasien immuno-compromised, TMP-SMZ dipakai untuk infeksi karena Aeromonas hydrophila dan merupakan obat pilihan untuk pencegahan serta pengobatan pneumonia pneumocystis. TMP-SMZ adalah obat pendukung (backup drug) untuk demam typhoid dan shigellosis dan sudah dipakai untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh staphylococci resistan-methicillin dan Listeria monocytogenes. <br /><br /><br /><br />E. Toksitas Sulfanomida: <br />1. Hypersentivitas: Reaksi-reaksi alergi, termasuk ruam-ruam (rash) kulit dan demam, biasa terjadi. Allergenisitas-silang antara sulfonamida harus diperhitungkan dan bisa juga terjadi dengan obat-obat yang secara kimiawi berkaitan (misalnya, hypoglycemic oral, thiazide). Dermatitis exfoliatif, polyarteritis nodosa, dan sindrom Stevens-Johnson sudah jarang terjadi. <br />2. Gastrointestinal: Nausea, muntah, dan diare biasanya terjadi. Dysfungsi hepatis ringan dapat terjadi, tetapi hepatitis jarang. <br />3. Hematotoksitas: Meskipun efek-efek tersebut jarang, sulfonamida dapat menyebabkan granulocytopenia, thrombocytopenia, dan anemia aplastis. Hemolysis akut bisa terjadi pada orang penderita defisiensi dehydrogenase cose-6-phosphate. <br />4. Neprotoksitas: Sulfonamida bisa mengendap dalam urin pada pH asam, yang menyebabkan crystalluria dan hematuria. <br />5. Interaksi obat : Persaingan dengan warfarin dan methotrexate untuk pengikatan protein plasma secara transien meningkatkan level plasma obat-obat ini. Sulfonamida dapat menggantikan bilirumin dari protein plasma, dengan risiko kernicterus pada neonata jika dipakai pada trisemester kehamilan ketiga. <br /><br />F. Toksitas trimethoprim: Trimethoprim dapat menyebabkan efek-efek buruk yang dapat diramalkan dari suatu obat antifolate, termasuk anemia megaloblastik, leukopenia, dan granulocytopenia. Efek-efek ini biasanya diperringan oleh asam folinik supplemen. Kombinasi trimethoprim-sulfamethoxazole bisa menyebabkan efek buruk yang berhubungan dengan sulfonamida. Pasien penderita AIDS yang diberi TMP-SMZ mempunyai insidensi efek buruk tinggi, termasuk demam, ruam-ruam (rashes), leukopenia, dan diare. <br /><br />Fluoroquinolones <br />A. Klasifikasi dan Farmakokinetik: Fluoroquinolone orisinil atau asli adalah norfloxacin; lainnya dalam gugus ini meliputi ciprofloxacin, ofloxacin, levofloxacin, lomefloxacin, dan sparfloxacin. Semua obat memiliki bioavailabilitas oral yang baik (antacida bisa mengganggu) dan menembus sebagian besar tissu tubuh. Akan tetapi, norfloxacin tidak mencapai level plasma yang memadai untuk dipergunakan pada sebagian besar infeksi sistemik. Eliminasi sebagian bear fluoroquinolones adalah melalui ginjal via sekresi tubular aktif (yang dapat diblokir oleh probenecid). Reduksi dosis biasanya dibutuhkan dalam dysfungsi ginjal. Moxifloxacin, sparfloxacin, dan trovafloxacin sebagian dieliminir oleh metabolisme hepatis dan juga oleh ekskresi empedu. Paruh-hidup fluoroquinolones biasanya berkisar 3-8 jam, tetapi obat-obat yang dieliminir oleh rute non-ginjal memiliki paruh-hidup berkisar 10 sampai 20 jam. <br /><br />B. Mekanisme Aksi: Fluoroquinolone mengganggu sintesis DNA bakteri dengan menghambat topoisomerase II (gyrase DNA) dan topoisomerasa IV. Mereka memblokir pengenduran DNA supercoil yang dikatalisasi oleh gyrase DNA – langkah yang dibutuhkan untuk transkripsi dan duplikasi normal. Penghambatan topoisomerase IV oleh fluoroquinolone mengganggu pemisahan replikasi kromosom DNA selama pembelajan sel. Fluoroquinolones biasanya bakterisidal melawan organisme rentan. <br /><br />C. Resistansi: Resistansi fluoroquinolone terjadi selama pengobatan dengan frekuensi sekitar satu dalam 108 organisme, khususnya pada staphylococci, pseudomonas, dan serratia. Mekanisme resistansi meliputi penurunan akumulasi intrasel (didalam sel) obat dan perubahan dalam kepekaan anzim target via mutasi point dalam daerah pengikatan fluoroquinolone. Pada coliform, perubahan-perubahan pada kepekaaan gyrase DNA adalah yang terpenting, sementara pada resistansi cocci gram-positif terutama karena perubahan pada kepekaan topoisomerase IV. <br /><br />D. Kegunaan klinis : Fluoroquinolone efektif dalam pengobatan infeksi sistim urogenital dan gastrointestinal yang disebabkan oleh organisme-organisme gram-negatif, termasuk gonococci, E. Coli, Klebsiella pneumoniae, Compylobacter jejuni, enterobacter, Pseudomonas laeruginosa, salmonella, dan shigela. Mereka sudah banyak dipergunakan untuk infeksi sistim pernafasan, infeksi kulit, dan infeksi tissu lunak, tetapi efektivitasnya sekarang variabel karena munculnya resistansi. Ciprofloxacin dan ofloxacin adalah alternatif untuk cephalosporins generasi-ketiga pada gonorrhea, yang diberikan dalam dosis oral tunggal. Ofloxacin akan mengikis organisme-organisme berikutnya seperti chlamydia, tetapi masa pengobatan 7-hari dibutuhkan. Levofloxacin mempunyai aktivitas yang baik melawan organisme yang berhubungan dengan pneumonia community-acquired, termasuk atipikal seperti Mycoplasma pneumonioe. Sparlofoxacin telah meningkatkan aktivitas melawan organisme gram-positif, termasuk pneumococci resistan-penisilin. Moxifloxacin dan trovafloxacin mempunyai spektrum aktivitas paling luas, yang meliputi organisasi gram-positif dan gram-negatip dan bakteri anaerobik. Fluoroquinolone juga sudah dipakai dalam keadaan carrier meningcoccal, dalam pengobatan tuberculosis, dan dalam pengelolaan propylaktis pasien-pasien neutropenik. <br /><br />E. Toksitas: Distres gastrointestinal adalah efek samping yang paling umum. Fluoroquinolones bisa menyebabkan ruam-ruam kulit, sakit kepala, kepusingan (dizziness), insomania, tes fungsi liver abnormal, fototoksitas, dan tendonitis. Superinfeksi karena C. albicans dan streptococci sudah terjadi. Fluoroquinolones tidak direkomendasikan dipakai pada anak-anak atau saat kehamilan karena bisa menyebabkan masalah-masalah cartilage pada hewan yang sedang berkembang. Fluoroquinolones bisa menaikkan level plasma theophylline dan methulxanthine lain, yang menaikkan toksitasnya. Sparfloxacin memperpanjang interval QT, dengan kemungkinan resiko arrhythmia jantung, dan obat dikaitkan dengan insidensi fotosensitivitas tinggi. Trovafloxacin memiliki potensi hepatotoksis. <br /><br />Daftar Obat <br />Obat-obat berikut merupakan anggota penting dari gugus atau kelompok obat yang dibahas dalam bab ini. Prototipe harus dipelajari secara rinci; ciri-ciri penting dari variant utama harus jelas diketahui untuk membedakan variant dari prototipe dan satu sama lain; agen signifikan lain dikenal dalam subkelas khusus. <br /><br /><br />2.5<br />47. Obat Antimycobakteri<br /><br />Konsep <br />Chemoterapi infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, M. leprae, dan M avium-intracellulare dipersulit oleh banyak faktor, yang meliputi (1) informasi terbatas tentang mekanisme aksi obat antimycobakteri; (2) perkembangan resistansi; (3) lokasi intrasel mycobakteria; dan (4) sifat kronis penyakit mycobakteri, yang membutuhkan penggunaan obat dalam waktu lama (protracted drug) dan berhubungan dengan toksitas obat. Chemoterapi infeksi mycobakteri hampir selalu melibatkan penggunaan kombinasi obat untuk memperlambat munculnya resistansi dan meningkatkan efikasi (kemanjuran) antimycobakteri. Obat-obat utama yang dipakai pada tuberculosis adalah isoniazid (INH), rifampin, ethambutol, pyrazinamida, dan streptomycin. Aksi obat-obat ini pada M. tuberculosis adalah bakterisidal atau bakteriostatis tergantung pada konsentrasi obat dan kerentanan (susceptibilitas) strain. Supresi M. avium-intracellulare pada pasien immunocompromised juga membutuhkan pengobatan multi-obat. Obat utama untuk leprosy adalah dapsone, yang biasanya diberikan bersama dengan rifampin atau clofazimine (atau kedua-duanya). Subkelompok obat yang dipakai dalam kondisi-kondisi ini ditunjukan dalam Gambar 47-1. <br /><br />Obat untuk Tuberculosis <br />A. Isoniazid: <br />1. Mekanisme : Isoniazid (INH) adalah congener struktur pyridoxine. Mekanisme aksinya meliputi penghambatan enzim yang dibutuhkan untuk sintesis asam myolic dan dinding sel-sel mycobakteri. Resistansi dapat muncul dengan cepat jika obat dipakai sendirian. Resistansi tingkat-tinggi dikaitkan dengan penghapusan (deletion) pada gen katG yang menyatakan kode catalase yang dipakai pada bioaktivasi INH. Resistansi level-rendah terjadi lewat penghapusan (deletion) pada gen inhA yang menyatakan kode untuk protein carrier acyl target. <br />2. Farmakokinetik: INH juga baik diserap secara oral dan menembus sel-sel beraksi pada mycobakteria intrasel. Metabolisme INH liver adalah dengan acetylasi dan dalam kontrol genetik. Pasien bisa menjadi inaktivator obat yang cepat atau lambat. Proporsi acetylator lebih tinggi diantara orang asal Asia (termasuk Pribumi Amerika) ketimbang orang asal Eropa atau Afrika. Acelylator cepat membutuhkan dosis yang lebih tinggi ketimbang acetylator lambat untuk efek-efek terapis yang setara. <br />3. Kegunaan Klinis: INH adalah obat penting yang dipakai pada tuberculosis dan merupakan komponen regim kombinasi paling banyak diantara obat. Dalam pengelolaan prophylactic konvertor tes kulit dan kontak dekat pasien dengan penyakit aktif, INH diberikan sebagai obat tunggal. <br />4. Toksitas dan interaksi: Efek-efek neurotoksis biasa dan meliputi neuritis periperal, kegelisahan (restlessness), kedutan (kejang) otot, dan insomania. Efek-efek ini dapat diperringan (tanpa pemblokiran efek antibakteria) dengan jalan penatalaksanaan (pemberian) pyridoxine. INH adalah hepatoksis dan bisa menyebabkan tes fungsi liver abnormal, penyakit kuning (jaundice), dan hepatitis. Namun, hepatoksitas jarang pada anak-anak, INH bisa menghambat metabolisme hepatik obat, misalnya, phenytoin. Hemolysis telah terjadi pada pasien penderita defisiensi dehydrogenase glucose-6-phosphate. Sindrom mirip-lupus juga sudah dilaporkan. <br /><br />B. Rifampin : <br />1. Mekanisme : Rifampin – turunan rifamycin – adalah bakterisidal melawan M. Tuberculosis. Obat ini menghambat polymerase RNA yang tergantung-DNA (dikenal sebagai gen rpo) dalam M. Tuberculosis dan beberapa mikroorganisme lain. Resistansi via perubahan-perubahan pada kepekaan obat polymerase muncul dengan cepat jikalau obat dipakai sendirian. <br />2. Farmakokinetik: Bilamana diberikan lewat oral, rifampin diserap dengan baik dan tersebar kedalam sebagian besar tissu tubuh, termasuk CNS. Obat mengalami siklus (cycling) enterohepatik dan sebagian termetabolisasi dalam liver (hati). Keduanya obat dan metabolite bebas (yang berwarna orange) terutama terbuang kedalam kotoran (feces). <br />3. Kegunaan klinis : Pada tuberculosis, rifampin selalu dipakai bersama dengan obat-obat lain. Pada leprosy, rifampin yang diberikan secara bulanan memperlambat munculnya resistansi terhadap dapsone. Rifampin dapat dipakai sebagai obat tunggal pada prophylaxis melawan tuberculosis dalam diri pasien yang tidak toleran-INH atau kontak dekat pasien dengan strain resistan-INH organisme. Penggunaan lain rifampin meliputri keadaan carrier meningococcal dan straphylococcal. <br />4. Toksitas dan interaksi : Rifampin biasanya menyebabkan proteinuria rantai ringan dan bisa merusak reaksi antibody. Efek sampingnya meliputi ruam-ruam kulit, thrombocytopenia, nephriyis, dan dysfungsi liver. Jika diberikan kurang dari dua kali seminggu, rifampin bisa menyebabkan munculnya sindrom mirip-flu dan anemia. Rifampin dengan kuat mendorong enzim metabolisasi-obat liver dan menaikkan laju eliminasi berbagai obat termasuk anticonvulsant, steroid kontraseptik, cyclosporine, ketoconazole, methadone, dan warfarin.<br /><br />C. Ethambutol : <br />1. Mekanisme : Ethambutol menghambat transferase arabinosyl (dikenal sebagai operon embCAB) yang dijumpai dalam sintesa arabinogalactan, komponen dinding sel mycobakteria. Resistansi terjadi dengan cepat via mutasi pada gen emb jikalau obat dipakai sendirian. <br />2. Farmakokinetik: Obat dengan baik terserap secara oral dan tersebar ke sebagian besar tissu, termasuk CNS. Sebagian besar dieliminasi tak berubah dalam urin. Reduksi (pengurangan) dosis perlu pada gagal ginjal. <br />3. Kegunaan Klinis : Pemakaian ethambutol hanya pada tuberculosis, dan selalu diberikan bersama (dicampur) dengan obat lain. <br />4. Toksitas: Efek buruk yang paling umum adalah gangguan penglihatan tergantung-dosis, termasuk aktivitas penglihatan turun, buta warna merah-hijau, neuritis optik, dan kemungkinan kerusakan retina (akibat pemakaian lama dengan dosisi tinggi). Sebagian besar efek-efek ini hilang bilama obat diberhentikan. Efek-efek neurotoksis lain meliputi sakit kepala, pusing, dan neuritis periperal. <br /><br />D. Pyrazinamida : <br />1. Mekanisme : Mekanisme aksi pyrazinamida tidak diketahui; namun, aksi bakteriostatisnya tampaknya membutuhkan konversi metabolik via pyrazinamidases (dikenal sebagai gen pncA) yang terdapat pada M. tuberculosis. Mycobakteria resistan kekurangan enzim-enzim ini, dan resistansi berkembang dengan cepat jikalau obat dipakai sendirian. Ada resistansi-silang minimal dengan obat-obat antimykobakteria lain. <br />2. Farmakokinetik: Pyrazinamida baik terserap secara oral dan meresap kedalam sebagian besar tissu tubuh, termasuk CNS. Obat ini sebagian dimetabolisasi ke asam pyrazinoic, dan molekul induk dan metabolite-nya diekskresi dalam urin. Paruh-hidup plasma pyrazinamida naik dalam hepatis atau gagal ginjal. <br />3. Kegunaan klinis : Pemakaian gabungan pyrazinamida dengan obat-obat antituberculosis lain merupakan faktor penting dalam keberhasilan regim pengobatan “short-course”. <br />4. Toksitas : Sekitar 40 persen pasien mengalami nonguity polyarthralgia. Hyperuricemia biasa terjadi tetapi biasanya asymptomatik. Efek-efek buruk lain meliputi myalgia, iritasi gastrointestinal, ruam maculopapular, dysfungsi hepatik, porphyria, dan reaksi-reaksi fotosensitivitas. <br /><br />E. Streptomycin : Aminoglycosida ini sekarang lebih sering dipakai daripada sebelumnya karena prevalensi strain resistan-obat M. Tuberculosis yang berkembang. Streptomycin terutama dipakai pada kombinasi obat untuk pengobatan penyakit tuberculosis pengancam-jiwa, termasuk meningitis, penyebarluasan miliary, dan tuberculosis organ berat. Sifat-sifat farmakodinamis dan farmakokinetik dari streptomycin mirip dengan sifat aminoglycosida lain (lihat Gambar 45). <br /><br />F. Obat Alternatif: Obat-obat antimycobakteri lini-kedua dipakai pada kasus-kasus yang resistan terhadap obat lini pertama; obat-obat lini disebut sebagai obat lini-kedua karena mereka tidak lebih efektif, dan toksitasnya sering lebih serius ketimbang obat-obat lini pertama. <br />1. Amikacin diindikasikan untuk pengobatan suspected tuberculosis yang disebabkan oleh resistan streptomycin atau strain mycobakteria resistan multi-obat. Untuk menghindari munculnya resistansi, amikacin harus selalu dipakai bersama (dicampur) dengan regim obat lain. <br />2. Ciptofloxacin dan ofloxacin sering aktif melawan M. tuberculosis yang resistan terhadap obat lini-pertama. Fluoroquinolones harus selalu dipakai dalam regim campuran dengan dua agen aktif lain atau lebih. <br />3. Ethionamida adalah congener INH, tetapi resistansi-silang tidak terjadi. Kelemahan utama ethionamida adalah iritasi berat gastrointestinal dan efek-efek buruk neurologis pada dosis yang dibutuhkan untuk mencapai level plasma yang efektif. <br />4. Asam p-Aminosalicylic (PAS) jarang dipergunakan karena resistansi primer adalah lazim. Disamping itu, toksitasnya meliputi iritasi gastrointestinal, ulkerasi peptik, reaksi-reaksi hypersensitivitas, dan efek-efeknya pada ginjal, liver, dan fungsi thyroid.<br />5. Obat-obat lain terbatas dipakai karena toksitasnya meliputi capreomycin (ototoksitas, dysfungsi ginjal) dan cycloserine (neuropathy periperal, dysfungsi CNS). <br /><br />Obat Leprosy <br />A. Sulfones : Depsone (diaminodiphenylsulfone) tetap merupakan obat paling aktif melawan M. leprae. Mekanisme aksi sulfones bisa meliputi penghambatan sintesis asam folic. Resistansi dapat berkembang, khususnya jika dosis rendah diberikan. Depsone dapat diberikan secara oral, berhasil dengan baik meresap dalam tissu, mengalami siklus enterohepatik, dan dieliminasi dalam urin, sebagian sebagai metabolite acetylated. Efek-efek buruknya meliputi iritasi gastrointestinal, demam, ruam-ruam kulit, dan methemoglinemia. Hemolysis bisa terjadi, khususnya pada pasien penderita defisiensi glucose-6-phosphate. <br />Acedapsone adalah bentuk dapsone repositoris yang memberikan konsentrasi plasma penghambat untuk beberapa bulan. Selain penggunaannya pada leprosy, depsone merupakan obat alternatif untuk pengobatan pneumonia Pneumocystis carinii pada pasien AIDS. <br /><br />B. Agen (Obat) lain: Obat-obat alternatif untuk leprosy meliputi rifampin (lihat diatas) dan clofazimine. Clofazimine diberikan pada kasus resistansi dapsone atau intoleransi. Obat menyebabkan iritasi gastrointestnal dan kulit pucat (discoloration) yang menonjol. <br /><br /><br /><br />Obat untuk Infeksi Mycobakteri Atipikal <br />Infeksi karena mycobakteri atipikal (misalnya, M. Marinum, M. Avium-intracellulare, M. Ulcerans), walaupun kadangkala asymtomatik, bisa diobati dengan obat-obat antimycobakteria yang diinginkan (misalnya, ethambutal, rifampin) atau dengan antibiotik lain (misalnya, erythromycin, amikacin). <br /> M. avium complex (MAC) adalah penyebab infeksi yang tersebar luas pada pasien AIDS. Sekarang ini, clarithromycin atau azithromycin direkomendasikan untuk prophylaxis pad pasien penderita CD4 kurang dari 50/jtL. Pengobatan infeksi mAC membutuhkan kombinasi obat, satu regim utama yang terdiri dari azithromycin atau clarithromycin dengan enthambutol dan rifabutin, congener rifampin. <br /><br />Daftar Obat <br />Obat-obat berikut adalah anggota penting gugus obat yang dibahas dalam bab ini. Prototype harus dipelajari secara rinci; agen (obat) lain yang signifikan harus dikenali menurut subkelas khususnya. <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />2.6<br />48 AGEN ANTIFUNGAL<br />Konsep infeksi jamur sangat sulit untuk diobati secara khusus pasa immunocompromise atau neutropenik pasien, pda kebanyakan jamur sangat resister pada konvensional antimikroba agen dan hanya beberapa obat yang dihargai untuk pengobatan dari penyakit sistemik jamur. Amphotericin B dan azoles (fluconazoles, itracozole, dan ketokonazole) adalah sangat berharga pada sistem infeksi dan sangat beracub selektifnya pada jamur karena mereka berinteraksi dengan ergosterol adalah sterol yang unik pada fungal sel manusia adalah kolesterol. <br />Obat untuk sistemik infeksi jamur<br />A. amphotericin B<br />1. klasifikasi dan farmakokinetik <br />amphotericin B adalah antibiotik polyene yang berelasi pada nistatin <br />2. Mekanisme aksi:aksi fungicidal dari amphotericin B karena efeknya pada permeabilitas dan transport properti dari membran jamur.<br />3. Penggunaan klinik : amphotericin B adalah sistemik mikosis dan sering digunakan untuk inisial induksi regimen prior untuk mengikuti pengobatan dengan azole.<br />4. Toksisitas<br />a. relasi infusi: pembalikan efek yang berelasi secara intravena, biasana termasuk demam, kejang otot, muntah-muntah dan syok seperti jatuh pada tekanan darah.<br />b. Dosis yang limitasi: amphotericin B mengurangi filtrasi glomeular dan menyebabkan renal tubular asidosis dengan magnesium dan potassium wasting<br />c. Neurotoksisitas: intratecal administrasi dari obat boleh menyebabkan kelelahan dan kerusakan syaraf neurologi.<br /><br />B. Flucytosine (5fluorocytosine 5 fc)<br />1. klasifikasi dan farmakokinetik 5 FC adalah pyrimidine antimetabolit yang sangat berelasi pada obat antikanker 5 fluorouracil.<br />2. Mekanisme aksi: flucitosine diakumulasikan pada sel jamur dengan aksi dari membran permease dan dikonversikan dengan Cytosine deaminase pada 5 FU inhibitornya thymidylate sintase<br />3. Penggunaan klinik: antifungal spektrum dari 5 Fc adalah sempit sangat limitasi pada pengobatan kombinasi dengan amphotericin atau infeksi lain Crytococcus neofornes dan mungkin sistemik infeksi candidal.<br />4. Toksisitas: pada level plasma menyebabkan sumsum tulang yang reversibel, depresi, dan fungsi liver.<br /><br />C. Azole antifungal agen<br /><br />1. klasifikasi dan farmakokinetik: azole digunakan untuk sistemik mukosa termasuk ketoconazole, fluconazole, itraconazole dan voriconazole<br /><br />2.mekanisme aksi azole turut campur dengan sel fungal membran permeabilitas dengan mencegah sintesis dari ergosterol<br />3. Penggunaan klinik <br />a. ketokonazole<br />b.fluconazol<br />c. itraconazole<br />d.voriconazole<br /><br />4.toksisitas: pembalikan efek dari azoles termasuk muntah-muntah, diare, ruan kulit dan kadang-kadang hepatotoksik.<br /><br />Sistemik obat untuk superficial infeksi jamur<br />a. griseofulvin<br />b. terbinafine<br />c. azoles<br /><br /><br />Obat topikal untuk superficial infeksi fungal disebabkan oleh candida albicans dan atophytes nystatin adalah polyene antibiotik, topikal lain dari antifungal termasuk azole ikatan miconazole dan clotricomazole dan monazole haloprogin , tolnaftate dan ondocylonik asam.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />2.7<br />49. antiviral kemoterapi dan profilaksis<br /><br />Konsep: banyak pemggunaan dari agen antiviral mengatasi aksinya pada replikasi viral, keduanya pada tahap dari asam nukleus mensintesis tahap dari protein akhir sintesis dan prosesnya. Kebanyakan obat merupakan aktif terhadap virus herpes dan terhadap HIV adalah antimetabolit dengan strukturnya similar pada natural ikatan yang terjadi agar turut campur dengan viral asam nukleat sintesis atau akhir sintesis dari viral protein, antimetabolit harus dikonversi dengan bentuk aktif biasanya triphosphate derivate.<br />Sebagai contoh zidovudine (AZT) yang memahami proses posfrilasi dari sel induk pada sel host (indung kinase) yang membentuk nukleotida dianalogikan dengan apa yang mencegah DNA polimerase selektif toksisitas karena DNA viral polimerase adalah lebih sensitif pada inhibisi dari beberapa metabolisme yang merupakan mamalia polymerase. Acyclovir adalah lebih sensitif pada inhibisi dengan obat yang membutuhkan phosphorilasi hanya melalui sel host enzim. Penambahan ini sangat selektif sebagai bagian yang hasilnya untuk inisial fosporilasi dari acyclovir dengan viral thymidine kinase yang tidak ada pada sel yang tidak terinfeksi.<br />Limitasi dari monoterapi pengobatan pada HIV adalah stimulus umum untuk mengkombinasi antiviral kemoterapi.beberapa kombinasinya biasanya termasuk 2 nukleosida yang membalik transkriptase inhibitor (NRTIs) termasuk inhibitor dari HIV protease (PI). Pada kebanyakan kombinasi regimen sebuah nukleosida membalik transkriptase inhibitor dari HIV protease yang digunakabn pada tempat dari protease inhibitor. Peninggian aktif antiretroviral terapi (HAART) termasuk kombinasi obat yang dapat lambat dan membalik penambahan dari viral RNA yang mengisi pada normal progresi dari penyakit. Pada banyak AIDS pasien, HAART lambat dan membalik keputusan pada CD4 sel dan mengurangi insidensi dari oportunistik infeksi.<br /><br />Obat antiherpes<br />A. Acyclovir (Acycloguanosine)<br />1. Mekanisme: sangat aktif terhadap HSV dan VZV virus.<br />2. Farmakokinetik: secara topikal, oral dan intravena.<br />3. Penggunaan klinik dan toksisitas : secara mukokutaneus dan genital herpes lesion dan untuk profilaksis pada AIDS dan immunokompromised pasien. <br />4. Acyclovir termasuk famciclovir, penciclovir,valacyclovir.<br /><br />B. Foscarnet<br />1. Mekanisme: Foscarnet adalah phosphonoformate derivative yang tidak membutuhkan phosphorilasi untuk aktivitas antiviral<br />2. Farmakokinetik: secara intravena termasuk CNS.<br />3. penggunaan klinik dan toksisitas: untuk CMV ifeksi dan mempunyai aktivitas terhadap ganciclovir resisten strain untuk virus, efeknya pada keseimbangan elektrolit dan CNS efek.<br /><br />C Ganciclovir <br />D Cidofovir<br />E. obat antiherpes lain<br />Yaitu<br />1. Vidarabine<br />2. sorivudine<br />3. idoxuridine dan trifluridine<br />4. fomivirsen<br /><br />anti HIV agen nukleoside yang membalik trankriptase inhibitor yaitu<br />A. zidovudine<br />B. Didanosine<br />C. Zalcitabine<br />D. Lamivudine<br />E. Stavudine<br />F. Abacavir<br /><br />Anti HIV agen nonnukleosida yang membalik transkriptase inhibitornya<br />A. mekanisme : NNRTIs yang menggabungkan pada situs pembalikan transkriptase yang berbeda pada situs penggabungan dari NRTIs . <br />B. Nevirapine: biasanya digunakan untuk alternative kombinasi regimen dan sangat efektif untuk mencegah HIV vertikal transmisi single dosis.<br />C. Delavirdine: metabolisme dengan CYP3A4 dan CYP2D6.<br />D. Efavirenz: NNRTI ditunjukkan pada efektif HIV pengobatan kombinasi dengan 2 NRTIs.<br /><br />Anti-HIV agen protease inhibitor<br />a. Indinavir<br />b. Ritonavir<br />c. Protease inhibitor yang lain <br />Yaitu : Saquinavir,Nelfinavir,amprenavir<br />d. Efek pada karbohidrat dan metabolisme lipid<br /><br />Antiviral agen:<br />1. Amantadine dan rimantadine<br />2. Oseltamivir dan zanamivir<br />3. interferons<br />4. Ribavirin <br />5. Topikal antiviral obat termasuk idoxuridine, cytarabine dan trifluorothymidine.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />2.8<br />50. Antimikrobial agen dan urinari antiseptik<br />Antimikrobial agen<br />A. Metronidazole<br />1. mekanisme: derivative aktivitas terhadap protozoa dan bakteria.<br />2. Farmakokinetk: efektive secara oral dan memasuki CSF level pada darah<br />3. penggunaan klinik: antibakterial agen metronidazole aktivitasnya pada bakterioides dan clostridia.<br />4. Toksisitas: gastrointestinal iritasi, sakit kepala dan kolorasi urine<br /><br />B. Mupirocin<br />1. Mekanisme: Mupirocin fermentasi produk dari pseudomonas fluorescen<br />2. Farmakokinetik dan penggunaan klinik: topikal<br />3. Toksisitas: ruam kulit, eritema dan dermatitis kontak.<br /><br />C. Polymyxins<br />1. mekanisme: polymixin adalah polipeptida yang baktericidalnya terhadap gram negatif bakteria.<br />2. penggunaan klinik: toksisitas, polymiksin dibatasi pada terapi topikal<br />3. Toksisitas: paresthesias, ataxia, hematuria, proteinuria, nitrogen tretensi.<br /><br />Antiseptik urinaria<br />Urinaria antiseptik adalah obat oral yang sering dikeluarkan ke urine dan beraksi untuk mensupres bakteriuria, kekurangan obat sistemik antibakterial efek tetapi sangat toksik, urinari antiseptik adalah sering diadministrasikan dengan asam agen karena pH yang pendek dari inhibitor yang tidak bergantung dari bakteria pertumbuhan pada urine.<br /><br />A. Nitrofurantoin<br />B. Nalidixic acid<br />C. Methenamine<br /><br />Disinfektan dan antiseptik<br /> Walaupun term dari penggunaan sebuah disinfectan adalah ikatan yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme dan lingkungan dimana antiseptik yang satu digunakan untuk mencegah pertumbuhan bakteria yang tidak mempunyai selektive toksisitas , contohnya<br />a. Alkohol, aldehide dan asam: ethanol, isopropanol, formaldehide, asetik acid, salicil acid dan undcylenik asam pada pengobatan dermatopite infeksi.<br />b. Halogen: iodine tincture, hypochlorous asam dengan chlorine, halazone, dan chlorine, sodium hypoclorite<br />c. Agen oksidasi: Hidrogen peroksida, potassium permanganate.<br />d. Logam berat: Merkurisilver, thimerosal, merbromin, silver nitrate, silver sulfadiazine<br />E.Chlorinasi phenols: hexachlorphene, triclocarban, chlorhexidine, lindane<br /><br />E. kationik permukaan: Benzalkonium chloride dan cetylpyridinium chloride<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />2.9<br />51. Penggunaan klinik antimikrobial<br /><br />Konsep:<br />A. garis besar dari antimikrobial terapy: hasilnya pada tes laboratorium dianalisa, dibuat mikrobiologik diagnosis dari infeksi mikrobial, menentukan pengobatandan test, menseleksi obat optimal untuk obat.<br />B. Prinsip dari antimikrobial terapi<br /><br />1. tes perkiraan : sesuai dengan MIC <br />2. konsentrasi obat pada darah<br />3. serum baktericidal titer<br />4. rute administrasi<br />5. memonitoring terapeutik response<br />6. kegagalan penggunaan klinik dan antimikrobial terapi <br /><br />C. Faktor yang mempengaruhi penggunaan obat antimikrobial<br />1. Baktericidal termasuk bakteriostatik aksi<br />2.Eliminasi obat mekanisme<br />3.Kehamilan dan neonasi<br />4. Interaksi obat: interaksi termasuk nephrotoksisitas dan ototoksisitas yang diberikan dengan loop diuretik, vancomycin atau cysplatin.<br /><br />D. Antimikrobial kombinasi obat<br />1. situasi gawat darurat<br />2.Untuk menghambat resistensi<br />3.Infeksi yang tercampur<br />4. untuk menerima sinergis efek yaitu: sequential blokade, blokade dari inaktivasi obat enzim, memasuki pengambilan obat.<br /><br />E. Antimikrobial kemoprophylaxis<br />1. pada spesifik patogen<br />2.Tidak ada resistensi<br />3. prophylaktik obat untuk durasi limitasi<br />4. terapuetik konvensional dosis<br />5, prophylaxis<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />3.0<br />52. Basis prinsipel dari antiparasitik kemoterapi<br /><br />Rasional antiparasit yang terjadi pada kemoterapi alat-alatnya berbasis prinsipel pada toksisitas selektive, yang mana mencegah biokemikal dan perbedaan fisiologik antara parasit dan sel host. Banyak antiparasit agen pada enzim target adalah sangat unik pada parasit, obat lain dan obat yang berafek selular fungsinyabiasanya pada kedua indung, dan sel parasit.<br /><br />A. mekanisme termasuk enzim yang unik pada parasit: ditemukan pada sel host/inang<br />yaitu: <br />1. dihydropteroate sintase<br />2. Piruvat ferredoksin oxidoreduktase<br />3. bukleosida phosphotransferase<br />4. trypanothione reduktase.<br /><br />B. mekanisme yang termasuk enzim pada parasit:<br />1. Purine phosphoribosyl transferase: Allopurinol<br />2. Ornithine decarboxylase: DFMO<br />3. Glycolytic enzim:salicylhydroxiamid acid, suramin<br /><br />C. mekanisme yang termasuk fugsi yang biasa dipunyai pada sel indung parasit<br />1. Dihydrofolate reduktase: pyrimethamine<br />2. Thiamin transpoter: amprolium<br />3. Mithochondrial elektron transpoter: 4-hydroxyquinolone<br />4. Mikrotubula: terdiri dari cytoskeleton dan mitotik gelembung terdiri dari tubulin polimer.<br />5. Neurotransmission dan kontraksi otot: contoh obatnya levamisole, pyrantel pamoate, piperazine (GABA), milbemycin, avermectin, praziquantel.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />3.1<br />53. OBAT ANTIPROTOZOAL<br /><br />Konsep: <br />Obat untuk malaria: <br />Parasit dari malaria mempunyai kompleks kehidupan yang aksinya pada beberapa poin. Plasmodium yang spesiesnya menginfeksi manusia yaitu (p falciparum, p malarae, p ovale, p vivax) yang disebarkan melalui wanita pada tahap primer dari jaringan primer fasenya. Mereka dapat memasuki darah dan parasit eritrosit (eritrosit fase). P falciparum dan p malariae hanya mempunyai satu siklus dari sel hati yang mengalami invasi. Hal itu setelah multiplikasi yang disebut eritrosit, spesies yang lain yang mempunyai dormant tahap hepatik yang mana disebut hypnozoites) yang sangat responsibel untuk infeksi tertentu yang melepas setelah penyembuhan dari sel host untuk infeksi inisial.<br />Schizon pada hati segera adalah infeksi yang mana merupakan schizontisida darah membunuh bentuk parasit ini hanya pada gamet di darah, obat juga menghancurkan exoerythrocytik pada hati skizon dapat menyebabkan pelepasan demam malaria (sporontisida) mencegah sporogoni dan multiplikasi dari nyamuk.<br /><br />A. Chloroquine<br />B. Quinine<br />C. Mefloquine<br />D. Primaquine<br />E. Obat antifolat<br /><br />Obat untuk Amebiasis<br />Jaringan amebicids (chloroquine, emetins, metronidazole) beraksi sebagai organisme pada usus dan hati luminal amebicida (diloxanide furoate, iodoquinol,paramomycin) beraksi hanya pada lumen dari usus. Pemilihan dari ketergantungan obat bergantung pada bentuk dari amebiasis untuk asymptomatik, diloxanine furoate atau iodoquinol. Regimennya adalah chloroquine yang direkomendasikan pada abses hati amebik yaitu obat-obatnya:<br />A. diloxanide furoate<br />B. emetines<br />C. iodoqiunol<br />D. metronidazol<br />E. paromomycin<br /><br />Obat-obat untuk pneumocytosis dan toxoplasmosis<br />A. pentamidine<br />B. Trimethoprim sulfamethoxazole<br />C. Antifols (pyrimethamine dan sulfonamida) <br />D. Atovaquone<br />E. Agen leucovorin<br /><br />Obat untuk trypanosomiasis:<br />A. pentamidine<br />B. melarsoprol<br />C. nifurtimox<br />D. suramin<br /><br />Obat untuk leishmaniasis<br />Dari kutaneus dan mukokutaneus lesi dengan demam yaitu sodium stibogluconate. , penthamidine, metronidazole, amphotericin B<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />3.2<br />54 OBAT ANTHELMINTIC<br /><br />Konsep: Obat anthelmintik merupakan struktur kemikal pada mekanisme aksi dan propertisnya. Kebanyakan ditemukan pada emphirik screening metoda, terhadap spesifik parasit dan beberapa mencegah signifikant toksisitas pada sel host. Sebagai penambahan pada toksisitas langsung dari obat, reaksi pada kematian dan parasit yang mati boleh menyebabkan toksisitas yang serius pada pasien, dimana dibagi menjadi 3 grup pada basis tipe dari helminth primarily afeksinya pada (nematoda, trematoda dan cestoda)<br /><br />Obat yang beraksi terhadap nematoda<br />Secara medis sangat penting pada nematoda intestinal yang responsive pada terapi obat termasuk enterobius vermicularis, trichuris trichiuria, ascaris lumbricoides, ancyclostoma, strongyloides stercoralis diestimasi oleh infeksi intestinal nematoda. <br />Obatnya antara lain:<br />A. albendazole<br />B. diethylcarbamazine <br />C. ivermectin<br />D. mebendazole<br />E. piperazine<br />F. pyrantel pamoate<br />G. thiabendazole<br /><br />Obat yang beraksi terhadap Trematoda<br />a. praziquantel<br />b. bithionol<br />c. metrifonate<br />d. oxamniquine<br /><br />Obat yang beraksi terhadap cestoda<br />Yaitu niclosamide.<br />3.3<br />55. Kemoterapi kanker<br /><br />Pengobatan dari kanker membutuhkan banyak tipe yang berbeda pada obat pada beberapa target yang berbeda<br /><br />Kanker sel pada roda kinetik<br />b. sel roda kinetik: populasi sel kanker kinetik dan kanker sel yang roda sangat penting determinanya pada aksi dan penggunaan klinik dari obat antikanker. Banyak obat antikanker beraksi sangat spesifik terutama pada sel tumor yang berjalan pada perputaran. Roda sel yang spesifik CCS dan lainnya (roda sel ccs obat yang biasanya lebih aktif pada spesifik fase dari roda sel dan ccs obat yang secara faktanya sangat efektif ketika proporsi sangat luas pada sel sel tumor yang mengalami proliferasi ketika pertumbuhan dari fraksi sangat tinggi.<br />c. Hipotesa log-kill: cytotoxic obat eraksi dengan kinetik pemesanan yang pertam, diberi sebuah dosis yang mebunuh sebuah proporsi yang konstan dari populasi sel yang lebih dari sel yang jumlah sel yang konstan. Log-kill hipotesis ditujukan pada besarnya sel tumor dibunuh oleh obat anti kanker adalah fungsi logaritmik. Banyaknya dosis yang sama dikurangi dengan banyaknya jumlah sel oleh 3 besarnya pemesanan.<br />d. Resistensi pada obat antikanker: obatnya sangat resistensi dengan problem yang utama pada kanker kemoterapi . mekanisme dari resistensi termasuk keterangan dibawah ini. <br /><br />1. Penambahan perbaikan DNA: sebuah penambahan dari rating DNA yang diperbaiki pada sel tumor dapat sangat bertanggung jawab untuk kelangsungan dan sangat penting pada kasus dari kebanyakan alkilating agen dan cisplatin.<br />2. formasi dari agen yang terperangkap: kebanyakan sel tumor bertambah pada produksinya dari thiol yang ditangkap oleh agen agen (glutathione) yang mana berinteraksi dengan obat antikanker yang reactive untuk spesies dari elektrophilic. Mekanisme ini sangat resis ten terlihat dengan alkylating akting bleomycin, cisplatin dan anthracyclines<br />3. perubahan pada target enzym<br />perubahan pada sensitivitas dari sebuah target enzym, dihydrofolate eduktase dan penamahan sintesis dari enzim adalah mekanisme resistesi dari tumor sel pada methrotrexate.<br />4. pengurangan aktivasi dari obat awal adalah resistensi dari antimetabolite (mercaptopurine thioguanine) dan pyrimidine antimetabolite (cytarabine, fluorouracil) dapat menghasilkan dari pengurangan aktivitas pada sel tumor resistensi pada kebanyakan purine dan piyrimidine anti metabolite<br />5. inaktivasi dari obat antikanker: penambahan aktivitas dari enzi dapat untu mengaktivasi obat antikanker dan mekanisme dari sel tumor resistensi pada kenanyakan purine dan pyrimidine antimetabolites.<br />6. pengurangan akumulasi obat: bentuk dari multi obat resistensi termasuk penambahan ekspresi dari gen normal (MDRI gen) untuk sebuah permukaan sel glycoprotein (p-glycoprotein)transportasi molekul ini termasuk pada pengeluaran akselerasi dari banyak obat antikanker pada resistensi sel.<br /><br />Alkylating agen<br /><br />Alkilating agen termasuk nitrogen mustard (chloramucil,cyclophosphamide, mechlorethamine), nitrosurea (carmustine (BCNU),lomustine (CCNU) dan alkylsulfonates (busulfan) obat-obat lain yang beraksi pada bagian dari alkilating agen termasuk cisplatin, dacarbazin procarbazine. Alkylating agen adalah CCNS obat. Mereka membentuk reaktive dari molekuler spesies yang alkylating nucleophilik grup pada DNA basis, secara partikular terdiri dari N-7 posisi dari guanine. Ini memimpin pada basis, abnormal basis memperbaiki , dan DNA strand memutus rantai umur, sel tumor sangat resisten pada obat yang terjadi melalui pertambahan dari perbaikan DNA, mengurangi permeabilitas obat , atau produksi dari trapping agen seperti thiols.<br /><br />A.Cyclophosphamide:<br />1. pharmakokinetik: sitokrom hepatik dari P450 bermediasi pada biotransformasi dari cyclophosphamide yang dibutuhkan pada aktivitas antitumor. Satu dari pemecahan produk adalah acrolein.<br />2. penggunaan klinik: penggunaan dari cyclophosphamide termasuk non-hodkin limfoma, payudara dan ovarian kanker dan neuroblastoma.<br />3. Toksisitas: gastrointestinal adalah keadaan yang sangat berbahaya, myelosuppresion dan alopecia dan pembalikan yang diinginkan efeknya. Hemorrhagik cistitis karena formasi dari acrolen boleh dikurangi oleh hidrasi yang hebat dan dengan penggunaan dari mercaptoethanesulfonate (mesna). Cyclophosphamide boleh juga menyebabkan kardiak disfungsi, toksisitas pulmonar dan sebuah sindrom dari ketidaksesuaian sekresi ADH.<br /><br />B. Mechloretamine:<br />1. Mechanisme dan farmakokinetik : mechloretamine secara spontan membagi badan pada reaktive sitotoksik produk<br />2. Penggunaan klinik: mechloretamine adalah yang terbaik digunakan pada MOPP regimen untuk penyakit hodgkin.<br />3. Toksisitas : penggunaan gastrointestinal yang berlebih, myelosupresi dan alopecia adalah biasa, mechloretamine ditandai sebagai aksi yang penting<br /><br />C. Carmustin (BCNU) dan lomustin (CCNU)<br />1. Farmakokinetik: BCNU dan CCNU adalah nitrourea dengan lipofilik yang tinggi dan berfasilitasi pemasukkan dari CNS<br />2. penggunaan secara klinik: BCNU dan CCNU digunakan untuk menamah pengobatan pada tumor otak.<br />3. toksisitas: efek yang merugikan termasuk gastrointestinal yang berlebihan, melosupresi dan CNS disfungsi.<br /><br />D. Ciplatin dan Carboplatin<br />1. farmakokinetik: Cisplatin digunakan secara intravena, obat yang didistribusikan pada kebanyakan jaringan dan dibersihkan tanpa perubahan oleh ginjal.<br />2. penggunaan klinik: Cisplatin biasanya digunakan sebagai komponen dari regimen untuk testicular karsinoma untuk kanker dan bladder, paru-paru dan ovarium. Carboplatin mempunyai penggunaan yang sama.<br />3. Toksisitas: Cisplatin menyebabkan gastrointestinal yang berlebihan dan toksisitas hematopoietin yang ringan dan ini ada toksisitas syaraf (perifer neuritis dan kerusakan syaraf akustik) dan nephrotoksik. Kerusakan renalis boleh dikurangi dengan penggunaan mannitol yang dipaksa dengan hydrasi. Carboplatin adalah nephrotoksik yang kurang lebih dari cisplatin dan sangat kurang diskai sehingga menyebabkan kehilangan rambut, tetapi hal tersebut mempunyai aksi myelosupresi aksi.<br /><br />E.Procarbazin:<br />1. mekanisme: Procarbazin adalah merupakan agen yang reaktif yang membentuk hydrogen peroxide, yang mana membangkitkan radikal bebas yang menyebabkan DNA strand.<br />2. farmakokinetik: procarbazine sangat aktif secara oral dan mempenetrasi pada kebanyakan jaringan termasuk cairan cerebrospinal yang dieliminasi melalui metabolisme hepatik.<br />3. penggunaan klinik: penggunaan utama pada obat yang komponennya dari MOPP regimen untuk penyakit Hodgkin<br />4. toksisitas: proarbazine adalah myelosupresi yang menyebabkan gastrointestinal iritasi, CNS disfungsi, perifer neuropathy dan reaksi kulit. Procarbazine mencegah banyak enzim termasuk MAO dan itu yang termasuk pada oat metabolisme hepatik. Disulfiram yang disukai reaksinya terjadi dengan ethanol adalah obat yang leukemogenik.<br /><br />F. agen alkylating yang lain: busulfan kadang-kadang digunakan pada penggunaan myelogenous leukemia kronik. Yang menyebabkan insufisiensi adrenal, fibrosis pulmonary dan pigmentasi kulit. Dacarbazin digunakan pada penyakit Hodgkin yang merupakan bagian dari regimen ABVD. Yang menyebabkan alopecia, kruam pada kulit, gastrointestinal yang berlebihan, myelosupresi, phototoksisitas dan sindrom seperti flu. <br /><br />Antimetabolit-antimetabolit<br />Antimetabolit yang similr secara struktural pada ikatan endogen dan yang antagonist adalah asam folic (methotrexate), purines (mercaptopurine,thioguanine) atau pyrimidine (fluorouracil, cytarabine), antimetabolite antimetabolit adalah obat CCS yang secara primer pada fase S dari siklus sel. Mereka mempunyai aksi pada DNA jalur sintetik. Pada penambahan sitoktoksik efek pada sel neoplastik. Antimetabolitnya juga mempunyai aksi immunospresi. Kebanyakan penggunaan dari antimetabolit pada penyakit neoplastik.<br /><br />A.Methotrexate:<br />1. Mekanisme aksi dari resistensi: methotrexate adalah sebuah substrat untuk dan inhibisi dari dihydrofolate reduktase. Aksi ini memimpin pada pengurangan sintesis dari thymidylate, yaitu purine nucleotida, dan asam amino dan apa yang demikian tercampur dengan asam nukleat dan metabolisme protein. Formasi dari derivat polyglutamate derivative adalah methotrexate yang muncul untuk menjadi aksi cytotoxic yang sangat penting. Sel tumor sangat resisten pada mekanisme termasuk pengurangan dari akumulasi obat, perubahan pada sensitivitas obat atau aktivitasnya dari dihydrofolate reductase dan pengurangan dari formasi polyglutamat.<br />2. Farmakokinetik: Oral dan intravena administrasinya dari methotrexate menghasilkan jaringan pada istribusinya kecuali pada CNS. Methotrrexate tidak dimetabolisasi, dan itu dibersihkan dan tidak bergantung pada pembersihan fungsi renal. Hidrasi cukup memadai yang dibutuhkan untuk mencegah crystallization pada tubula renalis.<br />3. penggunaan klinik: Methotrexate adalah efektif choriocarcinoma, akut leukemia, non hodgkin dan kutaneus T sel lymphoma dan kanker payudara. Methotrexate digunakan juga pada rheumatoid arthritis dan psoriasi <br />4. toksisitas: sebagai efek yanag biasa termasuk sumsum tulang supresi dan efek toksik pada kulit dan gastrointestinal mucosa (mukositis). Efek toksik dari methrotexate adalah sel normal yang boleh dikurangi dengan administrasi dari asam folinic (leucovorin). Strategi ini disebut penyelamatan leucovorin. Penggunaan yang lama dari methotrexate memimpin pada hepar toksisitas dan pada infiltrasi pulmonal dan fibrosisnya, salisilat, NSAIDs, sulfonamides, dan sulfonylureas mempertinggi toksisitas dari methotrexate.<br /><br />B. Mercaptopurine (6-MP) dan Thioguanine (6TG)<br />1. Mekanisme aksi dan resistensinya: Mercaptopurine dan Thioguanine adalah purine antimetabolit . Keduanya adalah obat yang diaktivasi denan hypoxanthine-guanine. Phosphoribosyltransferase (HGPRTase) pada nucleotida yang sitotoksik yang mencegah beberapa mekanisme dari enzim yang memasuki purine metabolism. Resistensi sel tumor yang sudah dikurangi aktivitasya oleh (HGPRT ase, atau mereka boleh menambah pada produksinya dari alkaline phosphatase yang mengaktivasi toksik nukleotida.<br />2. Farmakokinetik: Mercaptopurine dan Thioguanine mempunyai boavaibilitas oral yang disebabkan metabolisme lintas pertama dengan enzim hepatik. Metabolisme ini adalah 6- MP oleh xanthine oksidase yang diinhibisi oleh allopuroinol.<br />3. Pengunaan klinik: purine antimetabolite digunakan terutama pada akut leukemia dan chronik myelocytic leukemia.<br />4. Toksisitas: pada sumsum tulang supresi mencapai dosis limit tetapi disfungs dari hepatic juga terjadi (Cholestasis, jaundice,nekrosis).<br /><br />C. Cytarabine (Ara-C):<br />1. Mekanisme aksi dan resisteni: Cytarabine( Cytosine arabinoside) adalah pyrimidine antimetabolit. Obat yang diaktivasi oleh kinase pada AraCTP, sebuah inhibitor dari DNA polimerase. Semua antimetabolite, cytarabine adalah yang paling spesifik untuk S fase dari sel tumor. Resistensi pada cytarabine dapat terjadi sebagai hasil dari pengurangan atau pengambilan conversinya pada AraCTP.<br />2. Pharmakokinetiks: Obat yang digunakab secara parenteral dan intravena yang pendek pemasukannya bleh mencapai level yang lumayan dari cerebrospinal cairan. Ara-C ieliminasi via metabolisme hepatik.<br />3. penggunaan klinik: Cytarabine adalah yang penting pada regimen untuk pengobatan dari akut leukemia.<br />4. Toksisitas: Ara-C menyebabkan gastrointestinal iritasi dan myelosupresi. Peninggian dosis memimpin pada neurotoksisitas dari cerebral fungsi dan perifer neuritis.<br /><br />D. Fluorouracil (5-Fu):<br />1. Mekanismenya: fluorouracil dibiotransformasi pada % fluoro 2 deoxyuridie 5 monophosphate (5-Fdump) yang mana mencegah thymidylate sintesis dan memimpin pada kematian thymineless dari sel. Tumor sel sangat resisten mekanismenya termasuk pengurangan aktivasi dari %fu , ditambahkan pada thymidylate sintesis aktvitas dan mengurangi sensitivitas obat dari enzim ini.<br />2. farmakokinetik: ketika diberi secara intravena, fluorouracil secara lebar ddistribusikan termasuk pada cairan cerebrospinal. Eliminasi dari metabolisme yang pertama. <br />3. Penggunaan klinik: fluorouracil digunakan pada kantun kemih, payudara dan usus besar, kepala, leher yang biasa digunakan secara topical untuk keratose dan sel basal superfisial karsinoma.<br />4. Toksisitas: gastrointestinal yang berlebihan, myelosupresi dan alopecia adalah yang biasa.<br /><br />Alkaloid Plant<br /><br />Ynag paling penting pada CCS obat adalah Vinca alkaloids (vinblastine, vincristine), podophylotoksin (etoposide, teniposide) dan taxanes (paclitaxel, dicetaxel).<br /><br />A.vinblistine dan Vincristine <br />1. mekanismenya: Vinblistine dan vincristine adalah rancun gabungan yang mana mencegah pertemuan dari tubulin dimer pada microtubula, memblok formasi dari mitotik spindle. Mereka beraksi secara primer pada fase M dari kanker litik sel. Resistensi boleh terjadi dari penambahan pengeluaran dari oat dari tumor sel melalui tranporter membran obat.<br />2. Farmakokinetik: keduanya obat boleh diberi secara parenteral, mereka mempenentrasi kebanyakan jaringan kecuali cairan cerebrospinal. Keduanya telah dibersihkan secara utama melalui ekstresi biliar.<br />3. penggunaan klinik: Vincristine adalah componen dari MOPP dan COP kombinasi obat regimennya digunakan pada akut leukemia, lympoma, wilms tumor dan choriocarcinoma. Vinblastin adalah komponen dari ABVD regimen untuk penyakit Hodgkin dan digunakan untuk lymphoma yang lain, neuroblastoma, testicular carsinoma dan kaposi’s sarcoma.<br />4. Toksisitas: Vinblastine menyebabkan myelosupresi yang serius tetapi mempunyai neurotoksik akssi dan bolh menyebabkan areflexia, perifer neuritis dan paralytic ileus.<br /><br />B. Etoposide dan teniposide<br />1. Mekanisme: Etoposide menambah degradasi dari DNA, yang sangat mungkin melalui VIA interaksi dengan topoisomerase II yang juga mencegah mitokondria transport elektron. Obat yang kebanyakan aktif pada s akhir dan dan G2 yang pertama muncul pada fase dari litik sel. Teniposide adalah sebuah analog dengan pharmakologik karakteristik yang sama.<br />2. Farmakokinetik: etoposide yang diabsorbsi dengan baik setelah administrasi oral dan didistribusi pada kebanyakan jaringan. Eliminasi dari etoposide terutama melalui ginjal, dan dosis sari reduksinya harus dibuat pada pasien dengan perbaikan ginjal.<br />3. Penggunaan klinik: beberapa agen digunakan pada kombinasi dari obat dan regimen untuk terapi dari paru-paru (sel kecil), prostat dan carcinoma testicular.<br />4. toksisitas: etoposide dan tenoposide adalah gastrointestinal iritan dan menyebabkan alopecia dan sumsum tulang supresi.<br /><br />D.Paclitaxel dan docetaxel<br />1. Mekanisme: Paclitaxel dan docetaxel adalah racun spindel dan yang beraksi dengan berbeda dari vinca alkaloid yang mencegah microtuba pada pertemuan di monomer tubulin.<br />2. Farmakokinetik: Paclitaxel dan docetaxel diberikan secara intravena.<br />3. Penggunaan klinik: Taxane digunakan pada tingkat lebih tinggi dari kanker payudara dan kanker ovarian.<br />4. Toksisitas: Paclitaxel digunakan menyebabkan neutropenia, thrombocytopenia dan insiden tertinggi dari perifer neuropathy dan kemungkinan hipersensitivitas reaksi selama diinfus. Docetaxel menyebabkan neurotoksisitas dan sumsum tulang depresi.<br /><br />Antibiotik-antibiotik<br /><br />Kategori dari antineoplastik obat dibuat untuk beberapa struktur yang tidak sama pada agen-agen, termasuk doxorubicin, daunorubicin, bleomycin, dactinomycin, mitomycin dan mithramycin.<br /><br />A.doxorubicin dan daunorubicin:<br />1. mekanisme-mekanisme: Anthracycline ini dapat berinteraksi antara pasangan basis yang mencegah topoisomerase 2 dan menyebabkan radikal bebas. Mereka memblok sintesis dari RNA dan DNA yang menyebabkan DNA strand. Membran yang mengalami disrupsi juga terjadi antracyclineine adalah CCNS obat.<br /><br />2.Farmakokinetik: Doxorubicin dan daunorubicin boleh diberikan secara intravena. Mereka dimetabolisme di hati dan produksi-produksinya dieksresi pada kantung empedu dan urine (berwarna merah bukan hematuria).<br /> 3. Penggunaan klinik: Doxorubicin adalah komponen dari ABVD regimen yang digunakan pada pengobatan dari myelomas, sarcoma dan payudara, endometrium, paru-paru, dan ovarium juga kanker thyroid, penggunaan utama dari daunorubicin adalah pada penggunaan dari akut leukemia yang dibuktikan untuk penggunaan pada akut myelogenase leukemia.<br />4. leukemia: keduanya obat menyebabkan sumsum tulang supresi, gastrointestinal yang berlebihan dan alopecia yang berat. Kebanyakan dari mereka adalah efek khusus yang merugikan dari cardiotoksisitas yang mana termasuk inisial electrocardio grafik abnormalitas (dengan kemungkinan dari arrythmia) yang dengan lambat berkembangnya kardiomyopathy dan gagal jantung kongestif. Dexarozane adalah radikal bebas yang diburu boleh untuk melindungi terhadap toksisitas dari jantung . Formulasi liposomal dari doxorubicin boleh sedikit sekali toksisitas cardionya.<br /><br />C. Bleomcin<br />Blemycin adalah percampuran dari glycopeptida yang mengontrol radikal bebas yang mana bergabung dengan DNA menyebabkan putusnya DNA dan menghambat sintesis DNA. Bleomycin adalah sebuah obat CCS yang aktif pada fase G2 dari sel-sel tumor.<br /><br />Farmakokinetik: Bleomycin juga digunakan secara parenteral dan diinaktivasikan secara parenteral dan diinaktivasi dari amino peptidase tetapi kebanyakan pembersihan yang lengkap dari obat juga terjadi.<br /><br />Penggunaan klinik: Bleomycin adalah komponen dari regimen obat untuk penyakit hodgkin dan kanker testicular. Itu juga digunakan untuk pengobatan dari lymphoma dan untuk sel squamosa kanker.<br /><br />Toksisitas: toksisitasnya dari bleomycin termasuk disfungsi pulmonar( Pneumonitis, fibrosis) yang mana mengembangkan lambatnya dan limitnya dosis. Hipersensitivitas reaksi (panas dingin, anaphylaxis) adalah hal yang biasa, banyaknya reaksi dari mukokutans (alopecia, blister, formasi dan hyperkeratosis).<br /><br />C.dactinomycin<br />1. mekanisme dan farmakokinetik: Dactinomycin adalah CCNS obat yang menggabungkan double strand DNA dan mencegah bergantungnya DNA pada sintesis RNA, Dactinomycin boleh diberikan secara parenteral dan keduanya merupakan obat lengkap dan metabolit-metabolitnya dieksresikan melalui kantung empedu.<br />2. penggunaan klinik : Dactinomycin digunakan pada melanoma dan tumor wilms.<br />3. Toksisitas : Obat ini mengunakan supresi dari sumsum tulang, reaksi kulit dan iritasi gastrointestinal.<br /><br />D.Mitomycin<br />1. Mekanisme dan farmakokinetik:<br />Mitomycin adalah sebuah CCNS obat yang dimetabolisme dengan enzim-enzim hati untuk membentuk alkylating agen yang berhubungan dengan link-link DNA. Mitomycin diberikan secara intravena dan cepat melalui hepatik metabolisme.<br />2. Penggunaan klinik: mytomicin beraksi terhadap hypoxic sel-sel tumor dan digunakan untuk kombinasi regimen pada adenocarcinoma pada cervix, lambung pankreas dan paru-paru.<br />3. toksisitas: Mitomycin menyebabkan myelosupresi yang berat dan tokssitas pada jantung, hati dan paru-paru juga ginjal.<br /><br />Hormonal dan antikanker:<br />A Glukokortikoid : Prednison adalah kebanyakan digunakan pada glukokortikoid pada kanker kemoterapi, steroid mempunyai aplikasi pada regimen obat untuk akut dan khronik limfositik leukemia pada penyakit hodgkin (MOPP regimen) dan limfoma lainnya. Toksisitas digambarkan pada bagian 39. <br />B. Hormon sex: Estrogen, progestin dan androgen digunakan pada banyak hormon yang bergantung pada kanker untuk merubah keseimbangan hormon. Fluoxymesterone dan androgenik steroid, boleh digunakan pada wanita dengan kanker payudara pada tingkat lanjut, estrogenik steroid (misalnya diestillbestrol) adalah kadang-kadang digunakan pada pria dengan karsinoma prostat.<br />C. hormon antagonist gonad:<br />Tamoxifen adalah sebuah estrogen dengan reseptor bagian dari agonist, memblok penggabungan dari estrogen pada reseptor dari estrogen sensitive kanker, sel pada jaringan payudara, obat-obat yang digunakan pada reseptor positif kanker payudara dan boleh mempunyai efek yang preventif pada wanita pada kerugian dari kanker payudara. Tamoxifen mempunyai aktivitas pada resistensi dari progestin , endometrial carsinoma tetapi boleh menjadi estrogen aktif reseptor pada sel endometrial untuk menyebabkan hyperplastik dan neoplasia. Toksisitasnya termasuk pusing, mual dan muntah-muntah, panas tinggi , perdarahan pada vagina, hypercalcemia dan disfungsi dari ocular juga edema perifer. Tamoxifen adalah estrogen reseptor antagonist terbaru yang digunakan pada tingkat lebih lanjut dari kanker payudara. Flutamida adalah sebuah androgen reseptor antagonist yang digunakan pada karsinoma prostat efek yang berlebihan termasuk gynecomastia, panas badan dan disfungsi hepatik.<br />D. Gonadotropin: Pelepasan hormon analognya dengan leuprolide, gosereli dan nafarelin adalah GnRh agonist ketika diadministrasikan pada dosis hormon juga untuk menjaga stabilitas pada beberapa level. Mereka mencegah pelepasan dari pituitari LH dan FSH. Mereka adalah agen yang efektif sebagai diethyestrolbestrol pada carsinoma prostat dan menyebabkan beberapa efek lanjut, leucoprolide boleh menyebabkan sakit tulang, gynecomastia, hematuria, impotence dan atrofi testicular.<br />E. Inhibisi aromatase: Anastrozole dan letrozole mencegah aromatase enzim yang mengkatalisa konversi dari androstenedione (sebuah androgenik prekursor) pada esterone ( sebuah estrogenik hormon) keduanya adalah obat yang digunakan pada kanker payudara pada tingkat lanjut. Toksisitas termasuk mual, muntah, diare, panas dingin , sakit tulang dan punggung dyspnea dan perifer edema. <br /><br />Bermacam-macam agen antikanker <br />A.Asparaginase adalah enzim yang menghabiskan serum asparaginase, itu digunakan pada pengobatan dari sel T auxotrofik kanker (leukemia dan Lymphoma) yang membutuhkan eksogen asparaginase untuk pertumbuhan. Asparaginase diberikan secara intravena dan boleh menyebabkan hipersensitivitas reaksi yang berat akut pankreatitis dan perdarahan.<br />B. Mitoxantone: ini adalah ikatan antrasit yang mungkin beraksi melalui DNA basis alkilasi Mitoxantrone digunakan sebagai kombinasi regimen untuk refrakter akut leukemia daripada kanker payudara. Myelosupresi, efek gastrointestinal dan cardiak arrythmia adalah efek toksik dari obat.<br />C. interferon-Interferon: Interferon adalah glycoprotein dengan antineoplastik, immunosupresive dan aksi antiviral, alpha interferon adalah sangat efektif terhadap banyak macam dari neoplasma termasuk sel leukemia berambut pada tingkat awal dari myelogenous kronik leukemia dan sel T Lymphoma efek toksik dari interferon termasuk myelosupresi dan disfungsi neurologik.<br />D. antibodi Monoclonal: <br />Rituximab adalah antibodi monoclonal pada permukaan protein berupa nonhodgkin sel lymphoma ini dihadirkan dengan pengunaan dari konvensional obat antikanker (misalnya cycclophosphamide termasuk vincristine prednisone) pada tingkat rendah dari lymphoma. Transzumab adalah sebuah antibody monoclonal pada pmukaan protein pada kanker payudara yang lebih cepat proteinnya toksisitas akut dari antibodi antibodi ini termasuk mual, muntah, panas dingin dan sakit kepala rituximab digunakan berasosiasi dengn hipersensitivitas aksi dari myelosupresi, transzumab boleh menyebabkan fungsi jantng, termasuk kegagalan fungsi jantung.<br /><br />Strategi pada kemoterapi kaker<br />A.Prinsip dari terapi kombinasi: kemoterapi dengan antikanker kombinasi dari obat biasanya bertambah ditandai dengan log kill (angka mati log) pada beberapa kasus sinergis efek yang diterima, kombinasinya adalah sering sitoktoksik, pada populasi heteregenous dari sel-sel kanker dan boleh untuk mencegah perkembangan dari clone yang resisten kombinasi dari obat menggunakan CCS dan CCNS obat boleh mengalami sitotoksik membagi dan mengistirahatkan sel kanker, prinsip-prinsip yang terdapat sangat penting untuk menyeleksi obat-obat yang sesuai untuk penggunaan pada terapi kombinasi.<br />1. Beberapa obat boleh aktif ketika digunakan sendiri terhadap kanker tertentu.<br />2. Obat-obat sehausnya mempunyai mekanisme aksi yang berbeda.<br />3. Resistensi silang antara obat-obat seharusnya minimal.<br />4. Obat-obat seharusnya mempunyai efek toksik.<br /><br />B.Contohnya dari terapi kombinasi<br />1. Penyakit Hodgkin<br />a. MOPP regimen (Mechloretthamine, onclovin (vincristine) procarbazine dan prednisone. Regimen ini sangat aktif dan tetap digunakan dalam tahap pengobatan. 3 dan 4 dari penyakit untuk beberapa tahun dan ini ditempatkan untuk terapi inisial dengan ABVD inisial dengan ABVD regimen.<br />b. ABVD regimen, adriamycin (doxorubicin), bleomycin, vinblistine dan dacarbazine . ABVD regimen adalah sama efektif dan muncul untuk lebih disukai daripada MOPP regimen yang menyebabkan sterilitas dan leukemia ganas kedua. Jika neoplasma menjadi resisten MOPP regimen boleh dialternasikan dengan ABVD regimen.<br />2. Penyakit nonhodgkin’s lympoma: COP regimen yang mana termasuk cyclophosphamide , oncovin (vincristine) dan prednison biasanya digunakan dengan atau tanpa doxorubicin (COP-D) <br />3. Carcinoma testicular : PV regimen yang mana termasuk platinol (Cisplatin), Vinblastin dan bleomycin adalah pengobatan orginal sebuah perkenalan dari regimen tertentu (PFB) yang mana vinblastin dtempatkan dengan etoposide adalah sama efeknya dan dapat ditoleransi jadi hal tersebut dapat diketahui.<br />4. Kanker payudara<br />Postoperative kemoterapi yang biasanya termasuk digunakan dari CMF regimen fluorouracil. (Cyclophosphamide, methotrexate dan fluorouracil) dengan atau tanpa tamoxifen (atau toremifene) ditambahkan pada beberapa regimen untuk reseptor positif kanker dan transzumab boleh termasuk jika tumor-tumor lebih diekspresikan dengan protein.<br />Penambahan strategi untuk kemoterapi kanker<br />1.detak terapi <br />Termasuk pengobatan yang sebentar dengan dosis-dosis tinggi dari obat anti kanker dosisinya lebih toksik dan digunakan dengan lanjut pada intensive pengobatan setiap 3-4 minggu mengikuti maximum efek pada sel neoplastik dengan hematologik dan imunologik, penyembuhan antara waktu. Tipe ini merupakan penggunaan yang sukses pada terapi dari leukemia akut testikular karsinoma dan tumor wilm’s<br />2.penggunaan dan sinkronisasi: strategi dari penggunaan termasuk penggunaan inisial dari sebuah CCNS obat untuk menerima angka mati dari yang penting yang mana hasilnya pada kebutuhan di sel divisi yang sebelumnya adalah sel yang <br />istrahat pada G fase dari siklus sel dengan subsequent administrasi dari sebuah CCS obat yang aktif terhadap sel yang dibagi. Maksimal sel yang dibunuh boleh diterima. Sebuah pendekatan termasuk sinkronisasinya, satu contoh yang digunakan pada vinca alkaloid untuk menjaga sel kanker pada fase M. Pengobatan yang penting dengan CCS lain pada cytarabine agen boleh dihasilkan pada efek pembunuhan yang terbaik pada sel neoplastik populasi<br />3.Terapi penyelamatan: efek toksik pada oat antikanker kadang-kadang dapat diselamatkan pada strategi. Sebagai sample peninggian dosis dari methotrexate boleh diberikan selama 36-48 jam dan diterminasi sebelum toksisitas berat terjadi pada sel-sel dari tractus gastrointestinal dan sumsum tulang leucovorin (dibentuk dari tetrahydrofolate) yang mana diakumulasikan dan dibaca lebih dengan normal pada sel neoplastik yang kemudian diadministrasikan. Hasilnya diselamatkan pada sel normal sejak pelepasan leucovorin dihydrofolate reduktase tahapnya pada asam folic mengalami sintesa Mercaptoethanesulfonate ditangkap pada acrolin pelepasannya dari cyclophosphamide dan mengurangi insiensi pada hemorrhagic cystitis. Dextarozane adalah radikal bebas yang menangkap dan menghalangi proteksi terhadap toksisitas kardiak dari anthracyclines (doxorubicin).<br />F. garis besar dari antimikrobial terapy: hasilnya pada tes laboratorium dianalisa, dibuat mikrobiologik diagnosis dari infeksi mikrobial, menentukan pengobatandan test, menseleksi obat optimal untuk obat.<br />G. Prinsip dari antimikrobial terapi<br />Parasit dari malaria mempunyai kompleks kehidupan yang aksinya pada beberapa poin. Plasmodium yang spesiesnya menginfeksi manusia yaitu (p falciparum, p malarae, p ovale, p vivax) yang disebarkan melalui wanita pada tahap primer dari jaringan primer fasenya. Mereka dapat memasuki darah dan parasit eritrosit (eritrosit fase). P falciparum dan p malariae hanya mempunyai satu siklus dari sel hati yang mengalami invasi. Hal itu setelah multiplikasi yang disebut eritrosit, spesies yang lain yang mempunyai dormant tahap hepatik yang mana disebut hypnozoites) yang sangat responsibel untuk infeksi tertentu yang melepas setelah penyembuhan dari sel host untuk infeksi inisial.<br />Schizon pada hati segera adalah infeksi yang mana merupakan schizontisida darah membunuh bentuk parasit ini hanya pada gamet di darah, obat juga menghancurkan exoerythrocytik pada hati skizon dapat menyebabkan pelepasan demam malaria (sporontisida) mencegah sporogoni dan multiplikasi dari nyamuk.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />3.4<br />56 Immunofarmakologi <br /><br />Konsep <br />Immunofarmakologi meliputi obat-obat yang dapat mensupressi, memodulasi, atau merangsang fungsi-fungsi imun. Juga mencakup antibody yang sudah dikembangkan untuk dipakai dalam gangguan-gangguan imun. Obat yang tersedia ada dalam berbagai macam tipe kimia dan farmakologi (Gambar 56-1). Bab ini juga membahas cara-cara dengan bagaimana obat mengaktifkan sistem imun dan menyebabkan reaksi imunologi yang tidak diinginkan. <br /><br />Mekanisme Imun <br />A. Tinjauan : sistem imun innate (bawaan lahir) menginisialisasi pertahanan melawan patogen dan nista (insult) antigen. Sistem imum ini melibatkan aksi serempak komponen-komponen komplemen, Iysozyme, makropage, dan neutrophil. Jikalau reaksi innate tidak cukup, reaksi imun adaptif dimobilisasi. Ini berpuncak pada aktivasi limposit T, efektor imunitas bermediasi-sel; dan produksi antibody oleh limposit aktif B, efektor imunitas humoral. Tipe sel yang terlibat dalam reaksi imun dapat diidentifikasi dengan komponen permukaan sel khusus kluster diferensiasi (CD). Sebagai contoh, sel-sel helper T mengandung kompleks protein CD4, sementara limposit T cytotoksis mengekspresikan kompleks protein CD8. Kluster diferensiasi juga dapat dipakai untuk mencirikan tipe lain sel-sel hematopoietik, termasuk precursor granulocyte, megakaryocyte, dan erythrocyte (Bab 33). <br /><br />B. Pengenalan dan Pemrosesan Antigen : Langkah pengukuhan (inaugural) penting dalam reaksi imum adaptif ini melibatkan sel-sel antigen-presenting (APCs). Sel-sel ini memproses antigen menjadi peptida-peptida kecil yang dapat dikenali oleh reseptor sel T (TCR) pada sel-sel helper T (TH). Molekul-molekul permukaan sel antigen-presenting terpenting adalah antigen kelas I dan II major histocompactibility complex (MHC). Aktivasi sel-sel TH melibatkan molekul-molekul MHC kelas II dan membutuhkan pengendapan molekul-molekul costimulatory dan adhesi khusus disamping aktivasi TCR. <br />C. Imunitas Bermediasi-Sel. Sel-sel TH aktif mensekresi interleukin-2 (IL-2), cytokine yang menyebabkan penyebaran dan aktivasi dua subset sel-sel helper T, TH1 dan TH2 (Gambar 56-2). Sel-sel TH1 berperan penting dalam imunitas bermediasi-sel dan reaksi hypersensitivitas lambat. Mereka menghasilkan interferon-gamma (IFN-y), interkulin-2 (IL-2), dan beta-faktor nekrosis tumor (TNF-). Cytokine-cytokine ini mengaktifkan makrophage, limposit T cytotoksis (CTL), dan sel-sel natural killer (NK). CTL aktif mengenal peptida olahan yang terikat kepada molekul-molekul MHC kelas I diatas permukaan sel-sel yang terinfeksi virus atau sel-sel tumor. CTL mendorong kematian sel target via enzim lytik dan produksi oksida nitrit dan oleh perangsangan lintasan (pathway) apoptosis pada sel-sel target. CTL juga berperan penting dalam penyakit autoimun dengan bereaksi terhadap tissu normal, seperti synovium dalam arthritis rheumatoid dan myelin dalam sclerosis multipel. Sel-sel NK membunuh sel-sel terinfeksi virus dan sel-sel neoplastis. Mereka juga merupakan precursor utama sel-sel lymphokine-activated killer (LAK), yang mana merupakan racun bagi sel-sel yang tidak mengekspresikan MHC. <br /><br />D. Imunitas humoral. Sel-sel lymphoid B, yang mampu berbeda kedalam sel-sel pembentukan-antibody, merupakan penyebab imunitas humoral. Reaksi humoral dipicu ketika limposit B mengikat antigen via immunoglobulin permukaannya. Antigen diinternalisasi, diproses kedalam peptida, dan ditampilkan pada permukaan sel yang mengikat molekul-molek MHC kelas II. Bilamana reseptor sel T pada sel-sel TH2 diaktifkan oleh kompleks molekul-molekul MHC kelas II yang diikat ke peptida, mereka melepas interleukin (IL-4, IL-5, IL-6). Cytokine-cytokine ini mempercepat penyebaran limposit B dan diferensiasi kedalam sel-sel memori B dan sel-sel plasam sekresi-antibody (Gambar 56-2). Interaksi-interaksi antigen-antibody menyebabkan pengen dapan virus, dan kerusakan bakteri oleh sel-sel phagocytic atau lysis oleh sistem komplemen. <br />Penyebaran dan difrensiasi limposit B dan T dikendalikan dari interplay kompleks antara cytokine (Tabel 56-2) dan molekul-molekul endogen lain, termasuk amine, leukotriene, dan prostaglandin. Misalnya, IL-10 dan IFN-y mengatur turunnya reaksi TH1 dan TH2. <br /><br />E. Respon imun abnormal. Respons imun abnormal meliputi keadaan hypersensitivitas, keadaan autoimunitas, dan keadaan immunodefisiensi. Hypersensitivitas segera biasanya bermediasi-antibody dan meliputi anaphylaxis dan penyakit hemolytik bayi baru lahir; hypersentivitas terlambat, yang berhubungan dengan kerusakan tissu ekstensif adalah bermediasi-sel (cell-mediated). Autoimunitas muncul dari limposit self-reaktif yang bereaksi kepada satu molekul sendiri, atau self-antigen. Contoh-contoh penyakit autoimun yang dapat ditangani dengan perlakuan obat meliputi arthritis rheumatoid dan erythematosus lupus sistemik. Keadaan immundefisiensi biasanya didapat secara genetis (misalnya, sindrom DiGeorge) atau hasil dari faktor-faktor ekstrinsik (misalnya, AIDS). <br /><br />F. Lokasi Aksi Agen Immunosuppressant. Lokasi aksi agen immunosuppressant diperlihatkan dalam Gambar 56-3. Agen yang beraksi pada tahap pengenalan antigen adalah antibody dan meliputi globulin imum Rha(D), globulin antilymposit, dan CD3 muromonad. Penghambatan tahap penyebaran lymphoid dari respons imun terjadi dengan sebagian besar immunosuppressant, termasuk antibiotik peptida, agen anti-TNF-, obat-obat cytotoksis, penghambat enzim, dan glucocorticoid. Difrensiasi limphoid sebagian dihambat oleh antibiotik peptida, dactinomycin, dan globulin antilymphocyte. Glucocorticoids juga mengubah kerusakan tissu dari respons imun via sifat-sifat anti-peradagangannya. <br /><br />Agen Immunosuppresif <br />A. Corticosteroid <br />1. Mekanisme aksi: Glucorticoids beraksi pada lolkasi sel-sel, yang mengakibatkan efek luas pada proses peradagangan dan proses imum (lihat Bab 39). Pada level biokimia, aksinya pada ekspressi gen menyebabkan penurunan sintesis prostaglandins, leukotriene, cytokine, dan molekul-molekul pensinyalir lain yang berpartisipasi dalam respons imun (misalnya, faktor aktivator platelet). Pada level seluler, glucocorticoid menghambat penyebaran limposit T (imunitas sel supressif), dan pada tingkat yang lebih ringan, memperlambat imunitas humoral. Pada dosis yang dipakai untuk immunosupresson, glucocorticoids adalah cytotoksis kepada subset sel-sel T tertentu. Terapi yang berkelanjutan menurunkan level IgG dengan peningkatan katabolisme kelas immunoglobulin ini. <br />2. Kegunaan klinis : Glucocorticoid dipakai sendiri atau dicampur dengan agen lain dalam berbagai macam kondisi medis yang melibatkan reaksi imunologis yang tidak diinginkan (lihat Bab 39). Kemampuan mereka untuk mendorong apoptosis pada sel-sel imun membuatnya berguna untuk pengobatan berbagai tipe kanker (lihat Bab 55). Corticosteroid juga dipakai untuk mensupressi reaksi imunologis pada pasien yang mengalami transplantasi organ. <br />3. Toksitas : Efek-efek buruk yang mampu diprediksi meliputi supresi adrenalin, penghambatan pertumbuhan, wasting otot, osteoporosis, retensi garam, diabetogenesis, dan kemungkinan psikoses (Bab 39). <br /><br />B. Cyclosporine, Tacrolimus, dan Sirolimus: <br />1. Mekanisme aksi : Antibiotik peptida ini menggangu fungsi sel T dengan pengikatan ke immunophyllins, protein cytoplasma kecil yang menjalankan peran kritis dalam respons sel T kepada aktivasi TCR dan kepada cytokine. Cyclosporine mengikat kepada cyclophilin dan tacrolimus mengikat kepada poritein pengikat-FK (FKBP), kedua kompleks yang mengikat calcineurin, fosfatase cytoplasma. Calcineurin mengatur kemampuan faktor inti sel-sel T aktif (NF-AT) untuk mentranslokasikan nuklei (inti) dan meningkatkan produksi cytokines. Cyclophilin dan tacrolimus sama-sama menghambat produksi cytokines yang biasanga terjadi pada respons terhadap aktivasi TCR. Sirolimus juga mengikat FKBP, yang menghambat respons sel-sel T kepada cytokine tanpa mempengaruhi produksi cytokine. Sirolimus juga merupakan penghambat potent penyebaran sel B, produksi antibody, dan respons sel mononuklei kepada faktor-faktor perangsang-koloni. <br />2. Kegunaan klinis dan farmakokinetik. Penggunaan immunosupressant-immunosupressant ini merupakan faktor utama dalam keberhasilan transplantasi organ solid. Cyclosporine dipakai dalam transplantasi organ solid dan pada sindrom graft-versus-host dalam transpalant sumsum tulang. Tacrolimus dipakai pada liver dan resipen transpalan ginjal dan bisa efekttif sebagai terapi penyembuhan pada pasien-pasien yang gagal terapi standar. Sirolimus dipakai sendiri atau bersama dengan cyclosporine pada transplantasi ginjal dan jantung. Agen, khususnya cyclosporine, juga bisa efektif dalam penyakit imun, yang meliputi arthritis rheumatoid, uvetis, psoriasis, asthma, dan diabetes tipe 1. <br />Ketiga agen ini dapat dipergunakan secara oral. Namun, karena cyclosporine menghambat bioavailabilitas eratis, level serum harus dimonitor. Obat mengalami metabolosme hepatik dengan sistem cytokrome P450 dan mempunyai paruh-hidup yang panjang. Metabolismenya dipengaruhi oleh sejumlah obat.<br />3. Toksitas : Cylosporine dan tacrolimus memiliki profile toksitas yang sama. Efek buruk yang paling sering adalah disfungsi ginjal, hypertensi, dan neurotoksitas. Juga bisa menyebabkan hyperglycemia, hyperlipidemia, dan cholelithiasis. Sirolimus lebih mungkin dari pada agen lain menyebabkan hyperlipidemia dan toksitas sel hematopoetik. <br /><br />C. Mycophenolate Mofetil: <br />1. Mekanisme aksi: Obat ini dengan cepat dikonversi kedalam asam mycophenolic, yang menghambat inosine monophosphate dehydrogenase, enzim dalam lintasan (pathway) de novo sistesis purine. Aksi ini mensupressi aktivasi limposit B dan T. Limposit khususnya rentan kepada penghambat lintasan de novo karena mereka kekurangan enzim yang dibutuhkan untuk lintasan alternatif sisa sintesis purine. <br />2. Kegunaan Klinis : Obat ini sudah berhasil digunakan sebagai agen (obat) tunggal pada transpalan ginjal, liver, dan jantung. Pada transpalan ginjal, penggunaannya dengan cyclosporine dosis-rendah mereduksi atau mengurangi nephrotoksitas dorongan-cyclosporine. <br />3. Toksitas : selain dari efek-efek gastrointestinalnya, obat ini tampaknya cukup aman. <br /><br />D. Azathioprine : <br />1. Mekanisme aksi: Pro-obat (prodrug) ini ditransformasi ke mercaptopurine antimetabolik, yang dalam konversi metabolik berikutnya menghambat enzim yang dijumpai pada metabolisme purine. Azathioprine adalah cytotoksis pada fase awal penyebaran sel lymphoid dan mempunyai efek yang lebih besar pada aktivitas sel T ketimbang sel B. <br />2. Kegunaan klinis : Azathioprine dipakai pada penyakit autoimun (misalnya, erythematosus lupus sistemik, arthritis rheumatoid) dan untuk immunosupressi pada homograft ginjal. Obat ini punya efek minimal pada penolakan graft tetap. <br />3. Toksitas : efek toksis utama adalah supressi sumsum tulang, tetapi iritasi gastrointestinal, ruam-ruam kulit, dan dysfungsi liver juga terjadi. Penggunaan azathroprine berhubungan dengan insidensi kanker yang meningkat. Metabolit aktif azathioprine, mercaptopurine, dimetabolisasi oleh oxidase xanthine, dan efek toksis bisa naik oleh allopurinol yang diberikan untuk hyperuricema. <br /><br />E. Cyclophosphamida <br />1. Mekanisme aksi : Pro-obat (prodrug) aktif secara oral ini ditansformasi oleh enzim liver ke agen alkylator yang cytotoksis kepada penyebaran sel-sel limphoid. Obat ini mempunyai efek yang lebih besar pada sel B ketimbang pada limposit R dan akan menghambat respons imum tetap. Selain daripada obat cytotoksis yang juga mensupreesi penyebaran sel-sel limphoid – dan kadangkala dipakai sebagai immunosuppressant – meliputi cytarabine, dactinomycin, methotrexate, dan vincristine (lihat Bab 55). <br />2. Kegunaan Klinis : Cyclophosphamida efektif pada penyakit autoimun (termasuk anemia hemolytic), aplasia sel-sel merah induksi-antibody, transpalan sumsum tulang, dan kemungkinan prosedur transpalan organ lain. Cyclophosphamida tidak mencegah reaksi graft-versus-host pada transplantasi sumsum tulang. <br />3. Toksitas : Dosis besar obat ini (biasanya dibutuhkan untuk immunosupressi) menyebabkan nancytopenia, distres gastrointestinal, cystitis pendarahan, dan alopecia. Cyclophosphamida (dan agen alkylator lain) bisa menyebabkan sterilitas. <br /><br />F. Immunosuppressant baru <br />1. Etanercept : Protein chimeric ini adalah bentuk rekombinan reseptor TNF manusia. Agen mengikat TNF-, cytokine proinflammatory, dan sebab itu mengurangi formasi interleukin dan molekul-molekul adhesi yang terdapat pada aktivasi leukocyte. Etanercept dipakai pada arthritis rheumatoid dan sedang diselidiki pada penyakit-penyakit peradangan lain. Reaksi lokasi injeksi dan hypersensitivitas bisa terjadi. <br />2. Leflunomide: Obat ini menghambat dehydrogenase asam dihydroorotik, enzim yang terdapat dalam sintesis ribonucleotide. Leflunomide menangkap limposit dalam fase G1 siklus sel. Leflunimide dipakai dalam arthritis rheumatoid. Obat menyebabkan alopecia, ruam, dan diare. <br />3. Thalidomide: Obat sedatif ini, mempunyai efek teratogenik yang sangat buruk, dengan aksi immunosupressant yang tampaknya disebabkan supressi produksi TNF. Thalidomide dipakai untuk beberapa bentuk reaksi leprosy, untuk penyakit immunologi (misalnya, lupus sistemik), dan sebagai obat anti-kanker. Juga efektif dalam pengobatan bisul (ulcer) aphthous dan syndrom wasting pada pasien penderita AIDS. <br /><br />Antibodi sebagai Immunosuppressant <br />A. Globulin Imun Limposit <br />1. Mekanisme aksi: Globulin imun limposit (LIG), juga dikenal sebagai antithymocyte globulin (ATG), biasanya dibuat pada kuda dengan imunisasi melawan sel-sel thymus manusia. Globulin imum limposit mengikat ke sel T yang terdapat pada pengenalan antigen dan mengawali kerusakannya melalui komplemen serum. Globulin imun limposit secara selektif memblokir imunitas sel selain dari formasi antibodi, yang memunculkan kemampuannya untuk mensupressi penolakan graft organ, proses bermediasi-sel. <br />2. Kegunaan klinis: Globulin imum limposit dipakai sebelum transplantasi sumsum tulang untuk mencegah reaksi graft-versus-host (GVH). Ini juga dipakai dalam kombinasi dengan obat-obat cyclosporine atau cytotoksis (atau kedua-duanya) untuk pemeliharaan setelah transplantasi sumsum tulang, jantung, dan ginjal. Globulin imun limposit mendorong terjadinya remission pada pasien penderita anemia aplastis. <br />3. Toksitas : Karena imunitas serologi bisa tetap intact, injeksi globulin imun limposit bisa menyebabkan reaksi hypersensitivitas, termasuk penyakit serum dan anaphylaxis. Rasa sakit dan erythema bisa terjadi pada lokasi penyuntikan, dan lymphoma sudah diketahui sebagai komlikasi terakhir. <br /><br />B. Globulin Imun Rho(D)<br />1. Mekanisme aksi: RhoGAM adalah preparat IgG yang mengandung antibodi yang melawan antigen Rho(D) sel merah. Penatalaksanaan antibodi ke Rho(D)-negatif. Ibu negatif-Do pada waktu paparan antigen (misalnya, waktu lahir Rho(D)-positif, anak Do-positif) memblokir respons imun primer kepada sel-sel asing. Mekanismenya mungkin melibatkan immunosuppressor feedback.<br />2. Kegunaan klinis : Globulin imun Rho(D) dipakai untuk pencegahan penyakit Rh hemolytic anak baru lahir. Pada wanita yang diobati dengan globulin imum Rho(D), antibodi ibu untuk sel-sel Rh-positif tidak diproduksi pada kehamilan berikutnya, dan penyakit hemolytik anak baru lahir terhindar. <br /><br />C. Antibodi monoklon: antibodi monoklon (Mabs) memiliki kelebihan spesifisitas tinggi potensial, karena antibodi ini dapat dikembangkan untuk interaksi dengan molekul tunggal. “Humanization” antibodi monoklon murine telah menekan kemungkinan formasi antibodi penetralisasi dan reaksi-reaksi imun. Karakteristik Mabs yang ada sekarang diperlihatkan dalam Tabel 56-3. <br />1. Muromonab-CD3: MAb ini mengikat ke antigen CD3 pada permukaan thymocyte manusia dan sel T yang dewasa. Ia memblokir aksi pembunuh sel T cytotoksis dan mungkin juga mengganggu fungsi-fungsi sel T lain. Muromonad-CD3 dipakai untuk mengelola krisis penolakan homograft ginjal. Efek dosis-pertama meliputi demam, chill, dyspnea, dan edema pulmonari. Reaksi hypersensitif bisa juga terjadi. <br />2. Daclizumab: Daclizumab adalah MAb yang sangat spesifik yang mengikat ke subunit alpha reseptor IL-2 yang terekspressi diatas sel T dan mencegah aktivasi oleh IL-2. Meskipun agen ini memfasilitasi aksi immunosuppressant lain pada transpalan ginjal, daclizumab tidak dipakai untuk episod penolakan akut. Dibandingkan dengan cyclosporine, tacrolimus, atau cytotoksis, efek buruk daclizumad setara dengan efek placebo. <br />3. Infliximad : MAb yang humanisasi ini memiliki mekanisme yang mirip dengan mekanisme etanercept karena itu ditargetkan melawan TNF-. Infliximad mendorong remission pada penyakit Crohn resistant-pengobatan, tetapi efikasi jangka panjang belum ditetapkan. Digabungkan dengan methotrexate, infliximad meningkatkan simptom pada pasien dengan arthritis theumatoid. Juga efektif pada pengobatan penyakit radang perut. Reaksi infus dan tingkat infeksi tinggi bisa terjadi. <br /><br />Agen Immunomodulator <br />Agen yang beraksi sebagai stimulator respons imun mewakili bidang baru dalam immunofarmakologi dengan potensi penggunaan terapis penting, termasuk pengobatan penyakit defisiensi imun, penyakit infeksi kronis, dan kanker. <br />A. Aldesleukin : Aldesleukin adalah interleukin-2 (IL-2) rekombinan, lymphokine endogen yang mempromosikan atau meningkatkan produksi sel-sel T cytotoksis dan mengaktifkan sel killer natural (Tabel 56-2). Aldesleukin terindikasi untuk pengobatan carcinoma sel ginjal adjunctive. Agen ini sedang diteliti untuk mengetahui kemungkinan efikasinya dalam pemulihan fungsi imum pada AIDS dan gangguan defisiensi imun lain. <br /><br />B. Interferons : Interferon--2a menghambat penyebaran sel dan dipakai pada leukemia sel bulu, leukemia myelogen kronis, melanoma ganas, sarkoma Kaposi, dan hepatitis B dan C. Interferon--1b mempunyai beberapa efek menguntungkan pada relapsasi sclerosis multipel. Interferon-y-1b mempunyai aksi peningkatan-imum lebih besar daripada interferon lain dan tampaknya beraksi dengan peningkatan sintesis TNF. Bentuk rekombinan dipakai untuk mengurangi insidensi dan parahnya infeksi pada pasien penderita penyakit granulomatous kronis. <br /><br />C. BCG (Bacille Calmette-Guerin): BCG dipakai di beberapa negara untuk imunisasi melawan tuberculosis dan juga sebagai immunostimulant dalam pengobatan kanker superfisial kandung kemih. Efikasi atau kemanjurannya bisa karena aktivasi macrophage-nya dan peningkatan respons imun yang dihasilkan. <br /><br />D. Thymosin : Thymosin adalah hormon protein dari kelenjar thymus yang merangsang kematangan sel-sel pra-T dan mempromosikan pembentukan sel T dari sel tangkai lymphoid biasa. Preparat pengandung-thymosin sudah dipergunakan dalam sindrom DiGeorge (thymic aplasia), tetapi efikasinya dalam keadaan defisiensi imun lain belum diketahui secara pasti. <br /><br />Mekanisme Alergi Obat <br />Reaksi imunologi kepada obat dapat termasuk kedalam salah satu dari empat kategori reaksi hypersensitivitas. <br />A. Reaksi Obat Tipe I (Segera): Bentuk alergi obat ini meliputi reaksi bermediasi-IgE ke sting dan pollen hewan dan tanaman dan juga obat. Reaksi tersebut meliputi anaphylaxis, urticaria, dan angioedema. Bilamana dikaitkan dengan protein carrier, molekul-molekul obat kecil dapat beraksi sebagai hapten dan mengawali penyebaran sel B dan formasi atau pembentukan antibodi IgE. Antibodi-antibodi ini mengikat ke reseptot Fc diatas sel-sel mast (tiang) tissu dan basophil darah. Pada paparan berikutnya, obat antigenik meng-crosslink antibodi IgE diatas permukaan sel-sel mast dan basophil dan memicu pelepasan pelepasan mediator respons vaskuler dan luka tissu, termasuk histamine, kinins, prostaglandis, dan leukotrienes. Obat-obat yang biasanya menyebabkan reaksi tipe I meliputi penicillin dan sulfonamida. <br /><br />B. Alergi Obat Tipe II: Alergi tipe II melibatkan antibodi IgG atau IgM yang terikat ke sel-sel darah sirkulasi. Pada paparan ulang ke antigen, lysis sel dependen-komplemen terjadi. Reaksi tipe II meliputi sindrom autoimmun seperti anemia hemolytic dari methyldopa, erythematosus lupus sistemik dari hydralazine atau procainamide, thrombocytopenic purpura dari quinidine, dan agranulocytosis dari paparan ke berbagai macam obat. <br /><br />C. Alergi Obat Tipe III : Hypersensitivitas tipe III adalah tipe kompleks reaksi alergi obat yang melibatkan antibodi IgM atau IgG penetap-komplemen – dan mungkin – antibodi IgE. Sakit serum induksi obat dan vasculitis adalah contoh-contoh reaksi tipe III. Sindrom Stevens-Johnson (dihubungkan dengan terapi sulfonamida) juga bisa terjadi dari mekanisme tipe III. <br /><br />D. Alergi Obat Tipe IV : Alergi Tipe IV adalah reaksi bermediasi-sel yang dapat terjadi dari aplikasi topikal obat. Ini menyebabkan dermatitis kontak. <br /><br />E. Modifikasi Alergi Obat: Obat yang mengubah (memodifikasi) respons terhadap obat lain atau toxin bisa beraksi beberapa kali mekanisme imum. Misalnya, corticosteroid menghambat penyebaran sel lymphoid dan mengurangi luka tissu dan edema. Namun, sebagian besar obat yang berguna pada reaksi tipe I (misalnya, epinephrine, theophylline, dopamine) memblokir pelepasan mediatir dan beraksi sebagai antagonist pisiologis mediator. <br /><br />Daftar Obat <br />Obat-obar berikut adalah anggota penting gugus yang dibahas dalam bab ini. Prototipe harus dipelajari secara rinci; ciri-ciri variant utamanya harus diketahui dengan jelas untuk membedakan variant dari prototipe dan dari yang lainnya; agen signifikan lain harus dikenali menurut subkelas khususnya. <br /><br /><br /><br />BAB III<br />BAHAN DAN METODE PENELITIAN<br /><br />3.1 Metode penelitian<br />Penelitian ini dilakukan secara retospektif dan dianalisis secara deskriptif<br /><br />3.2. Bahan penelitian<br />Pada penelitian ini, data didapat umumnya atau sebagian besar dari buku pembelajaran khusus bertram g. katzung farmakologi dasar dan klinik <br /><br />3.2 Prosedur penelitian<br />Semua bahan dimaksudkan untuk memperjelas obat endokrin dan obat kemoterapi berdasarkan<br />1. mekanisme<br />2. fungsi<br />3. penggunaan klinik<br />4. reseptor site<br />5. toksisitas<br />6. daftar obat tercantum<br /><br />3.3 Analisis hasil penelitian<br />Data akan dianalisis dengan membandingkan dengan kepustakaan yang ada<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Bab IV<br />Hasil Penelitian dan pembahasan<br /><br />IV. Hasil penelitian dan pembahasan<br />Hipothalamus dan glandula pituitari mensintesis bebrapa hormon yang mengatur glandula-glandula dan jaringan di seluruh tubuh kelenjar pituitari terdiri dari lobus anterior (adenohipoisis) dan lobus posterior (neurohipofisis). Sistem vena portal membawa hormon-hormon peptida kecil pengatur dari hipothalamus ke pituitari anterior. Hormon-hormon lobus posterior disintesis ke dalam hipothalamus dan ditranspor melalui serat-serat neurosekretorik dalam batang pituitari ke lobus posterior dan dari tempat tersebut hormon dirilis ke dalam sirkulasi. Perlu diperhatikan bahwa setiap hormon mempunyai target dan merupakan agen endokrin yaitu peptida-peptida.<br /><br />Anatominya yang menonjol kelenjar tiroid merupakan satu dari kelenjar-kelenjar endokrin yang dihubungkan dengan keadaan yang disebabkan oleh malfungsinya kelenjar tersebut merilis 2 jenis hormon yang sangat berbeda, thyroxin dan triiodothyronine penting bagi pertumbuhan perkembangan dan pengaturan metabolisme energi calsitonin. Jenis kedua dari hormon-hormon tiroid merupakan hormon penting untuk pengaturan metabolisme kalsium, secara normal mensekresi hormon tiroid dalam jumlah cukup triiodothyronine (T3) dan Tetraiodothyronine (T4 Thyroxine) Untuk mempertahankan pertumbuhan dan perkembangan normal, suhu tubuh normal dan tingkat energi normal, hormon tersebut iodine adalah bagian penting molekulnya.<br /><br />Thyroid dan obat antithyroid<br />Thyroid mensekresi 2 jenis hormon<br />1Hormon med yodium thyroxine T4 dan Triidothyronine (T3)<br />2.suatu peptida (calcitonin)<br /><br />Ovarium memiliki fungsi-fungsi gamet yang penting yng teintegrasi dengan aktivitas hormonalnya dalam tubuh wanita gonad relatif tidak aktif selama masa pertumbuhan dan proses maturasi yang berlangsung dengan cepat pada masa puber ovarium mulai berperanan pada fungsi siklus yang berlangsung selama 30 sampai 40 tahun yang disebut siklus menstruasi karena terjadi masa perdarahan teratur yang merupakan manifestasi paling nyata ovarium berhenti merespon gonadotropin yang disekresi oleh glandula pituitari anterior yang disekresi oleh glandula pituitari anterior yang menyebabkan berhentinya siklus perdarahan yang disebut dengan menopause.<br />Mekanisme yang bertanggung jawab dimulai dengan fungsi ovarium pada saat puber diperkirakan berasal dari mekanisme mental karena kelenjar gonad yang belum matang dapat dirangsang oleh gonadotropin yang sudah ada dalam pituitari dan karena pituitari responsif terhadap hormon perilis gonadotropin (GnRH) dari hipotalamus.<br />Islet of Langerhans (pankreas endokrin) paling tidak mengandung empat tipe sel-sel endokrine yang berbeda, yang meliputi sel-sel A (alpha, penghasil-glucagon), B (beta, penghasil-insulin), D (delta, penghasil somatostatin), dan F (FP, penghasil polypeptide pankreas). Dari semua sel-sel ini, sel B (penghasil-insulin) adalah sel yang paling banyak. <br /> Penyakit pankreas yang paling umum membutuhkan terapi farmakologi adalah diabetes mellitus, suatu penyakit defisiensi produksi atau efek insulin. Diabetes ditangani dengan berbagai formulasi insulin dan dengan empat tipe agen antidiabetik. (Gambar 41-1)<br /> Glucagon, hormon yang mempengaruhi liver, sistem kardiovaskuler dan saluran gastrointestinal, dapat dipakai untuk menangani hypoglycemia diabetik yang parah. <br /><br />Insulin <br />E. Psioologi : Insulin disintesis sebagai prohormone, proinsulin, polypeptide rantai-tunggal 86-asam-amino. Pembelahan proinsulin dan cross-linking menimbulkan molekul insulin 51-peptide dua-rantai dan C-peptide residu 31-asam-amino. Proinsulin atau C-peptide tampaknya tidak memiliki aksi psiologis. <br />F. Efek: Insulin mempunyai efek yang sangat penting pada hampir setiap tissu tubuh. Reseptor insulin, kinase tyrosine transmembran, fosforylates sendiri dan berbagai macam protein intrasel bila afktif oleh hormon. Organ sasaran utama aksi insulin meliputi : <br />1. Liver : Insulin menambah timbunan glukosa sebagai glycogen dalam liver. Ini meliputi sisipan molekul-molekul pengangkut glukosa GLUT 2 tambahan dalam dinding sel, naiknya sintesis kinase pyruvates enzim, fosfofruktokinase, dan glukokinase, serta supressi beberapa enzim lain. Insulin juga mengurangi katabolisme protein. <br />2. Otot : Insulin merangsang sintesis glycogen dan sintesis protein. Pengangkutan glukosa kedalam sel-sel otot difasilitasi oleh sisipan molekul-molekul pengangkutan GLUT 4 kedalam dinding-dinding sel. <br />3. Tissu adipase: Insulin memfasilitasi timbunan (storage) triglyceride dengan aktivasi plasma lipoprotein lipase, dengan peningkatan pengangkutan glukosa kedalam sel via pengangkut GLUT 4, dan dengan pengurangan lipolysis intrasel. <br />G. Tipe Insulin yang Tersedia: Insulin manusia diproduksi dengan teknologi recombinant bakterial DNA. Insulin porcine yang dimurnikan juga tersedia di AS. Karena molekul-molekul insulin memiliki paruh-hidup (half-life) dalam beberapa detik sirkulasi, banyak preparat yang dipakai pada diabetes diformulasi untuk melepas hormon secara lambat laun kedalam sirkulasi. <br /><br />Kalsium dan fosfor adalah dua unsur pokok tulang. Kedua unsur ini penting dalam fungsi sel-sel lain dalam tubuh, dan tulang dengan demikian beraks sebagai reservoir penyimpan (penimbun). Hormon parathyroid (PTH) dan vitamin D merupakan unsur penting dalam pengatyuran homeostasis mineral tulang. Calcitonon, glueoecrticoid, dan estrogen adalah regulator yang kurang penting. Agen-agen eksogen yang dipakai dalam pengobatan gangguan mineral tulang (misalnya, osteoporosis, penyakit Paget) meliputi bisphosphonates, fluoride, dan estrogen<br />ini adalah termasuk antimicrobial obat yang selektif menghambat bakterial protein sintesis. Mekanisme dari protein sintesis pada mikroorganisme tidak dapat diidentifikasikan pada sel mamalia. Bakteri mempunyai 70 s ribosome, dimana mammalian sel mempunyai 80 s ribosome. Perbedaan obat dalam ribosom subunit ini pada komposisi kimia dan fungsional yang spesifik dari komponen asam nukleat dan protein. Pada perbedaan bentuk dari basis untuk selektiv toksisitas dari beberapa obat terhadap mikroorganisme tanpa menyebabkan efek yang umum pada sintesis protein pada sel mammalian. Chloramphenicol dan tetracycline sepanjang penggunaan inhibisi dari bakteri sintesisi protein ditemukan,. Karena mereka mempunyai spektrum yang luas dari antibakterial aktivitas dan disebutkan memiliki toksisitas yang rendah, dimana penggunaannya sangat berlebihan. Banyak onset yang tinggi sangat mungkin untuk menghadapi spesies bakteri yang mana mempunyai resistensi dan beberapa obat digunakan pada selektive agen. Erythromycin adalah sebuah macrolide antibiotik yang mempunyai spektrum yang sempit tetapi dilanjutkan pada aktif sepanjang pathogen yang penting. Azithromycin dan clarithromycin adalah semisintetik macrolode dengan beberapa properti khusus dibandinkan dengan erythromycin. Beberapa obat baru yaitu (streptogramins, linezolid) mempunyai aktivitas sepanjang gram positif tertentu yaitu bakteri yang mempunyai resistensi perkembangan pada antibiotik yang tua. <br />A mode dari antibakterial aksi adalah pada pengobatan dari mikrobial infeksi dengan antibiotik, dosis yang multipel pada regimen secara tradisional sudah dibuat untuk menjaga serum konsentrasi diatas MIC sepanjang kemungkinnan. Bagaimanapun secara efektif untuk beberapa antibiotik, termasuk aminoglycosida hasilnya adalah dari konsentrasi yang bergantung pada aksi. Sebagai plasma level yang ditambahkan iatas dari MIC, aminoglycosida membunuh pertambahan proporsi dari bakteri dan tidak terdapat rate yang cepat. Antibiotik lain termasuk peniclin dan cephalosporin menyebabkan waktu yang bergantung pada pembunuhan mikroorganisme dimana mereka terlahir secara in vivo efikasi yang langsung berhubungan dengan waktu yang berelasi diatas MIC dan menjadi independent merupakan konsentrasi sekali pada MIC yang sudah dicapai.<br />Aminoglycosida juga dapat mengeluarkan postantibiotik efek seperti aksi pembunuhan dilanjutkan ketika level dari plasma yang dtentukan dibawah ukuran level tertentu, aminoglycosida mempunyai efek yang baik ketika diadministrasikan sebagai doss yang luas dibandingkan diberi dengan multipel dosis yang kecil. Toksisitasnya secara kontras pada efikasi antibakterial dari aminoglycosida tergantung keduanya pada plasma kritikal konsentrasi dan pada waktu level yang dicapai. Waktu yang terdapat diatas seperti waktu yang pendek dengan administrasi dari single dosis yang luas dari sebuah aminoglycosida ketika terdiri dari tipe multiple yang kecil dan diberikan. Konsepnya terbentuk dari basis sehari satu kali aminoglycosida mempunyai dosis protokolo yang mana lebih efektif dan kurang toksik daripada tradisional regimen dosis.<br />Sulfonamida dan trimethoprim merupakan contoh-contoh obat yang beraksi sebagai antimetabolite. Karena memiliki struktur kimia yang dengan senyawa-senyawa yang terjadi secara alamih, sulfonamida dan trimethoprim dapat mengganggu sintesa asam folik, yang kritis untuk berbagai mikroorganisme. Sulfonamida (congener struktur asam aminobenzoic) menghambat synthase asam dihydropteroik, langkah awal dalam sintesis asam folik. Trimethoprim (analogi asam dihydrofolik) menghambat reductase dihydrofolate enzim, yang mengubah asam dihydrofolik ke bentuk aktif, asam tetrahydrofolik. Gabungan sulfonamida dan trimethoprim menyebabkan blokade sintesa asam folik berangkai, yang menimbulkan aksi bakterisida dan synergistik. <br />Immunofarmakologi meliputi obat-obat yang dapat mensupressi, memodulasi, atau merangsang fungsi-fungsi imun. Juga mencakup antibody yang sudah dikembangkan untuk dipakai dalam gangguan-gangguan imun. Obat yang tersedia ada dalam berbagai macam tipe kimia dan farmakologi (Gambar 56-1). Bab ini juga membahas cara-cara dengan bagaimana obat mengaktifkan sistem imun dan menyebabkan reaksi imunologi yang tidak diinginkan. <br />infeksi jamur sangat sulit untuk diobati secara khusus pasa immunocompromise atau neutropenik pasien, pda kebanyakan jamur sangat resister pada konvensional antimikroba agen dan hanya beberapa obat yang dihargai untuk pengobatan dari penyakit sistemik jamur. Amphotericin B dan azoles (fluconazoles, itracozole, dan ketokonazole) adalah sangat berharga pada sistem infeksi dan sangat beracub selektifnya pada jamur karena mereka berinteraksi dengan ergosterol adalah sterol yang unik pada fungal sel manusia adalah kolesterol.<br /> banyak pemggunaan dari agen antiviral mengatasi aksinya pada replikasi viral, keduanya pada tahap dari asam nukleus mensintesis tahap dari protein akhir sintesis dan prosesnya. Kebanyakan obat merupakan aktif terhadap virus herpes dan terhadap HIV adalah antimetabolit dengan strukturnya similar pada natural ikatan yang terjadi agar turut campur dengan viral asam nukleat sintesis atau akhir sintesis dari viral protein, antimetabolit harus dikonversi dengan bentuk aktif biasanya triphosphate derivate.<br />Sebagai contoh zidovudine (AZT) yang memahami proses posfrilasi dari sel induk pada sel host (indung kinase) yang membentuk nukleotida dianalogikan dengan apa yang mencegah DNA polimerase selektif toksisitas karena DNA viral polimerase adalah lebih sensitif pada inhibisi dari beberapa metabolisme yang merupakan mamalia polymerase. Acyclovir adalah lebih sensitif pada inhibisi dengan obat yang membutuhkan phosphorilasi hanya melalui sel host enzim. Penambahan ini sangat selektif sebagai bagian yang hasilnya untuk inisial fosporilasi dari acyclovir dengan viral thymidine kinase yang tidak ada pada sel yang tidak terinfeksi.<br />Limitasi dari monoterapi pengobatan pada HIV adalah stimulus umum untuk mengkombinasi antiviral kemoterapi.beberapa kombinasinya biasanya termasuk 2 nukleosida yang membalik transkriptase inhibitor (NRTIs) termasuk inhibitor dari HIV protease (PI). Pada kebanyakan kombinasi regimen sebuah nukleosida membalik transkriptase inhibitor dari HIV protease yang digunakabn pada tempat dari protease inhibitor. Peninggian aktif antiretroviral terapi (HAART) termasuk kombinasi obat yang dapat lambat dan membalik penambahan dari viral RNA yang mengisi pada normal progresi dari penyakit. Pada banyak AIDS pasien, HAART lambat dan membalik keputusan pada CD4 sel dan mengurangi insidensi dari oportunistik infeksi.<br />Rasional antiparasit yang terjadi pada kemoterapi alat-alatnya berbasis prinsipel pada toksisitas selektive, yang mana mencegah biokemikal dan perbedaan fisiologik antara parasit dan sel host. Banyak antiparasit agen pada enzim target adalah sangat unik pada parasit, obat lain dan obat yang berafek selular fungsinyabiasanya pada kedua indung, dan sel parasit.<br />Obat anthelmintik merupakan struktur kemikal pada mekanisme aksi dan propertisnya. Kebanyakan ditemukan pada emphirik screening metoda, terhadap spesifik parasit dan beberapa mencegah signifikant toksisitas pada sel host. Sebagai penambahan pada toksisitas langsung dari obat, reaksi pada kematian dan parasit yang mati boleh menyebabkan toksisitas yang serius pada pasien, dimana dibagi menjadi 3 grup pada basis tipe dari helminth primarily afeksinya pada (nematoda, trematoda dan cestoda)<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />BAB V<br />KESIMPULAN DAN SARAN<br /><br />5.1 kesimpulan<br />1. kelainan metabolisme obat pada obat endokrin dan obat kemoterapi disebabkan oleh beberapa reseptor yang ekerja pada organ target tertentu<br />2. Obat-obat yang terdaftar pada obat kemoterapi dan obat hormonal endokrin dapat mengakibatkan perubahan efek dan memiliki toksikologi yang tinggi dan dapat diaplikasikan secara klinis.<br /><br />5.2 Saran<br />1. Kesadaran masyarakat untuk mendeteksi dini penyakit yang berkenaan dengan metabolisme obat endokrin dan obat kemoterapi harus ditingkatkan dengan memberikan informasi pada masyarakat bahwa dengan deteksi dini dapat menghemat iaya pengeluaran untuk peningkatan kualitas kehidupan.<br />2. Bila memungkinkan pemeriksaan terhadap kelainan yang berkenaan dengan obat kemoterapi dan obat hormonal dilakukan pada semua penderitanya agar dapat ditentukan yang menyebabkan gejala-gejala sakit akut.<br />3. Karena penelitian ini merupakan penelitian awal maka diharapkan dilakukan penelitian lanjutan dengan jumlah kasus yang lebih banyak dan tehnik pengumpulan data yang lebih akurat sehingga dapat menggambarkan gejala toksikologi yang sebenarnya dari obat-obat kemoterapi dan hormon endokrin.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br />Dipiro, L. and Michael, L., 2002, Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach, Appleton & Lange<br />Dipiro JT., Talbert RI., and Yee GC, 2005, Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach, 6 th Ed.,<br />Appleton & Lange, Stamford<br />Herfindal, ET., Gourley, DR., 2000, Textbook of Therapeutics, Drug and Disease Management, 7th Ed.,<br />Lippincot & Williams, Philadelphia<br />Scwinghammer TL., 2002, Pharmacotherapy Casebook : A Patient Focused Approach, 5th Ed.,<br />McGraw-Hill Companies, New Yorkcinderelly shoeshttp://www.blogger.com/profile/03099876768769792364noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6777593958831183045.post-37483343959121178312009-12-31T07:22:00.000-08:002009-12-31T07:26:25.434-08:00obat nedokrin dan kemoterapiJudul : Obat Endokrin dan Obat kemoterapi<br /><br />Penyusun : Juwita Ninda<br />NPM : 09410341P<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Bandar Lampung, 2 Januari 2009<br />Menyetujui:<br />Pembimbing Utama,<br /><br /><br />Prof dr. Rudi<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Abstrak <br /><br />Dalam judul obat kemoterapi dan obat endokrin, kita dituntut untuk dapat menunjukkan fungsi umum , mampu menggambarkan fungsinya, dan efek juga memberikan nama dari obat-obat tersebut.<br />Penyebab dari kelainan obat kemoterapi dan obat endokrin diketahui memiliki konsep dalam berbagai keadaan bergantung pada mekanismenya, penggunaannya secara klinik dan toksisitasnya. . Obat-obat yang digunakanpun mempunyai beberapa kelas dan prototipe yang dipelajari secara detail, adapula agen signifikan yang lain yang terdaftar pada spesifik subkelas. <br />Petunjuk umum dalam memahami obat kemoterapi dan obat endokrin dibagi dalam beberapa kelas yaitu hormon hipothalamik dan pituitari, obat tiroid dan antitiroid , kortikosteroid dan antagonis, hormon gonad dan penghambatnya, pankreatik hormon antidiabetik agen dan obat hiperglikemik obat yang berafeksi pada homeostasis dan mineral tulang , sedangkan kelas obat kemoterapi terdapat pada beta-lactam antibiotik dan dinding sel lain yang mensintesis inhibitor-inhibitornya. Kloramfenikol, tetracycline, macrolides, clindamycin, streptogramins dan linezolid. Aminoglikosida, sulfonamida, trimethoprim dan fluoroquinolones, obat antimikrobial, antifungal agen ,antiviral kemoterapi dan profilaxis, antimikrobial agen dan urinari antiseptik, penggunaan klinik dari antimikrobial, prinsip dasar dari antiparasitik kemoterapi, obat antiprotozoa, obat antelmitik, kemoterapi kanker, immunofarmakologi.<br />Dan semua bagian dari obat endokrin dan obat kemoterapi dapat diidentifikasikan sebagai fungsi umumnya yaitu mengurangi efikasi hormonal dengan menambah fungsi metabolismenya sebagai kita ketahui dari ilmu pengetahuan didapatkan aksi dari efek kimia dan biologiknya didapatkan pengobatan penyakit terutama pada manusia adalah efek yang tidak diinginkan dari sistem biologik yang mana biasanya termasuk inorganik ion, nonpeptida, peptida kecil dan protein, asam amino, lipid dan karbohidrat. <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />KATA PENGANTAR<br /><br />Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan sarjana kedokteran di fakultas kedokteran umum universitas malahayati bandar lampung.<br />Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:<br /><br />-Prof dr. Rudi selaku pembimbing <br />-seluruh dosen, staf dan karyawan bagian administrasi FKUMBL dan bagian farmakologi serta karyawan perpustakaan yang lain.<br />- Mama dan papa yang telah membesarkan, mengasuh, mendidik, mendoakan dan senantiasa memberikan dorongan moril dan materil yang tidak ternilai.<br />- Pada teman-teman angkatan 2007, terutama untuk Rangga Samhadi, Indah, Icha, Ve, maya, dan teman-teman di fku maranatha Taufik Hidayat,suci yang telah banyak memberikan bantuan dan dorongan semangat.<br /><br />Akhir kata penulis mengharapkan skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak.<br /><br /><br />Bandar Lampung 2 Januari 2009<br /><br />penulis<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />DAFTAR ISI<br /><br />ABSTRAK………………………………………………………………………………...2<br />KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….3<br />DAFTAR ISI………………………………………………………………………………4<br />BAB I PENDAHULUAN<br />1.1 latar belakang penelitian………………………………………………………………6<br />1.2 Identifikasi masalah……………………………..……………………………………6<br />1.3 Maksud dan tujuan penelitian…………………………………………………………6<br />1.4 Kegunaan penelitian………………………………………...…………………………6<br />1.5 Kerangka pemikiran……………………………………………………...……………7<br />1.6 Metode penelitian…………………………………………………………….………15<br />1.7 Lokasi dan waktu penelitian…………………………………………………………15<br />1.8 Struktur organisasi………………………………………………………...…………15<br /><br />BAB II TINJAUAN PUSTAKA <br />Bagian permulaan<br />2.1 Definisi…………………………………………………………….…………………16<br />2.2 kelenjar endokrin……………………………………………………………….……16<br />2.3 hormon…………………………………………………………….…………………17<br />2.4 kemoterapi, manfaat, dan efek samping………………………………………..……20<br /><br />Bagian Obat Endokrin<br />2.1 Hipotalamik dan hormon pituitari……………………………………………………25<br />2.2 tiroid dan obat antitiroid……………………………………………………………...34<br />2.3 kortikosteroid dan antagonis…………………………………………………………44<br />2.4 hormon gonad dan inhibitornya……………………………………………………...46<br />2.5 pankreatik hormon, antidiabetik agen dan hiperglikemik obat………………………57<br />2.6 obat yang berafeksi pada homeostasis mineral tulang……………………………….65<br /><br />Bagian Obat kemoterapi<br />2.1 beta lactam antibiotik dan dinding sel sintesis yang lain inhibitornya………………68<br />2.2 chlorampenicol, tetracycline, macrolida, klindamicin, streptrogmin, dan linezolid…76<br />2.3 Aminoglikosida………………………………………………………………………84<br />2.4 sulfonamida, trimetropin dan fluoroquinolone………………………………………90<br />2.5 obat antimikrobial……………………………………………………………………96<br />2.6 agen antifungal…………………………………………………………………...…102<br />2.7 antiviral kemoterapi dan profilaxis…………………………………………………105<br />2.8 obat antimicrobial dan antiseptik urinary………………………………………..…108<br />2.9 penggunaan klinik dari antimikrobial………………………………………………110<br />3.0 prinsip umum dari antiparasitik kemoterapi ……………………………………….112<br />3.1 obat antiprotozoal……………………………………………………...……………114<br />3.2 obat anthelmintik………………………………………………………...…………116<br />3.3 kemoterapi kanker………………………………………………………………..…117<br />3.4 immunofarmakologi……………………………………………...…………………132<br /><br />Bab III BAHAN DAN METODE PENELITIAN<br />3.1 metode penelitian…………………………………………………………………...143<br />3.2 bahan penelitian…………………………………………………………………….143<br />3.3 Prosedur penelitian……………………………………………….…………………143<br />3.4 Analisa hasil penelitian……………………………………………………..………143<br /><br />BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN<br />4.1 Hasil penelitian……………………………………………………………..………144<br />4.2 Pembahasan ……………………………………………………………...…………144<br />..<br />BAB V KESIMPULAN DAN SARAN<br />5.1 kesimpulan………………………………………………………………….………150<br />5.2 saran……………………………………………………………………...…………150<br /><br />Daftar pustaka………………………………………………………..…………………151<br /><br /><br /><br />BAB I<br />PENDAHULUAN<br /><br />1.1 Latar belakang Penelitian<br /><br />Obat endokrin dan obat kemoterapi bertujuan untuk memberikan konsep umum bahwa metabolismenya tergantung dari hormon hipothalamik dan pituitari, obat tiroid dan antitiroid , kortikosteroid dan antagonis, hormon gonad dan penghambatnya, pankreatik hormon antidiabetik agen dan obat hiperglikemik obat yang berafeksi pada homeostasis dan mineral tulang , sedangkan kelas obat kemoterapi terdapat pada beta-lactam antibiotik dan dinding sel lain yang mensintesis inhibitor-inhibitornya. Kloramfenikol, tetracycline, macrolides, clindamycin, streptogramins dan linezolid. Aminoglikosida, sulfonamida, trimethoprim dan fluoroquinolones, obat antimikrobial, antifungal agen ,antiviral kemoterapi dan profilaxis, antimikrobial agen dan urinari antiseptik, penggunaan klinik dari antimikrobial, prinsip dasar dari antiparasitik kemoterapi, obat antiprotozoa, obat antelmitik, kemoterapi kanker, immunofarmakologi.<br />Dengan maksud dapat menunjukka sintesis, mekanisme aksi, penggunaan klinik, toksisitas dan obat-obat yang terdaftar didalamnya dimana obat-obat ini merupakan salah satu masalah kesehatan utama bagi semua orang yang mengalami disfungsi organ endokrin dan dalam menghadapi suatu kemoterapi yang berperan dalam penurunan kualitas hidup seseorang akibat gejala-gejala toksisitas yang ditimbulkannya baik secara kimiawi dan biologik metabolisme, absorbsi dan eksresinya. <br /><br />1.2 Identifikasi masalah<br /><br />1. Menggambarkan fungsi umum dari obat endokrin dan obat kemoterapi<br />2. Menggambarkan aksi dari obat endokrin dan obat kemoterapi<br />3. M emberikan indikasi penggunaan dari obat dan kelainannya<br /><br />1.3 Maksud dan tujuan penelitian<br /><br />Tujuan penelitian ini adalah untuk memberi gambaran klinis tentang kasus-kasus yang berkaitan dengan obat kemoterapi dan obat endokrin khususnya untuk<br />1. memberikan konsep umum dari penggunaan obat kemoterapi dan obat endokrin<br />2. Mengetahui metabolisme, sintesis, penggunaan klinis, dan toksisitas dari obat endokrin dan obat kemoterapi<br />3. mengetahui distribusi obat menurut subkelas, prototipe, dan agen signifikan lainnya yang berhubungan dengan daftar penggunaan obat kemoterapi dan obat endokrin.<br /><br />1.4 Kegunaan penelitian<br />Penelitian yang diambil secara retrospektif dan dianalisa secara deskriptif dari penggambaran konsep umum obat endokrin dan obat kemoterap kanker bertujuan untuk mengidentifikasi jenis dari aspek kimiawi ibat dan pada reseptor mana obat itu bekerja secara klinik dan efek sampingnya apakah menimbulkan toksikologi yang dimungkinkan mempengaruhi efek metabolitnya, juga berkenaan dengan obat-obat yang terdaftar yang digunakan untuk mengobati kelainan penyakit yang terjadi.<br /><br />I.5 Kerangka pemikiran<br />Kemoterapi adalah tindakan/terapi pemberian senyawa kimia (obat) untuk mengurangi, menghilnagkan atau menghambat pertumbuhan parasit atau mikroba di tubuh hospes (pasien).<br />Antimikroba adalah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang merugikan manusia.<br />Penggolongan antimikroba dan kemoterapi<br />Kemoterapi dan antimikroba lain dapat digolongkan sebagai berikut : <br />1. Antimikroba untuk tuberkulosa / obat tb<br /><br />2. Antimikroba untuk virus/ anti virus<br /><br />3. Kemoterapi untuk kanker/ obat kanker <br /><br />4. Kemoterapi golongan antiamuba <br />Berdasarkan tempat kerjanya, antiamuba yang dipasarkan di Indonesia adalah antiamuba yang bekerja pada lumen usus dan jaringan yaitu metronidazol dan turunannya. <br /><br />5. Kemoterapi golongan antelmintik / obat cacing<br />Antelmintik atau obat cacing ialah obat yang digunakan untuk memberantas atau mengurangi cacing dalam lumen usus atau jaringan tubuh.<br />Kebanyakan obat cacing efektif terhadap satu macam kelompok cacing, sehingga diperlukan diagnosis dengan menemukan cacing, telur cacing dan larva dalam tinja, urin, sputum, darah atau jaringan lain penderita. <br />Kebanyak obat cacing diberikan secara oral, pada saat makan atau sesudah makan.<br /><br />6. Kemoterapi golongan antimalaria / obat malaria<br />Secara klinis ada tiga macam penyakit malaria. Malaria tropika yang disebabkan oleh P.falciparum yang cenderung menjadi akut, tetapi bila cepat diobati, hasil pengobatannya memuaskan.<br />Malaria tersiana yang disebabkan oleh P. vivax, yang cenderung menjadi kronis. Dan malaria kuartana yang disebabkan oleh P.malaria dan terdapat banyak di Afrika. <br /><br />7. Kemoterapi golongan antifungal / obat jamur<br />Secara umum infeksi jamur dibedakan atas infeksi jamur sistemik/dalam tubuh dan infeksi jamur topikal/kulit. Akan tetapi dalam pengobatannya, ada obat jamur bisa digunakan baik sistemik maupun kulit.<br /><br />8. Kemoterapi golongan filarisida <br />Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada antimikroba yang bersifat menghambat pertumbuhan mikroba, dikenal sebagai aktivitas bakteriostatik, dan ada yang bersifat membunuh mikroba, dikenal sebagai aktivitas bakterisid.<br />Pemusnahan mikroba dengan antimikroba yang bersifat bakteriostatik masih tergantung dari kesanggupan reaksi daya tahan tubuh hospes/pasien. Peranan lamanya kontak antara mikroba dengan antimikroba dalam kadar efektif juga sangat menentukan untuk mendapatkan efeknya, khususnya pada tuberkulosa.<br />Kemoterapi tidak dibatasi dengan penggunaan satu obat. Biasanya kemoterapi berupa kombinasi dari obat yang bekerja bersama khususnya untuk membunuh sel kanker.<br />Mengkombinasikan obat yang memiliki mekanisme aksi yang berbeda saat di dalam sel dapat meningkatkan pengrusakan dari sel kanker dan mungkin dapat menurunkan resiko perkembangan kanker yang resisten terhadap salah satu jenis obat.<br /> <br /> 1. ANTIDIABETIK <br /><br />NO SUB JUDUL GOLONGAN GENERIK NAMA PATEN KODE <br />1 INSULIN - - - 6- 234 <br />2 ANTIDIABETIK - SULFONILUREA KLORPROPAMID Klorpropamid 6- 230 <br />ORAL Diabenese <br />Hartamid <br />Poncomell <br />Tesmel <br />GLIKAZID Diamicron 6- 230 <br />Glicab <br />Glucodex <br />Glukolos <br />Glumeco <br />GLIBENKLAMID Condiabet 6- 230 <br />Daonil <br />Fimediab <br />Gliseta <br />Harmida <br />GLIPIZID Aldiab 6- 230 <br />Minidiab <br />GLIKUIDON Glurenorm 6- 230 <br />TOLBUTAMID Recodiabet 6- 230 <br />BIGUANID METFORMIN - Diabex 6- 231 <br />HIDROKLORIDA Forbetes <br />Glucophage <br />Methpica <br />Neodipar <br />ANTIDIABETIK LAIN AKARBOSA Glucobay 6- 238 <br />3 PENGOBATAN GLUKAGON Glukagon 6- 238 <br />HIPOGLIKEMIA Glikogen <br />Glukakon <br /><br /> <br />3 <br /> 2. HORMON TIROID DAN PENGHAMBAT TIROID <br /><br />NO SUB JUDUL GOLONGAN GENERIK NAMA PATEN KODE <br />1 HORMON TIROID GARAM TIROID Thyrax 6- 279 <br />2 PENGHAMBAT KARBIMAZOL Neo-Mecarzole 6- 282 <br />TIROID <br />PROPILTIOURASIL Prophyltiourasil 6- 281 <br /><br /> 3. KORTIKOSTEROID <br /><br />NO SUB JUDUL GOLONGAN GENERIK NAMA PATEN KODE <br />1 TERAPI HIDROKORTISON 6- 200 <br />PENGGANTI <br />HORMON ALDOSTERON 6- 206 <br />2 ANTIINFLAMASI PREDNISOLON Prednisolon 6- 203 <br />SISTEMIK <br />PREDNISON Dellacorta 6- 202 <br />Erlanison <br />Kokosone <br />Pehacort <br />Predsil <br />BETAMETASON Betason 6- 205 <br />Celeston <br />DEKSAMETASON Bimadex 6- 205 <br />Camideson <br />Corsona <br />Cortidex <br />Ermethasone <br />FLUDROKORTISON Florinef 6- 204 <br />FLUOKORTOLON Ultralan 7- 606 <br />HIDROKORTISON Silacort 6- 200 <br />Solu-Cortef <br />KORTISON 6- 201 <br /><br /> <br />4 <br />METILPREDNISOLON Cortesa 6- 207 <br />Depo Medrol <br />Intidrol <br />Lameson <br />Lexcomet <br />TRIAMSINOLON Cicort 6- 205 <br />Kenacort <br />Kenacort A IM <br />Kenacort A IM/ID <br />Triamcort <br /><br /> 4. HORMON SEKSUAL DAN ANTAGONISNYA <br /><br />NO SUB JUDUL GOLONGAN GENERIK NAMA PATEN KODE <br />1 HORMON ESTROGEN dan ESTROGEN untuk 6- 221 <br />PEREMPUAN ANTIESTROGEN HRT <br />ESTROGEN Lynoral 6- 225 <br />TUNGGAL ETINIL- <br />ESTRADIOL <br />ESTRADIOL Estraderm Mx 6- 221 <br />ESTRADIOL - Progynova 6- 221 <br />VALERAT <br />ESTRIOL SUKSENAT Ovestin 6- 221 <br />ESTROGEN TER- Premarin - <br />KONYUGASI <br />DIETILSTILBESTROL Stilboestrol 6- 222 <br />ANTIESTROGEN KLOMIFEN Buranidin 6- 220 <br />Cetaclom <br />Fertilphen <br />Mestrolin <br />Provula <br />EPIMESTROL Stimovul - <br /><br /> <br />5 <br />PROGESTERON MEDROKSI PROGE- Depo Geston 6- 224 <br />STERON ASETAT Depo Progestin <br />Depo Provera <br />Provera <br />DIDROGESTERON Duphaston 6- 224 <br />NORETISTERON Primolut N 6- 225 <br />PROGESTERON 6- 223 <br />HIDROKSI PROGES- Proluton depot 6- 223 <br />TERON HEXANOAT <br />ALLIESTRENOL Gestanon 6- 222 <br />LINESTRENOL Endometril 6- 225 <br />Exluton 28 <br />ESTRACOMB TTS Estracomb TTS* - <br />TIBOLON Livial - <br />2 HORMON LAKI- ANDROGEN 6- 212 <br />LAKI dan ANTA- <br />GONISNYA FLUOKSIMESTERON Halotestin 6- 215 <br />TESTOSTERON UN- Andriol 6- 210 <br />DEKANOAT <br />MESTEROLON Proviron - <br />ANTIANDROGEN SIPROTERON - Diane * 6- 214 <br />ASETAT <br />FINASTERID Proscar - <br />Prosh <br />Prostacom <br />Reprostom <br /><br /> <br />6 <br />3 ANABOLIK STE- NANDROLON Deca Durabolin 6- 219 <br />ROID Durabolin <br />METANDROSTEN- Neo-anabolone 6- 219 <br />OLON Orgabolin <br /><br /> 5. HORMON HIPOTALAMUS DAN HIPOFISIS <br /><br />NO SUB JUDUL GOLONGAN GENERIK NAMA PATEN KODE <br />1 HORMON PER- SOMATOTROPIN Genotropin 16UI 6- 249 <br />TUMBUHAN Norditrophin 12UI <br />Saizen <br />2 GONADOTROPIN HUMAN CHORIONIC- Pregnyl 6- 290 <br />GONADOTROPHIN Profasi <br />(HCG) <br />HUMAN MENOPAUS- Humegon 6- 29 <br />AL GONADOTROPIN Pergonal <br />(HMG) <br />ULOFOLITROFIN Metrodin - <br />3 VASOPRESIN VASOPRESIN Pitressin 6- 251 <br />4 HORMON HIPO- GONADORELIN Fertiral <br />TALAMUS <br /><br /> 6. KONTRASEPSI HORMONAL <br /><br />NO SUB JUDUL GOLONGAN GENERIK NAMA PATEN KODE <br />1 KONTRASEPSI - KONTASEPSI ORAL - 6- 225 <br />KOMBINASI KOMBINASI (KOK) <br />KONTRASEPSI Cyclofem * - <br />INJEKSI KOMBINASI Cyclogeston * <br />(KIK) Dilena * <br />2 KONTRASEPSI - KONTRASEPSI - KONTRASEPSI ORAL Exluton - <br />PROGESTIN ORAL PROGESTIN PROGESTIN <br /><br /> <br />7 <br />KONTRASEPSI - MEDROKSI PROGE- Depo Geston 6- 224 <br />INJEKSI PROGEST- STERON ASETAT Depo Progestin <br />IN (KIP) dan SUSUK Depo Provera <br />Provera <br />NORETISTERON- Primolut N 6- 225 <br />ENANTAT <br />LEVONORGESTREL Norplant - <br /><br /> 7. HORMON LAIN <br /><br />NO SUB JUDUL GOLONGAN GENERIK NAMA PATEN KODE <br />1 BROMOKRIPTIN Elkrip 6- 291 <br />Parlodel La <br />DANAZOL Azol 6- 291 <br />Danocrine <br />GESTRINON Dimetriose 6- 291 <br />OKTREOTID Sandostatin 6- 291 <br />KALSITONIN Calsynar 6- 291 <br />Calsynar nasal- <br />spray <br />Miacalcic <br /><br /> <br /><br />I.6 Metode penelitian<br />Penelitian ini dilakukan secara retrospektif dan dianalisa secara deskriptif terhadap semua kasus yang didiagnosis secara konseptual mengenai obat-obat endokrin dan obat kemoterapi.<br /><br />I.7 Lokasi dan waktu penelitian<br />Penelitian ini dilakukan di rumah bersama dengan beberapa teman di bagian farmakologi.<br /><br />I.8 Struktur organisasi<br />Peneliti: Juwita ninda suherman<br />Pembimbing utama : Prof Dr Rudi<br /><br />BAGIAN PERMULAAN<br /><br />2.1 DEFINISI<br />Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah. <br />Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh.<br /><br />2.2 KELENJAR ENDOKRIN <br /><br />Organ utama dari sistem endokrin adalah: <br />• Hipotalamus <br />• Kelenjar hipofisa <br />• Kelenjar tiroid <br />• Kelenjar paratiroid <br />• Pulau-pulau pankreas <br />• Kelenjar adrenal <br />• Buah zakar <br />• Indung telur. <br />Selama kehamilan, plasenta juga bertindak sebagai suatu kelenjar endokrin. <br /><br />Hipotalamus melepaskan sejumlah hormon yang merangsang hipofisa; beberapa diantaranya memicu pelepasan hormon hipofisa dan yanglainnya menekan pelepasan hormon hipofisa. <br /><br />Kelenjar hipofisa kadang disebut kelenjar penguasa karena hipofisa mengkoordinasikan berbagai fungsi dari kelenjar endokrin lainnya. <br />Beberapa hormon hipofisa memiliki efek langsung, beberapa lainnya secara sederhana mengendalikan kecepatan pelepasan hormon oleh organ lainnya. <br />Hipofisa mengendalikan kecepatan pelepasan hormonnya sendiri melalui mekanisme umpan balik, dimana kadar hormon endokrin lainnya dalam darah memberikan sinyal kepada hipofisa untuk memperlambat atau mempercepat pelepasan hormonnya. <br /><br />Tidak semua kelenjar endokrin berada dibawah kendali hipofisa; beberapa diantaranya memberikan respon, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap konsentrasi zat-zat di dalam darah: <br />• Sel-sel penghasil insulin pada pankreas memberikan respon terhadap gula dan asam lemak <br />• Sel-sel paratiroid memberikan respon terhadap kalsium dan fosfat <br />• Medulla adrenal (bagian dari kelenjar adrenal) memberikan respon terhadap perangsangan langsung dari sistem saraf parasimpatis. <br /><br />Banyak organ yang melepaskan hormon atau zat yang mirip hormon, tetapi biasanya tidak disebut sebagai bagian dari sistem endokrin. <br />Beberapa organ ini menghasilkan zat-zat yang hanya beraksi di tempat pelepasannya, sedangkan yang lainnya tidak melepaskan produknya ke dalam aliran darah. <br />Contohnya, otak menghasilkan berbagai hormon yang efeknya terutama terbatas pada sistem saraf. <br /><br /> <br /><br /><br />2.3 HORMON <br /><br />Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel. <br />Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari kolesterol. <br />Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas. <br /><br />Hormon terikat kepada reseptor di permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan antara hormon dan reseptor akan mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi sel. Pada akhirnya hormon mengendalikan fungsi dari organ secara keseluruhan: <br />• Hormon mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan, perkembangbiakan dan ciri-ciri seksual <br />• Hormon mempengaruhi cara tubuh dalam menggunakan dan menyimpan energi <br />• Hormon juga mengendalikan volume cairan dan kadar air dan garam di dalam darah. <br /><br />Beberapa hormon hanya mempengaruhi 1 atau 2 organ, sedangkan hormon yang lainnya mempengaruhi seluruh tubuh. <br />Misalnya, TSH dihasilkan oleh kelenjar hipofisa dan hanya mempengaruhi kelenjar tiroid. Sedangkan hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid, tetapi hormon ini mempengaruhi sel-sel di seluruh tubuh. Insulin dihasilkan oleh sel-sel pulau pankreas dan mempengaruhi metabolisme gula, protein serta lemak di seluruh tubuh. <br /><br /><br />PENGENDALIAN ENDOKRIN <br /><br />Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh. <br />Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam batas-batas yang tepat. <br />Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon. <br /><br />Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya jika mereka merasakan bahwa kadar hormon lainnya yang mereka kontrol terlalu tinggi atau terlalu rendah. <br />Hormon hipofisa lalu masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang aktivitas di kelenjar target. Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah mencukupi, maka hipotalamus dan kelenjar hipofisa mengetahui bahwa tidak diperlukan perangsangan lagi dan mereka berhenti melepaskan hormon. <br />Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada dibawah kendali hipofisa. <br /><br />Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa memiliki fungsi yang memiliki jadwal tertentu. Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita melibatkan peningkatan sekresi LH dan FSH oleh kelenjar hipofisa setiap bulannya. Hormon estrogen dan progesteron pada indung telur juga kadarnya mengalami turun-naik setiap bulannya. <br />Mekanisme pasti dari pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa terhadap bioritmik ini masih belum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat bahwa organ memberikan respon terhadap semacam jam biologis. <br /><br />Faktor-faktor lainnya juga merangsang pembentukan hormon. <br />Prolaktin (hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisa) menyebabkan kelenjar susu di payudara menghasilkan susu. Isapan bayi pada puting susu merangsang hipofisa untuk menghasilkan lebih banyak prolaktin. Isapan bayi juga meningkatkan pelepasan oksitosin yang menyebabkan mengkerutnya saluran susu sehingga susu bisa dialirkan ke mulut bayi. <br /><br />Kelenjar semacam pulau pakreas dan kelenjar paratiroid, tidak berada dibawah kendali hipofisa. Mereka memiliki sistem sendiri untuk merasakan apakah tubuh memerlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon. <br />Misalnya kadar insulin meningkat segera setelah makan karena tubuh harus mengolah gula dari makanan. Jika kadar insulin terlalu tinggi, kadar gula darah akan turun sampai sangat rendah. <br /><br />Kadar hormon lainnya bervariasi berdasarkan alasan yang kurang jelas. <br />Kadar kortikosteroid dan hormon pertumbuhan tertinggi ditemukan pada pagi hari dan terendah pada senja hari. Alasan terjadinya hal ini belum sepenuhnya dimengerti. <br /><br /><br />HORMON UTAMA <br />Hormon Yg menghasilkan Fungsi<br />Aldosteron Kelenjar adrenal Membantu mengatur keseimbangan garam & air dengan cara menahan garam & air serta membuang kalium<br />Hormon antidiuretik <br />(vasopresin) Kelenjar hipofisa • Menyebabkan ginjal menahan air <br />• Bersama dengan aldosteron, membantu mengendalikan tekanan darah<br />Kortikosteroid Kelenjar adrenal Memiliki efek yg luas di seluruh tubuh, terutama sebagai: <br />• Anti peradangan <br />• Mempertahankan kadar gula darah, tekanan darah & kekuatan otot <br />• Membantu mengendalikan keseimbangan garam & air<br />Kortikotropin Kelenjar hipofisa Mengendalikan pembentukan & pelepasan hormon oleh korteks adrenal<br />Eritropoietin<br />Ginjal Merangsang pembentukan sel darah merah<br />Estrogen Indung telur Mengendalikan perkembangan ciri seksual & sistem reproduksi wanita<br />Glukagon Pankreas Meningkatkan kadar gula darah<br />Hormon pertumbuhan Kelenjar hipofisa Mengendalikan pertumbuhan & perkembangan <br />• Meningkatkan pembentukan protein<br />Insulin Pankreas • Menurunkan kadar gula darah <br />• Mempengaruhi metabolisme glukosa, protein & lemak di seluruh tubuh<br />LH (luteinizing hormone) <br />FSH (follicle-stimulating hormone) Kelenjar hipofisa • Mengendalikan fungsi reproduksi (pembentukan sperma & sementum, pematangan sel telur, siklus menstruasi <br />• Mengendalikan ciri seksual pria & wanita (penyebaran rambut, pembentukan otot, tekstur & ketebalan kulit, suara dan bahkan mungkin sifat kepribadian) <br />Oksitosin Kelenjar hipofisa Menyebabkan kontraksi otot rahim & saluran susu di payudara<br />Hormon paratiroid Kelenjar paratiroid Mengendalikan pembentukan tulang <br />• Mengendalikan pelepasan kalsium & fosfat<br />Progesteron Indung telur Mempersiapkan lapisan rahim untuk penanaman sel telur yg telah dibuahi <br />• Mempersiapkan kelenjar susu untuk menghasilkan susu<br />Polaktin Kelenjar hipofisa Memulai & mempertahankan pembentukan susu di kelenjar susu<br />Renin & angiotensin Ginjal Mengendalikan tekanan darah<br />Hormon tiroid Kelenjar tiroid Mengatur pertumbuhan, pematangan & kecepatan metabolisme<br />TSH <br />(tyroid-stimulating hormone) Kelenjar hipofisa Merangsang pembentukan & pelepasan hormon oleh kelenjar tiroid<br /><br /><br />2.4 kemoterapi , manfaat dan efek samping<br />Bila pada suatu tempat di badan kita terdapat pertumbuhan sel-sel yang berlebihan, maka akan terjadi suatu benjolan atau Tumor. Tumor ini dapat bersifat jinak maupun ganas. Tumor yang ganas inilah yang disebut dengan Kanker. Tumor Ganas mempunyai sifat yang khas, yaitu dapat menyebar luas ke bagian lain di seluruh tubuh untuk berkembang menjadi Tumor yang baru. Penyebaran ini disebut Metastase. Kanker mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Ada yang tumbuh secara cepat, ada yang tumbuh tidak terlalu cepat.<br /><br />Terdapat kurang lebih 130 jenis penyakit Kanker, yang mempengaruhi kondisi tubuh kita dengan berbagai macam cara dan membutuhkan penanganan yang berbeda-beda. Tetapi semua jenis Kanker itu memiliki kesamaan: terdiri atas sel-sel yang membelah dengan cepat dan tumbuh tak terkontrol. Fungsi utama obat-obat Kemoterapi (Ing. Chemotherapy) adalah mengenali dan menghancurkan sel-sel seperti ini.<br /><br />Kemoterapi telah digunakan sejak tahun 1950-an. Biasa diberikan sebelum atau sesudah pembedahan. Tujuannya adalah membasmi seluruh sel-sel Kanker sampai ke akar-akarnya, sampai ke lokasi yang tidak terjangkau pisau bedah. Paling tidak untuk mengontrol sel-sel Kanker agar tidak menyebar lebih luas. Pengobatan Kanker tergantung pada jenis atau tipe Kanker yang diderita dan dari mana asal Kanker tersebut. Umur, kondisi kesehatan umum pasien serta system pengobatan juga mempengaruhi proses pengobatan kanker. Pada kasus Kanker Pengobatan utama adalah melalui:<br /><br />1. Pembedahan atau Operasi<br />2. Kemoterapi atau dengan cara pemberian Obat-obatan<br />3. Radioterapi atau Penggunaan Sinar Radiasi<br /><br />Pada kenyataannya Secara umum biasanya digunakan lebih dari satu macam cara pengobatan di atas, misalnya Pembedahan yang diikuti oleh Kemoterapi atau Radioterapi, bahkan kadang pengobatan digunakan dengan 3 kombinasi (Pembedahan, Kemotarapi dan Radioterapi). Pada dasarnya Tujuan utama dari Pembedahan adalah mengangkat Kanker secara keseluruhan karena Kanker hanya dapat sembuh apabila belum menjalar ketempat lain. Sedangkan Kemoterapi dan Riadiasi tidak bukan dan tidak lain bertujuan untuk membunuh sel-sel Kanker atau menghentikan pertumbuhan sel-sel Kanker yang masih tertinggal.<br /><br />Kemoterapi adalah proses pengobatan dengan menggunakan obat-obatan yang bertujuan untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel-sel Kanker. Banyak obat yang digunakan dalam Kemoterapi.<br /><br />Manfaat Kemoterapi antara lain adalah sebagai berikut:<br /><br />1. Pengobatan<br />Beberapa jenis kanker dapat disembuhkan secara tuntas dengan satu jenis Kemoterapi atau <br />beberapa jenis Kemoterapi.<br /><br />2. Kontrol<br />Kemoterapi ada yang bertujuan untuk menghambat perkembangan Kanker agar tidak<br />bertambah besar atau menyebar ke jaringan lain.<br /><br />3. Mengurangi Gejala<br />Bila kemotarapi tidak dapat menghilangkan Kanker, maka Kemoterapi yang diberikan<br />bertujuan untuk mengurangi gejala yang timbul pada penderita, seperti meringankan rasa<br />sakit dan memberi perasaan lebih baik serta memperkecil ukuran Kanker pada daerah yang<br />diserang.<br /><br />Kemoterapi dapat diberikan dengan cara Infus, Suntikan langsung (pada otot, bawah kulit, rongga tubuh) dan cara Diminum (tablet/kapsul).<br /><br />- Dalam bentuk tablet atau kapsul yang harus diminum beberapa kali sehari. Keuntungan<br />kemoterapi oral semacam ini adalah: bisa dilakukan di rumah.<br />- Dalam bentuk suntikan atau injeksi. Bisa dilakukan di ruang praktek dokter, rumah sakit,<br />klinik, bahkan di rumah.<br />- Dalam bentuk infus. Dilakukan di rumah sakit, klinik, atau di rumah (oleh paramedis yang<br />terlatih).<br /><br />Tergantung jenisnya, Kemoterapi ada yang diberikan setiap hari, seminggu sekali, tiga minggu sekali, bahkan sebulan sekali. Berapa seri penderita harus menjalani Kemoterapi, juga tergantung pada jenis kanker penderita. Yang paling ditakuti dari kemoterapi adalah efek sampingnya. Ada orang yang sama sekali tidak merasakan adanya efek samping Kemoterapi. Ada yang mengalami efek samping ringan. Tetapi ada juga yang sangat menderita karenanya. Ada-tidak atau berat-ringannya efek samping kemoterapi tergantung pada banyak hal, antara lain jenis obat kemoterapi, kondisi tubuh Anda, kondisi psikis Anda, dan sebagainya. Efek samping Kemoterapi timbul karena obat-obat kemoterapi sangat kuat, dan tidak hanya membunuh sel-sel kanker, tetapi juga menyerang sel-sel sehat, terutama sel-sel yang membelah dengan cepat. Karena itu efek samping kemoterapi muncul pada bagian-bagian tubuh yang sel-selnya membelah dengan cepat. Efek samping dapat muncul ketika sedang dilakukan pengobatan atau beberapa waktu setelah pengobatan. Efek samping yang bisa timbul adalah antara lain:<br /><br />1. Lemas<br />Efek samping yang umum timbul. Timbulnya dapat mendadak atau perlahan. Tidak langsung<br />menghilang dengan istirahat, kadang berlangsung terus hingga akhir pengobatan.<br /><br />2. Mual dan Muntah<br />Ada beberapa obat Kemoterapi yang lebih membuat mual dan muntah. Selain itu ada<br />beberapa orang yang sangat rentan terhadap mual dan muntah. Hal ini dapat dicegah dengan<br />obat anti mual yang diberikan sebelum,selama, atau sesudah pengobatan Kemoterapi. Mual<br />muntah dapat berlangsung singkat ataupun lama.<br /><br />3. Gangguan Pencernaan<br />Beberapa jenis obat Kemoterapi berefek diare. Bahkan ada yang menjadi diare disertai<br />dehidrasi berat yang harus dirawat. Sembelit kadang bisa terjadi.<br />Bila diare: kurangi makanan berserat, sereal, buah dan sayur. Minum banyak untuk<br />mengganti cairan yang hilang.<br />Bila susah BAB: perbanyak makanan berserat, olahraga ringan bila memungkinkan<br /><br />4. Sariawan<br />Beberapa obat kemoterapi menimbulkan penyakit mulut seperti terasa tebal atau infeksi.<br />Kondisi mulut yang sehat sangat penting dalam kemoterapi<br /><br />5. Rambut Rontok<br />Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi dua atau tiga minggu setelah<br />kemoterapi dimulai. Dapat juga menyebabkan rambut patah di dekat kulit kepala. Dapat<br />terjadi setelah beberapa minggu terapi. Rambut dapat tumbuh lagi setelah kemoterapi selesai.<br /><br />6. Otot dan Saraf<br />Beberapa obat kemoterapi menyebabkan kesemutan dan mati rasa pada jari tangan atau kaki<br />serta kelemahan pada otot kaki. Sebagian bisa terjadi sakit pada otot.<br /><br />7. Efek Pada Darah<br />Beberapa jenis obat kemoterapi dapat mempengaruhi kerja sumsum tulang yang merupakan<br />pabrik pembuat sel darah, sehingga jumlah sel darah menurun. Yang paling sering adalah<br />penurunan sel darah putih (leokosit). Penurunan sel darah terjadi pada setiap kemoterapi dan<br />tes darah akan dilaksanakan sebelum kemoterapi berikutnya untuk memastikan jumlah sel<br />darah telah kembali normal. Penurunan jumlah sel darah dapat mengakibatkan:<br /><br />A. Mudah terkena infeksi<br />Hal ini disebabkan oleh Karena jumlah leokosit turun, karena leokosit adalah sel darah yang<br />berfungsi untuk perlindungan terhadap infeksi. Ada beberapa obat yang bisa meningkatkan<br />jumlah leokosit.<br /><br />B. Perdarahan<br />Keping darah (trombosit) berperan pada proses pembekuan darah. Penurunan jumlah<br />trombosit mengakibatkan perdarahan sulit berhenti, lebam, bercak merah di kulit.<br /><br />C. Anemia <br />Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai oleh penurunan Hb<br />(hemoglobin). Karena Hb letaknya di dalam sel darah merah. Akibat anemia adalah seorang<br />menjadi merasa lemah, mudah lelah dan tampak pucat.<br /><br />8. Kulit dapat menjadi kering dan berubah warna<br />Lebih sensitive terhadap matahari.<br />Kuku tumbuh lebih lambat dan terdapat garis putih melintang.<br /><br />9. Produksi Hormon <br />menurunkan nafsu seks dan kesuburan<br /><br />Setiap obat memiliki efek samping yang berbeda!<br />Reaksi tiap orang pada tiap siklus juga berbeda!<br />Tetapi Anda tidak perlu takut. Bersamaan dengan kemoterapi, biasanya dokter memberikan juga obat-obat untuk menekan efek sampingnya seminimal mungkin. Lagi pula semua efek samping itu bersifat sementara. Begitu kemoterapi dihentikan, kondisi Anda akan pulih seperti semula.<br /><br />Beberapa produk suplemen makanan mengklaim bisa mengurangi efek samping kemoterapi sekaligus membangun kembali kondisi tubuh Anda. Anda bisa menggunakannya, tetapi konsultasikanlah dengan ahlinya, dan sudah tentu dengan dokter Anda juga.<br />Saat ini, dengan semakin maraknya penggunaan obat-obatan herbal (yang semakin diterima kalangan kedokteran), banyak klinik yang mengaku bisa memberikan kemoterapi herbal yang bebas efek samping. Kalau Anda bermaksud menggunakannya, pastikan yang menangani Anda di klinik tersebut adalah seorang dokter medis. Paling tidak Anda harus berkonsultasi dengan dokter yang merawat Anda, dan lakukan pemeriksaan laboratorium secara teratur untuk memantau hasilnya.<br /><br /><br />BAB II<br />Bagian Obat endokrin<br />2.1<br />37. Hipothalamik dan Pituitari hormon<br /><br />Hipothalamus dan glandula pituitari mensintesis bebrapa hormon yang mengatur glandula-glandula dan jaringan di seluruh tubuh kelenjar pituitari terdiri dari lobus anterior (adenohipoisis) dan lobus posterior (neurohipofisis). Sistem vena portal membawa hormon-hormon peptida kecil pengatur dari hipothalamus ke pituitari anterior. Hormon-hormon lobus posterior disintesis ke dalam hipothalamus dan ditranspor melalui serat-serat neurosekretorik dalam batang pituitari ke lobus posterior dan dari tempat tersebut hormon dirilis ke dalam sirkulasi. Perlu diperhatikan bahwa setiap hormon mempunyai target dan merupakan agen endokrin yaitu peptida-peptida.<br /><br />Aplikasinya dalam 3 hal:<br />1. Sebagai terapi pengganti untuk keadaan defisiensi hormon<br />2. terapi obat untuk berbagai gangguan –gangguan dengan menggunakan dosis farmakologi untuk memperoleh efek hormonal yang terjadi pada kadar darah fisiologis<br />3. sebagai alat diagnostik untuk melakukan uji-uji simulasi untuk menegakkan diagnosis hipo atau hiperfungsi endokrin<br />Hypothalamus dan kelenjar pituitari pada umumnya mensintesis hormon dan meregulasi kelenjar lainnya dan jaringan ke tuuh.<br /><br />Hormon-hormon hypothalamus yaitu GRH menghasilkan peningkatan hormon pertumbuhan di plasma dengan cepat secara klinis mencari penyebab dari defisiensi hormon pertumbuhan.<br /><br />Somatostatin dihasilkan pankreas dan GI sistem seperti halnya CNS menghambat pelepasan thyrotropin, glukagon hormon insulin dan gastrin klinisnya adalah ocreotide (sintesis somatostatin) bermanfaat pada acromegali, carcinoid, gastrinoma glucagonoma dan tumor endokrin.<br /><br />TRH<br />Fungsinya merangsang pelepasan thyrotropin dari pituitari anterior dan peningkatan produksi prolactin tetapi tidak mempunyai efek pada pelepasan GH atau ACTH, scara klinis diagnostik uji coba pada disfungsi thyroid.<br /><br />Gonadotropin releasing hormone.<br />Digunakan untuk diagnosa dan pengobatan hypogonadal pada pasien wanita dan laki-laki leuprolide, nafarelin, gosarelin, buserelin digunakan untuk menekan sekresi gonadotropin pada pasien dengan carcinoma prostat, gonadal steroid sensitive tumor, endometriosis atau pubertas.<br /><br />CRH<br />Merangsang sekresi ACTH dan beta endorphin dari pituitari dengan klinisnya diagnosa pada kelainan sekresi ACTH pada sindroma cushing.<br /><br />Prolactin inhibiting hormone<br />-Dopamine adalah penghambatan pelepasan prolactin yang fisiologik tetapi tidak bermanfaat pada pengendalian hiperprolactinemia.<br />-Bromocriptine dan derivat ergot, efektif mengurangi sekresi prolactin dari kelenjar yang normal seperti halnya dari tumor pituitari <br /><br />Hormon pituitari anterior <br />Hormon pertumbuhan (somatotropin)<br />-biasanya digunakan pada pengobatan defisisensi GH pada anak-anak dan anak-anak perempuan dewasa dengan sindrom tumor.<br />-peningkatan kegagalan pertumbuhan pada anak-anak yang tumbuh dengan subur dikarenakan gangguan ginjal kronis.<br /><br />Thyroid stimulating hormone (TSH)<br />Yaitu meningkatkan pengambilan yodium dan produksi hormon thyroid yang secara klinis untuk diagnostik hypothyroidism.<br /><br />Adrenocorticotropin <br />Cosyntropin digunakan untuk tujuan diagnostik pada pasien dengan produksi abnormal coticosteroid.<br /><br />FSH<br />Merangsang gametogenesis dan perkembangan folikel pada wanita dan spermatogenesis pada laki-laki. Secara klinis urofolitropin dan follitropin alpha digunakan untuk pengobatan , infertilitas pada wanita dan laki-laki.<br /><br />LH (Luteinizing hormone)<br />Merangsang produksi steroid gonadal juga mergulasi perkembangan folikel dan ovulasi , meregulasi produksi hormon testosteron pada laki-laki, penggunaan klinik : terapi untuk hypogonadism dan mengawasi hyperstimulation ovarium.<br /><br />Menothropin<br />Adalah hormon menopausal gonadotropin manusia yang terdiri dari FSH dan LH, penggunaan klinis terapi untuk hypogonadism dan mengawasi hyperstimulasi ovarium.<br /><br />Prolactin<br />Hormon yang bertangggng jawab pada massa menyusui, tidak digunakan untuk terapi<br /><br />Posterior pituitari hormon<br />Oksitosin<br />Efektif merangsang kontraksi uterus dan digunakn secara IV untuk menginduksi atau memperkuat kontraksi uterus dalam persalinan<br />Menyebabkan kontraksi otot sel kelenjar susu.<br /><br />Vasipressin (anti diuretic hormonal ADH) <br />Bekerja pada reseptor V2 dan meningkatkab sintesis atau penyisipan saluran air oleh mekanisme cAM peningkatan permeabilitas air pada tubulus kolektivus ginjal.<br />Penggunaan klinis desmopresin yang digunakan pada terapi diabetes insipidus pituitary.<br /><br />Hormon Hipothalamus dan hormon pituitari anterior<br />Hormon pengatur hipothalamus adalah hormon yang merilis hormon GHRH, Hormon penghamat hrmon pertumbuhan (somatostatin), TRH hormon perilis corticotropin (CRH), hormon perilis gonadotropin (Gnrh) hormon perilis Luteinisasi (LHRH) dan penghambat prolaktine (dopamine)<br /><br />Hormon pituitari anterior adalah hormon pertumbuhan (GH), thyrotropin (TSH), hormon perangsang folikel (FSH),hormon luteinisasi, prolactin PRL dan adrenocorticotropin (ACTH). Peptide lain alpha lipoprotein atau alpha LPH asal dari prohormon, pro opiometanocortin, ACTH.<br /><br />Alpha LPH disekresi dari pituitari tetapi fungsi hormonalnya tidak diketahui. Hormon tersebut merupakan prekursor dari peptide opioid endorphin alpha.<br /><br />Mekanisme kerja hormon <br />Hormon-hormon hipothalamus dan pituitari merupakan peptide efeknya terjadi dengan cara mengadakan ikatan pada reseptor di permukaan membran sel target dengan spesifitas dan afinitas yang tinggi.<br /><br />GHRH somatostatin, TRH, TSH,CRH, ACTH, GNRH, FSH, LH dan dopamine.<br /><br />Reseptornya adalah peptida, serpentine (domain & trans membran) <br />Tiap hormon bekerja sebagai suatu ligan dalm kantong reseptor induksi aktivasi perubahan penyesuaian di dalam reseptor.<br /><br />Perubahan penyesuaian di dalam lengkung ketiga intraseluler reseptor dan ekor terminal karboksil reseptor mengaktifkan suatu protein G, intraseluler yang berdekatan.<br /><br />Protein G14 dengan reseptor untuk GnRH dan TRH G1 dengan reseptor dopamine dan protein G5.<br /><br />A. GHRH, CRH, GNRH,TSH, ACTH, FSH, LH dan dopamine.<br /><br />G-GTP berhubungan dengan reseptor adenylyl cyclase, seintesis pembawa pesan kedua cAMP aktikan protein kinase, fosforilasi protein intraseluler tertentu menghasilkan efek hormonal. Dopamine mengikat reseptor-reseptor lactotroph menyebabkan perubahan penyesuaian dalam protein G1 sehingga aktivitas adenylyl cyclase dan menghambat sekresi prolactin.<br />B. Somatostatin<br />Kompleks alpha GTP berhubungan dengan reseptor somatostatin ada efek pada kanal kalium meghambat sekresi GH.<br />C.TRH <br />Kompleks protein G berhubungan dengan reseptor TRH Throtrophin mempengaruhi phospholipase C spesifik yaitu phosphomostide meningkatkan kalsium bebas sitoplasma intraseluler stimulasi sekresi TSH.<br /><br />Hormon pertumbuhan (GH) dan prolactin <br />Reseptor untuk GH dan prl terdiri dari peptide tunggal serupa mempunyai dominan atau ramah ikatan hormon pada amno terminal ekstraseluler, kedua reseptor menembus membran sel karboksil terminal intraseluler aktifkan thyrosine kinase JAK 2, Fosforilasi pada thyrosine dari protein intraseluler dan pengaturan gen.<br />Fragmendari reseptor GH beredar dalam plasma dari hormon pertumbuhan di sirkulasi.<br /><br />Hormon Hipothalamus <br />A. GHRH mengandung beberapa peptida-peptida luas dengan aktivitas GHRH, dua peptida sintetik pendek dengan aktivitas yang sama dapa digunakan untuk kepentingan klinik pada individu yang normal mereka memproduksi pertambahan yang cepat pada pertumbuhan plasma. Secara primer digunakan untuk menentukan penyebab dari kekurangan pertumbuhan hormone.<br /><br />B. Somatostatin <br /><br />Adalah 14 amino acid peptida yang ditemukan pada pancreas dan bagian lain dari gastrointestinal sistem sebagai CNS. Penambahan untuk menghambat pelepasan dari hormon pertumbuhan , somatostatin menghambat pelepasan dari thyrotropin , glukagon, insulin dan gastrin. Somatostatin adalah harga klinik karena pendeknya durasi dari aksi ditemukan sngat berguna pada pengaturan dari akromegali, leukemia, gastrinoma, lukagonoma dan tumor endokrin lain. Ocreotid yang regular dapat diadministrasikan secara subcutan 2 sampai 4 waktu sehari. Uraian singkat dari ocreotid yang regular sudah didemonstrasikan untuk efektif dan ditoleransikan sebagai pelepasan pendek intramuscular farmasi yang diadministrasikan setiap 4 minggu untuk terapi yang panjang.<br />C TRH <br />TRH adalah sebuah tripeptide yang menstimulasi pelepasan thyrotropin dari anterior pituitari. TRH juga bertambah prolactin produksinya tetapi tidak ada efek pada pelepasan hormon pertumbuhan ACTH.<br /><br />D.CRH Ini adalah 41 asama amino peptida menstimulasi sekresi dari dua ACTH dan beta endorphin dari ptuitar (sangat berhubungan dengan peptida) CRH dapat digunakan untuk mendiagnosa abnormalitas dari ACTH sekresi karena ACTH sekresi oleh pituitary tumor (misalnya paru-paru) jarangnya pertambahan pada respon untuk menstimulasi oleh CRH mengingat sekresi dengan pituitari pada penyakit cushing dengan konsistensi bertambah setelah CRH stimulasi.<br />E. GnRH atau LHRH: GnRH adalah 5 peptida leuprolide adalah sebuah sintesis nonapeptida dengan aktivitas yang similar. Ketika diberi pada dosis yang tepat (Menyerupai roda fisiologik) beberapa agen menstimulasi pelepasan gonadotrophin mempunyai dosis yang tetap menyebabkan sebuah tanda inhibisi dari pelepasan gonadotrophin pada efeknya dari sebuah medical kastrasi. GNRH digunakan pada diagnosis dan pengobatan (dengan administrasi dari dosis yang tetap) pada pasien dengan prostatic carsinoma atau gonadal lain steroid-steroid tumor. Endometriosis atau menjadi dewasa sebelum waktunya GnRH agonisnya adalah digunakan untuk menekan endogenous gonadotropin pelepasan pada wanita-wanita yang mengalami kontrol ovarian hyperstimulasi dan pada reproduksi technology ganirelix, sebuah GNRH antagonis yang baru digunakanuntuk mencegah pematangan yang banyak dari LH selama pengontrolan dari ovarian hiperstimulasi.<br /><br />F. Dopamine: Dopamine adalah fisiologik aktivitas dari pelepasan prolactin karena efek perifer dan kebutuhan dari parenteral administrasi dopamine tidak berguna pada pengontrolan dari hyperprolctinemia tetapi tromocriptine dan derivat-derivat cabergoline , pergolide aktif dari ergot lain secara oral adalah efektif pada pengurangan prolactin sekresi dari glandula normal sebagai pituitari tumor.<br /><br />Anterior pituitari hormon <br />A. GH (somatotropin)<br />pada manusia hormon perumbuhan adalah dapat dibentuk dari recombinan technology yaitu somatropin da somatrem (somatotropi dengan sebuah methionine yang luas) Mereka memproduksi penggunaan pada pengobatan dan pengurangan GH di anak –anak dan orang dewasa. Pengobatan dengan Gh dengan sindrome turner seringnya mengacu untuk bertambahnya aktivitas ari orang dewasa. Pertumbuhan hormon pengobatan juga menambah pertumbuhan pada anak-anak dengan gagalnya perkembanga yang cepat dari gagal ginjal kronik atau HIV infeksi dan mempunyai efikasi pada pengobatan orang dewasa dengan AIDS diasosiasikan dengan pembuangan rekombiant termasuk GH adalah digunakan pada ternak sapi penghasil susu.<br />B TSH <br />Pada sel-sel Thyroid peptida ini bertambah iodinenya untuk cepat mengerti dan produksinya dari hormon thyrod TSH sudah dapat digunakan sebagai alat diagnosa untuk membedakan primer dari sekunder hypotyroidism<br /><br />C.Adencorticotrophin (ACTH) Peptida ini ditentukan dari sebuah prekursor peptida yang luas, proopiomelanocortin. Precursor ini juga merupakan sumber dari melanosit-stimulating hormone. Beta endorphin , dan enkhephalin, cosyntropin, sebuah sintetik analog digunakan untuk mendiagnostic tujuan pada pasien-pasien dengan abormal corticosteroid produksi.<br />D. folikel-stimulating hormone (FSH). FSH adalah glycoprotein yag menstimulasi gametogenesis dan perkembangan folikel pada wanita dan spermatogenesis pada pria. Yang biasanya digunakan adalah urofollitropin sebuah produk diekstrasikan dari urin post menopausal pada wanita-wanita.<br />E. Luteinizing hormone (LH)<br />Lh adalah stimulan umum dari gonadal steroid produksi pada wanita. LH juga meregulasi perkembangan folikel dari ovulasi . Tidak ada perkembangan data karena LH baik digunakan HCG yang mana strukturnya sangat identik juga digunakan dari LH untuk pengobatan dari hypogonadism pada pria dan wanita dan sebagai bagian dari ovarian utuh mengontrol hyperstimulasi dan reproduktif dari program technologi tinggi.<br />F. menotropin: Menotropin adalah manusia menopausal gonadotropin yang mengandung FSH dan LH dari urine untuk postmenopausal pada wanita-wanita produksinya adalah sering digunakan pada kombinasi dengan manusia chorionic gonadotropin pada pengobatan dari hypogonadal dan sebagai bagian dari ovarian kontrol hyperstimulasi dan reproduktive teknologi program.<br /><br />G. Prolactin: Prolactin dan sebuah glycoprotein hormon sangat bertanggung jawab untuk tidak digunakan dalam terapi <br /><br />Hormon pituitari posterior<br />Dua hormon pituitari posterior diketahui vasopressin dan oxytocin. Hormon ini disintesis di hipothalamus dan kemudian ditranspor ke pituitari posterior , disimpan dan dirilis ke sirkulasi.<br /><br />Oxytocin adalah hormon peptide yang disekresi oleh pituitari posterior yang menyebabkan ejeksi air pada wanita dalam masa laktasi dirilis selama orgasme seksual. Oksitosin adalah nonapeptida disintesis di sel bodies di paraventricular nucleus dari hipothalamus dan ditransportasikan melalui akson-akson dari beberapa sel-sel ke pituitari posterior dimana peptida dilepaskan ke sirkulasi oksitosin adalah stimulant yang efektif dari kontraksi uterine dan sangat sering digunakan secara intravena dikenali untuk memperkuat kerjanya atau fungsinya karena itu kontraksi dari otot polos di myoephithelial sel dari glandula mammae oksitosin juga dapat digunakan pada masa laktasi.<br /><br />Vasopressin<br />Merupakan hormon-hormon peptide yang dirilis oleh pituitari posterior sebagai respon terhadap peningkatan tonisitas plasma atau penurunan tekanan darah vasopressin memiliki sifat antidiuretik dan memberi tekanan terhadap pembuluh darah (Vasopressin). Defisiensi hormon tersebut mengakibatkan diabetes insipidus. Vasopressin disintesis di nucleus supraoptic di hypothalamus dn dilepaskan dari posterior pituitari. Vasopressin pada V2 reseptor dan bertambah disintesis atau diinsisi dari channel air dengan a camp dependent mekanisme dihasilkan padapertambahan pada air permeabilitas di collecting tubula ginjal. Penambahan dari permeabilitas air membolehkan reabsorbsi air ke hipertonik papilla ginjal. Demikianlah penyebab dari antidiuretik efek. Vasopressin juga mengakibatkan kontraksi otot polos (aV1 efek) desmopression sebuah selektif agonis dari V2 reseptor digunakan pada penggunaan dari pituitari diabetes insipidus, dosis yang perlu diketahui adalah:<br />A. Aqueous Vasopressin: Vasopressin Aqueous sintesis merupakan suatu bentuk sediaan dengan masa kerja pendek untuk pemberian intramuskuler, subkutan atau intravena.<br />B. Desmopressin Acetate adalah sediaan tersebut merupakan pengobatan yang disukai bagi sebagian besar pasien dengan diabetes insipidus sentral.<br /><br /><br />2.2<br />38. Obat-obat tiroid dan anti tiroid<br /><br />Anatominya yang menonjol kelenjar tiroid merupakan satu dari kelenjar-kelenjar endokrin yang dihubungkan dengan keadaan yang disebabkan oleh malfungsinya kelenjar tersebut merilis 2 jenis hormon yang sangat berbeda, thyroxin dan triiodothyronine penting bagi pertumbuhan perkembangan dan pengaturan metabolisme energi calsitonin. Jenis kedua dari hormon-hormon tiroid merupakan hormon penting untuk pengaturan metabolisme kalsium, secara normal mensekresi hormon tiroid dalam jumlah cukup triiodothyronine (T3) dan Tetraiodothyronine (T4 Thyroxine) Untuk mempertahankan pertumbuhan dan perkembangan normal, suhu tubuh normal dan tingkat energi normal, hormon tersebut iodine adalah bagian penting molekulnya.<br /><br />Thyroid dan obat antithyroid<br />Thyroid mensekresi 2 jenis hormon<br />1. Hormon med yodium thyroxine T4 dan Triidothyronine (T3)<br />2. suatu peptida (calcitonin)<br /><br />Yodium penting bagi sintesis hormon thyroid dan sangat tinggi konsentrasinya pada glandula thyroid setelah pelepasan dari kelenjar T3 dan T4 mengikat globulin (suatu protein pengangkutan dalam darah.<br /><br />Efek H. thyroid adalah sistem pertumbuhan normal perkembangan syaraf , alat gerak dan sistem reproduksi mengontrol metabolisme lemak, kh, protein dan vitamin.<br />Kegunaan klinik<br />Hypothyroidism biasanya diberikan T4 sintetik (levotiroksin)<br />Pemberian T3 (liotironin) mempunyai efek yang lebih cepat dan waktu paruh yang lebih cepat dan waktu paruh yang pendek namun lebih mahal.<br /><br />Toksisitas<br />Tirotoksisitas<br />Pada pasien lansia dengan penyakit kardiovaskuler dan dengan hipertiroid yang lama lebih sensitive terhadap efek stimulasi T4 pada jantung sehingga perlu diberikan dengan dosis awal yang rendah.<br /><br />Obat anthithyroid<br />1. Thioamides<br />-propitiourasil (PTU) dan methimazole menghambat produksi hormon thyroid<br />-Menghalangi iodinasi residu tyrosine thyroglobulin<br />-memblok penggabungan DIT (diidotyrosin) dan MIT (monoiodotyrosin)<br />-Digunakan secara oral<br />-efektif pada pasien dengan hyperthyroidism yang tidak disertai komplikasi<br />-efek toksik : kerusakan kulit, vasculitis, hyperprothrombinemia dan agranulocytosis.<br />2. garam iodide dan yodium <br />- menghalangi iodinator tyrosine dan pelepasan hormon thyroid<br />- memperkecil ukuran dan vascularisasi glandula thyroid hiperplastik<br />-onsetnya cepat<br />-Digunakan pada terapi thyrotoxicosis<br />- diberikan pada persiapan pasien yang akan menjalani operasi reseksi thyroid yang hiperplastik.<br /><br />3.Yodium radioaktif<br />–Yodium radioaktif yang diberikan dapat terpusat pada glandula thyroid sehingga dosis besar sekalipun tidak akan membahayakan jaringan sekitar <br />–menghasilkan pengobatan permanen pada thyrotoxicosis tanpa pemedahan<br />–tidak dapat digunakan pada wanita hamil.<br /><br />4.Media radiokontras teriodinasi<br />-Efektif mensupresi pengubahan T4 ke T3 via 5 deidinase d hati, ginjal dan jaringan perifer.<br />-Menghambat pelepasan H. Thyroid<br />_Bermanfaat mengurangi konsentrasi T3 dengan cepat pada thyroxicosis.<br /><br />5.Obat lain<br />- beta bloker dan propanolol menghalangi 5 deiodinase <br />-bermanfaat mengontrol tachycardia dan kelainan yang erhubungan dengan abnormalitas jantung pada thyrotoxicosis berat.<br /><br />Konsepnya: Thyroid mensekresi 2 tipe dari beberapa hormon, iodine mengandung asam amino thyroxine dan T3 dan peptida (calcitonin). T3 dan T4 mempunyai efek umum pada pertumbuhan perkembangan dan metabolisme calsium dan digambarkan dengan penggunaan obat pada pengobatan dari hypothyroidism dan hypertiroidism.<br /><br />Thyroid hormon<br />A. Sintesis dan transpor dari tiroid hormon, tiroid mensekresi 2 iodine mengandung hormon-hormon T3 dan T4. Iodine penting untuk sintesis dari molekul-molekul ini yang diambil dari T3 dan T4, iodine sering untuk sintesis pengambilannya adalah sebuah proses aktif dan iodide ion adalah konsentrasi yang tinggi di glandula thyroid. Residu dari tirosin adalah protein, thyroglobulin adalah iodin di glandula untuk membentuk monoiodotyrosine (MIT) atau diiodotirosin (DIT), Thyroxine (T4) dibentuk dari kombinasi 2 molekul dari DIT, ketika T3 mengandung satu molekul MIT dan satu dari DIT. Banyak T3 dilepaskan dari tiroid tetapi banyak sirkulasi T3 dibentuk dengan deiodinasi dari T4 di jaringan-jaringan, setelah dilepaskan dari glandula-glandula semuanya T3 dan T4 digabung pada tiroxin gabungan globulin, sebuah transport protein di dalam darah.<br /><br />Tiroid fungsinya mengontrol pituitari melewati pelepasan dari TSH dan dengan iodida. Tingginya level dari tiroid hormon mencegah pelepasan dari TSH menghasilkan sebuah efek negatif berupa mekanisme umpan balik. Pada penyakit graves limfosit melepaskan sebuah tiroid stimulating immunoglobulin (TSI juga disebut TSH reseptor stimulasi antibodi) karena tirotoxicosis. Sepanjang limfosit-limfosit tidak mudah berubah pada negatif umpan balik, konsentrasi darah dari tiroid hormon dapat menjadi tinggi, iodide konsentrasi lebih tinggi dibandingkan dari normal mencegah iodinasi dari tirosin sebuah efek yang sangat berguna pada pengobatan dari penyakit tiroid, ketidakcukupan dari pengambilan iodine dalam pembesaran dari tiroid (goiter) .<br /><br />B. mekanisme aksi dari tiroxin dan triiodotironin <br />T3 adalah 10 waktu lebih potensial daripada T4, selama T4 dibagikan ke T3 di sel target, di hati dan di ginjal. Lebih efektif dari sirkulasi T4 yang mungkin disebabkan oleh T3.<br />Tiroid hormon menggabungkan pada reseptor di nukleus yang mengontrol ekspresi dari gen-gen yang bertanggung jawab untuk banyak metabolik proses T3 reseptor berada 2 bentuk monomerik alpha dan beta ketika diaktivasi oleh T3, alpha dan beta monomeis menggabungkan ke dalam bentuk alpha alpha, beta beta atau alpha beta dimers. T3 ini diaktivkan dimer menggabungkan DNA yang merespon elemen dan mengontrol sintesis dari RNA yang mana mengkode spesifik protein yang berfungsi sebagai aksi daripada hormon Thyroid.<br /><br />Protein disintesis dibawah T3 untuk mengontrol perbedaan dalam menggantungkan pada jaringan yang termasuk padanya. Protein-protein termasuk Na, K, ATP ase spesifik kontraktil protein pada otot polos dan pada hati enzim termasuk pada metabolisme lemak sangat penting untuk perkembangan komponen pada otak, etc <br />Enzim termasuk pada metabolisme lemak sangat penting pada T3 boleh mempunyai bagian membran reseptor yang mempengaruhi pada jaringan.<br /><br />1. Efek dari tiroid hormon <br />Organ level aksinya dari obat tiroid termasuk pertumbuhan normal dan perkembangan dari nevus, skeletal dan reproduktif sistem dan mengontrol metabolisme lemak , karbohidrat, protein-protein dan vitamin-vitamin. Hasil dari aktivitas thyroid yang berlebihan (Thyrotoxicosis) dan hypotiroidism (myxedema) dapat dilihat pada tabel.<br /><br />2. Penggunaan klinik <br />Thyroid hormon terapi dapat pandai dengan thyroxine atau T4. Sintetik T4 adalah bentuk dari pemilihan pada beberapa kasus T3 adalah aksi yang lebih cepat tetapi mempunyai waktu separuh yang pendek dan lebih mahal.<br /><br />3. Toksisitas<br />Keracunan adalah thyrotoxicosis pasien yang lebih tua itu dengan penyakit jantung dan hypotiroidism adalah lebih tinggi sensitivitasnya pada stimulasi efek dari T4 pada hati. Beberapa pasien harus menerima initial dosis yang rendah dari T4<br /><br />Antithyroid Obat:<br />A. Thioamida: PTU dan methimazole adalah pendek untuk sulfur mengandung molekul-molekul yang mencegah hormon thyroid produksi oleh beberapa mekaisme efek yang penting adalah efek untuk memblok iodinase dari tirosin residu pada thyroglobulin penambahan beberapa obat dapat memblok 2 DIT dan MIT thioamida dapat digunakan oleh rute oral dan efektifitas pada kebanyakan pasien-pasien dengan tidak komplikasinya hyperthyroidism. Sejak sintesis dari tiroid hormon lebih dari pelepasan yang dihambat. Onset dari aktivitas oleh obat-obat biasanya pendek sering dibutuhkan 3-4 minggu untuk efek maksimal. Tingginya PTU dosis, mengkonversi T4 ke T3. PTU adalah mudah daripada methimazole untuk menyebrang ke placenta dan memasuki fase persusuan tetapi itu dapat digunakan secara berhati-hati pada wanita hamil dan suster wanita. Efek beracun termasuk ruam-ruam kulit biasa dan reaksi imun yang akut misalnya vaskulitis hypoprothrombinemia dan agranulositosis efek-efek itu sangat reversibel.<br />B. Garam iodida dan iodine <br />Garam iodida mencegah organifikasi (iodinasi dari tirosin) dan tiroid hormon melepaskan garam-garam ini juga berkurang ukuran dan vaskularnya dari hiperplastik thyroid glandula lepas dari iodida memblok setelah beberapa minggu untuk pengobatan garam iodida digunakan untuk pengaturan dari banyaknya thyroid akut thyrotoksikosis dan untuk mempersiapkan pasien untuk pembedahan reseksi dari hiperaktif thyroid. Bentuk yang umum dari obat ini adalah lugol solusi (iodin dan potassium iodine) dan yang tersaturasi solusi dari potassium iodida.<br /><br />C. Radioactive iodine<br />Radioactive iodine diambil dan dikonsentrasikan pada thyroid glandula yang dosisnya luas cukup untuk kerusakan akut dari glandula boleh diberikan tanpa membahayakan jaringan lain. Tidak seperti thioamida dan iodida garam sebuah dosis efektif dari iodida dapat memproduksi sebuah pengobatan permanen dari thyrotoksikosis tanpa pembedahan iodida boleh digunakan pada wanita hamil atau suster wanita.<br /><br />D. Iodinasi radiokontras yaitu media iodinasi tertentu radiokontras media (misalnya ipodate) sangat efektif dalam mensupresi konversi dari T4 ke T3 via 5 deidinase pada hati ginjal, jaringan tepi pelepasan dari hormon thyroid boleh juga mengambil bagian ipodate telah terbukti sangat berguna pada pengurangan T3 secara cepat pada konsentrasi di thyrotoksikosis.<br /><br />E. Obat-obat lain: agen lain digunakan pada pengobatan thyrotoksikosis termasuk beta bloker propanolol juga mencegah 5 deiodinase agen-agen itu sangat berguna untuk mengontrol tachicardia dan kelainan jantung lainnya dari thyrotoksikosis akut.<br /><br />Adrenocorticosteroid dan antagonist adrenocortikal.<br /><br />Hormon-hormon adrenokortikal merupakan molekul-molekul steroid yang dihasilkan dan dirilis oleh korteks adrenal baik corticosteroid alami dan sintesis digunakan untuk menegakkan diagnosis dan pengobatan gangguan fungsi adrenal keduanya juga digunakan lebih sering dan dalam dosis yang lebih besar untuk pengobatan beragam gangguan inflamasi dan imunologis.<br /><br />Sekresi steroid adrenokortikal dikontrol oleh corticotropin dari pituitari (ACTH). Sekresi hormon aldosteron yang dapat menyebabkan retensi garam dipengaruhi pula oleh angiotensin. Corticotropin memiliki beberapa efek yang tidak tergantung pada efeknya terhadap sekresi adrenokortikal meskipun demikian nilai farmakologinya corticotropin sebagai anti inflamasi dan kegunaannya pada pemeriksaan fungsi adrenal tergantung pada efek sekresinya.<br /><br />Corticosteroid dan antagonisnya pada corticosteroid terdiri dari hormon steroid yang diproduksi dengan korteks adrenal. Mereka mengandung 2 fungsi fisiologik grup yaitu glukokortikoid dan mineralokortikoid.<br /><br />Glukokortikoid mempunyai efek yang penting pada metabolisme, katabolisme, imun respon dan inflamasi.<br /><br />Metabolit efek<br />Menstimulasi glukoneogenesis mensintesis lipolisis dan lipogenesis dengan pertambahan bersih pada lemak deposisi di are tertentu pada wajah-wajah yang berbentuk bulat seperti bulan dan bongkol kerbau.<br /><br />Katabolisme efek<br />Menyebabkan protein dan katabolisme yang efeknya katabolik pada tulang dapat menuju pada osteoporosis pertumbuhan yang terhambat pada anak.<br /><br />Glukokortikoid<br />Immunosupresi efeknya untuk menghambat mekanisme pada sel bermedian fungsi immunologik agen-agen ini sangat aktif dan lymphotoksik.<br /><br />Antiinflamatori efeknya<br />Berefek pada distribusi dan fungsi dari leukosit, pertambahan neutrofil dan pengurangan dari limfosit, eosinophil, basophil dan monosit mencegah migrasi dari leukosit.<br /><br />Efek lainnya <br />Pada dosis yang luas mengakibatkan perubahan sifat menstimulasi asam lambung sekresi dan pengurangan resistensi pada ulcerasi inflamasi.<br /><br />Cortisol (hidrocortisone)<br />Fisiologi sekresi diregulasikan dengan adrenocorticotropin (ACTH) mempunyai efek mineralocorticoid yang pendek tetapi penting pada penahanan garam.<br /><br />Sintetik glukokorticoid <br />-termasuk prednisone, prednisone , dexamethasone dan triamnolone.<br />-mempunyai waktu separuh dan durasi dari aksi untuk mengurangi penahanan garam berefek dan baik pada lemak membawa untuk aktivitas topikal.<br />-permukaan baik aktivitasnya pada membran mukosa atau kulit.<br />Eclomethasone dan budesonide mempenetrasi jalannya permukaan mukosa dan mempunyai rantai pendek.<br /><br />Penggunaan klinis<br />Kelainan adrenal sangat penting untuk menjaga kondisi kehidupan pasien dengan kekurangan adrenal cortical yaitu penyakit addison <br />Akut adrenal insufisiensi berhubungan dengan pengobatan hidup dalam syok, infeksi dan trauma.<br /><br />Nonadrenal disorder<br />- inflamasi atau immunologik pada alam misalnya asthma, transplantasi organ rejeksi, penyakit kolagen<br />- pengobatan dari kemoterapi pada muntah-muntah, hipercalcemia dan banyak penyakit.<br />- Diberikan pada wanita hamil di para pekerja untuk maturasi yang cepat dari paru-paru bayi.<br /><br /><br /><br />Toksisitas:<br />-Adrenal supresi (dari supresi ACTH sekresi) efek metabolik (pertumbuhan inhibisi, diabetes, otot-otot, osteoporosis) Penggunaan garam dan psikosis. Metoda dari meminimalisasikan keracunan, keracunan ini termasuk aplikasi lokal (aerosol untuk asthma) terapi alternatif untuk mengurangi supresi dari pituitari dan dosis segera setelah memperoleh sebuah respon terapeutik untuk mencegah insufisiensi adrenal pada pasien siapa yang mempunyai terapi yang panjang pada penambahan dari dosis stress boleh digunakan untuk diberi selama sakit yang serius atau sebelum pembedahan umum. Pasien-pasien yang dibentuk dari glukokorticoids setelah perpanjangan penggunaan boleh mempunyai dosis yang meruncing secara pendek sepanjang jalan dari beberapa bulan untuk mengijinkan penyembuhan dari normal fungsi adrenal.<br /><br />Mineralocorticoids<br />1. Aldosterone : Mineralocorticoid pada manusia yang umum adalah aldosterone yang mana sudah disebutkan pada koneksi dengan hipertensi dan dikontrol dari sekresinya dengan angiotensin 2. sekresi dari aldosterone diregulasikan dengan ACTH dan dengan renin angiotensin sistem sangat penting pada regulasi dari volume darah dan tekanan darah aldosterone mempnyai waktu separuh yang pendek dan glukokorticoid waktu separuh yang pendek dan glukokorticoid yang kecil aktivitasnya dan glukokorticoid yang kecil aktivitasnya dan mekanisme aksi adalah sama bahwa itu adalah glukokorticoids.<br />2. Mineralocorticoids yang lain: mineralocorticoid yang lain termasuk deoxycorticosterone secara natural merupakan prekursor dari aldosterone dan fluodrocortisone yang belakangan mempunyai glukokorticoid aktivitas karena merupakan durasi yang panjang dari aksi fludrocortisone sangat disukai untuk terapi pemindahan setelah adrenalectone dan pada kondisi yang lain yang mana mineralocorticoid tetapi dibutuhkan.<br /><br />Corticosteroid antagonist <br />A. reseptor antagonist: spironolaktone seuah antagonis dari aldosterone dan reseptornya mifepristone adalah sebuah inhibitor glukokorticoid reseptor sebagai progesterone reseptor dan digunakan untuk pengobatan dari sindrom cushing <br />B. Sintesis inhibitor beberapa obat digunakan untuk membentuk kanker adrenal ketika terapi bedah tidak praktis atau tidak berguna karena mensintase yang paling penting dari oat ini adalah aminoglutethimide metirapone dan ketoconazole.<br />Ketoconazole (sebuah obat anti jamur) menccegah P450 enzim sangat penting untuk sintesis dari banyak steroid dan digunakan sebagai kondisi yang dapat diperhitungkan yang mana pengurangan dari level steroid diinginkan misalnya adrenal karsinoma kanker payudara amino gluthethimide memblok konversi dari kolesterol untuk pregnolone dan juga mencegah sintesis dari seluruh hormon steroid yang aktif. Dapat digunakan pada konjugasi dengan obat lain untuk pengobatan dari steroid memproduksi adrenocortical kanker metyrapone mencegah normal sintesis dari cortisol tetapi tidak prikursor cortisol. Obat ini dapat digunakan pada tes diagnostik dari fungsi adrenal.<br /><br /><br />2.3<br />39 Korticosteroid dan antagonisnya<br />Konsep Kortikosteroid adalah steroidal hormon yang memproduksi oleh adrenal korteks. Mereka mengandung 2 fungsi fisiologik dan farmakologik grup yaitu glukokortikoid yang mana sangat penting efeknya secara intermediari metabolisme, katabolisme, imun respon, dan inflamasi, mineralokortikoid yang meregulasi sodium dan potassium raebsorbsi pada duktus kolektivus di ginjal.<br /><br />Glukokortikoid<br />A. Mekanisme aksinya : korticosteroid memasuki sel dan menggabungkan pada sitosolik reseptor yang mentranspor steroid ke nucleus.<br />B. Organ dan jaringan berefek<br />1. metabolisme efek: glukokortikoid menstimulasi glukoneogenesis <br />2. katabolik efek: pada otot menyebabkan katabolisme protein <br />3. immunosupresive efek: glukokortikoid mencegah inhibisi pada kebanyakan mekanisme yang termasuk sel mediasi fungsi imunologik terutama apa yang bergantung pada limfosit.<br />4. anti inflamatory efek: glukokortikoid mempunyai dramatik efek dan didistribusikan pada fungsi dari lekosit.<br />5. efek yang lain: glukokortikoid seperti cortisol dibutuhkan pada renal ekskresi dari waterloads dan berefek pada CNS. \<br /><br />C. Glukokortikoids penting<br />1. kortisol: fungsi umum dari glukokortikoid adalah kortisol (hydrocortisone)<br />2. sintetik glukokortikoid: adalah mekanisme aksi dari beberapa agen yang sangat identik dengan kortisol yaitu beclomethasone dan budenisone<br /><br />D. penggunaan klinik<br />1. Kelainan adrenal: Glukokortikoid sangat penting untuk menyelamatkan hidup pada pasien dengan kronik adrenal kortikal insufisiensi (addison disease) dan sangat penting pada akut adrenal insufisiensi yang berhubungan dengan penyelamatan hidup pada syok, infeksi dan trauma.<br />2. kelainan nonadrenal: banyak kelainan merespon pada terapi kortikosteroid.<br /><br />E. toksisitas: kebanyakan toksik efek pada glukokortikoid adalah dapat diprediksi dari efek-efek yang sudah dijelaskan. <br /><br />Mineralokortikoids<br />A. Aldosterone: fungsi umum dari mineralocorticoid pada manusia adalah aldosterone yang mana disebutkan dengan hipertensi dan kontrol dari sekresi dengan angiotensin II<br />B. Mineralokortikoid yang lain: Mineralokortikoid termasuk deoxycorticosterone yang secara natural terdapat pada prekursor aldosterone dan fludrokortison<br /><br />Kortikosteroid dan antagonis<br />A. Reseptor antagonis adalah spironolaktone dan mifepristone<br />B. Sintesis inhibitornya: beberapa obat yang digunakan pada pengobatan dari adrenal kankerketika mengalami pembedahan terapi sangat impractical atau tidak sukses karena metastase yang paling penting dari beberapa obat ini adalah aminoglutethimide, metyrapone dan ketokonazole.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />2.4<br />40 Hormon gonad dan inhibitor-inhibitor<br /><br />Ovarium memiliki fungsi-fungsi gamet yang penting yng teintegrasi dengan aktivitas hormonalnya dalam tubuh wanita gonad relatif tidak aktif selama masa pertumbuhan dan proses maturasi yang berlangsung dengan cepat pada masa puber ovarium mulai berperanan pada fungsi siklus yang berlangsung selama 30 sampai 40 tahun yang disebut siklus menstruasi karena terjadi masa perdarahan teratur yang merupakan manifestasi paling nyata ovarium berhenti merespon gonadotropin yang disekresi oleh glandula pituitari anterior yang disekresi oleh glandula pituitari anterior yang menyebabkan berhentinya siklus perdarahan yang disebut dengan menopause.<br />Mekanisme yang bertanggung jawab dimulai dengan fungsi ovarium pada saat puber diperkirakan berasal dari mekanisme mental karena kelenjar gonad yang belum matang dapat dirangsang oleh gonadotropin yang sudah ada dalam pituitari dan karena pituitari responsif terhadap hormon perilis gonadotropin (GnRH) dari hipotalamus.<br />Maturasi pada pusat-pusat di dalam otak dapat menarik hambatan pada sel-sel di bagian tonjolan tengah dari hipotalamus yang menyebabkan sel-sel itu menghasilkan GnRH secara berdenyut dengan amplitudo yang sesuai yang merangsang rilis hormon FSH dan LH. Mula-mula sejumlah kecil dari kedua hormon yang terakhir dirilis dan menyebabkan estrogen dari ovarium dalam jumlah terbatas, disekresi untuk memulai pertumbuhan payudara, perubahan distribusi lemak dan puncak pertumbuhan yang diakhiri dengan penutupan efipise pada tulang-tulang panjang permulaan fungsi ovarium pada masa puber disebut gonaddarche.<br />Setelah gonadarche estrogen diproduksi secukupnya untuk menginduksi perubahan-perubahan endometrium dan perdarahan setelah beberapa siklus dapat bersifat anovulasi maka akan terbentuk fungsi siklus yang normal.<br /><br />Pada permulaan setiap siklus banyak folikel-folikel yang masing-masing mengandung ovum dan mulai membesar sebagai respon terhadap FSH setelah 5 atau 6 hari satu folikel yang disebut folikel dominan mulai berkembang lebih cepat. Sel-sel Theca yang berada di luar dan sel-sel yang berada di dalam dari folikel ini akan berlipat ganda dan karena pengaruh LH akan mensintesis dan merilis estrogen dalam jumlah yang makin banyak. Estrogen ini tampaknya akan menghambat sekresi FSH dan mungkin menyebabkan regresi dari folikel-folikel yang lebih kecil dan belum matang . Folikel ovarium dominan yang sudah matang mengandung sebuah ovum yang dikelilingi oleh garis antrum yang berisi cairan yang dilapisi oleh sel-sel granulosa dan sel-sel theca. Sekresi estrogen mencapai puncaknya sebelum pertengahan siklus dan sel-sel granulosa mulai mensekresi progesterone perubaha-perubahan ini merangsang rilis LH dan FSH yang menyebabkan ovulasi ketika folikel pecah, ovum tersebut dikeluarkan ke dalam rongga perut dekat pembukaan tuba uterus.<br /><br />Setelah terjadi peristiwa diatas, rongga folikel yang pecah tersebut akan diisi oleh darah dan sel-sel theca dan granulosa akan mengalami proliferasi dan menggantikan darah membentuk korpus luteum, sel-sel struktur ini menghasilkan estrogen dan progesterone selama sisa siklus atau lebih lama lagi jika terjadi kehamilan. Jika tidak terjadi kehamilan, corpus luteum mulai mengalami degenerasi dan menghentikan produksi hormon yang akhirnya menjadi corpus luteum. Kebanyakan peristiwa hormonal lain yang terjadi selama siklus ovarium nor<br />Mal dapat dijelaskan berdasarkan regulasi mekanisme umpan balik. Endometrium yang berkembang selama fase follikuler dan mengembangkan struktur dan fungsi glandula selama fase luteal dikeluarkan dalam proses menstruasi.<br /><br />Ovarium biasanya menghentikan fungsi gametogenik dan endokrinnya. Perubahan ini disertai dengan berhentinya perdarahan uterus (menopause) meskipun ovarium berhenti mensekresi estrogen kadar estrogen yang signifikasi tetap ada pada kebanyakan wanita sebagai akibat darikonversi adrenal dan steroid ovarium seperti androstenedione menjadi estrone dan estradiol dalam adipose dan mungkin juga pada jaringan nonendokrin lainnya.<br /><br />Gangguan-gangguan fungsi ovarium<br />Gangguan fungsi siklus sering terjadi bahkan selama masa-masa puncak reproduksi sebagian kecil gangguan ini disebabkan oleh proses inflamasi atau proses neoplastik yang mempengaruhi fungsi-fungsi uterus, ovarium atau pituitari banyak gangguan kecil yang mengakibatkan terjadinya amenorea atau siklus-siklus anovulasi yang akan sembuh sendiri. Gangguan tersebut seringkali dihubungkan dengan tekanan emosional atau tekanan lingkungan dan memperlihatkan adanya perubahan sementara di pusat-pusat stress di dalam otak yang mengatur sekresi GnRH siklus-siklus anovulasi juga dihubungkan dengan gangguan makan danjuga dipengaruhi dengan olahraga berat seperti lari jauh renang di antara penyebab-penyebab organik yang lebih umum bagi terjadinya gangguan ovulasi persisten adalah pituitari prolaktinoma sindroma dan tumor-tumor yang digambarkan oleh produksi androgen ovarium dan androgen yang berleihan fungsi ovarium yang normal dapat diubah oleh androgen, androgen yang diproduki oleh korteks adrenal atau tumor yang tumbuh darinya. Ovarium juga dapat menimbulkan neoplasma penghasil androgen seperti arhenoblastoma dan tumor sel leydig, seperti juga tumor sel granulosa penghasil estrogen.<br /><br />Konsep hormon gonad termasuk steroid adalah ovarium (estrogen dan progestin) dan testis (testosteron) karena pentingnya mereka untuk kontraceptive, banyak estrogen sintetis dan progestin yang diproduksi. Ini termasuk agonist parsial reseptor antagonis dan banyak obat dengan efek yang tercampur , agonist efeknya di banyak jaringan dan antagonistnya efek di jaringan lain tercampur agonis dengan antagonis dengan efk estrogen disebut SERMs. Sintetik androgen termasuk anabolik aktivitas ini juga dapat digunakan untuk klinik. Sebuah perbandingan grup dari obat dengan antiandrogenik efek digunakan untuk pengobatan dari kanker prostat, prostat jinak pada pria.<br /><br />Hormon Ovarium<br />Ovarium adalah sumber primer dari hormon sel pada wanita selama masa kanak-kanan antara pubertas dan menopause ketika diregulasikan dengan FSH dan LH dari pituitari setiap siklus menstruasi mengandung beberapa hal yaitu sebuah folikel pada ovarium dewasa mensekresi pertambahan dari estrogen pelepasan dari ovarium dan ditransformasikan pada progesterone yang mensekresi corpus luteum jika ovum tidak difertilisasikan dan diimplantaskan corpus luteum mendegenerasi, uterine endometrium (yang mana diiproliferasikan dibawah stimulasi dari estrogen dan progesterone) sebagai bagian dari siklus menstruasi dan pengulangan siklus. Mekanisme aksi dari estrigen dan progesterone termasuk pemasukan pada sel-sel digabungkan pada sitosolik rseptor dan translokasi oleh reseptor komplek hormone pada nukleus, dimana itu dimodulasikan sebagai ekspresi gen.<br />F. estrogen: estrogen yang umum pada wanita disebut estradiol steroid mempunyai bioavaibilitas untuk oral tetapi dapat digunakan untuk mengecilkan bentuk pada penggunaan oral estradiol dapat juga diadministrasikan melalui transdermal, krim vaginal dan ntramuskular injeksion. Penggabungan dikonjugasikan estrogen dari sumber biologik contohnya prematur digunaka secara oral terutama pada hormon theraphy (HRT) sintetik estrogen dengan peninggian bioavaibilitas (ethynil, estradiol, mestranol) digunakan pada kontraseptive oral.<br /><br />1. Efek-efek yang penting untuk perkembangan wanita normal yang sangat penting untuk pertumbuhan dari struktur genital (vagina, uterus, tuba uterine) selama anak-anak dan untuk penampilan pada sekondari seksual karakteristik dan pertumbuhan untuk mendorong diasosiasikan dengan pubertas. Estrogen mempunyai efek metabolik yang dimodifikasikan melalui protein serum level dan mengurangi resorpsi tulang mempertinggi koagulasi dari darah dan penambahan pada triglicerida plasma level ketika mengurangi LDL cholesterol estrogen juga sangat efektif untuk mmenindas dari kelenjar pituitari FSH.<br />2. Penggunaan klinis: sebuah penggunaan terapeutik yang penting dari estrogen pada hypogonadism primer pada ovarium muda penggunaan yang lain dari pemindahan terapi hormon pada wanita dengan pengurangan estrogen dikarenakan kegagalan prematur ovarium, manopause atau pemindahan bedah dari ovarium-ovarium HRI menjadi lebih baik semangat dan perubahan atrofik pada traktus urogenitalis. Secara efektif juga pada tulang dan perkembangan dari osteoporosis dan boleh mengurangi kerugian dari arteri koronari, kehilangan dan peyakit alzheimer estrogen sangat penting sebagai komponen dari kontrasepsis oral.<br />3. Toksisitas <br />Pada anak perempuan hypogonad, dosis dari estrogen boleh diselesaikan dengan hati-hati untuk mencegah prematur penutupan dari epifise ketika HRT digunakan, penambahan estrogen menambah kerugian dari endometrial kanker. Efek ini dicegah dari penggunaan progestine dosis yang tergantung toksisitas pada muntah-muntah payudara dan penambahan pada migrain thromboembolik (misalnya pembuluh darah vena thrrombosis) penyakit hypertension pada wanita yang menggunakan HRT terutama perdarahan arteriae.<br /><br />G. Progestine<br />Progesteron adalah fungsi umum dari progestine pada manusia bentuk yang kecil digunakan secara oral untuk HRT, progesterone mengandung krim vaginal dan juga didapatkan sintetik progestin misalnya medroxyprogesterone dapat digunakan untuk oral bioavaibilitas. Testosterone mengandung perbedaan yang primer pada derajatnya dari efek androgen obat-obatan yang lebih tua (misalnya l-norgestrel dan nonethindione) adalah androgenik lebih baru dari progestine misalnya norgestimate desogestrel.<br /><br />1. Efeknya progestine menyebabkan perkembangan dari jaringan sekresi pada payudara dan maturasi dari endometrium uterus. Mereka mempunyai efek yang kecil dari estrogen pada plasma proteins dosisnya mencegah produksi dari FSH dan dengan demikian menekan fungsi ovarium.<br />2. penggunaan klinis: sebuah penggunaan terapeutik dari progestine adalah komponen oral atau kontrasepsi mereka digunakan pada HRT untuk mencegah estrogen dan memasukkan endometrial kanker dosis yang luas dari medroxy progesterone dapat digunakan untuk memproduksi sebuah ovulasi dan amenorrhea pada wanita dengan dysmenorhea, endometriosis atau kelainan perdarahan.<br />3. Toksisitas: toksisitas pada progestine adalah pendek bagaimanapun mereka oleh bertambah pada tekanan darah dan mengurangi tingginya kepadatan pada plasma lipoprotein (HDL) penggunaan yang panjang digunakan pada dosis yang tinggi diasosiasikan dengan pengurangan berulang pada kepadatan tulang dan menghentikan resums dari ovulasi setelah terminasi terapi.<br /><br />H. Hormonal kontrasepsi: 3 tipe yang berbeda merupakan tipe dari oral kontrasepsi untuk wanita pada usia, kombinasi estrogen-progestin tablet yang diambil secara konstan pada dosis tablet yang diamil secara konstan pada dosis melalui siklus menstruasi (monophasic preparasi) kombinasi preparasi (phase 2 dan phase 3 ) dimana dosis progestine bangun selama beberapa bulan (menggunakan mimik dari siklus alami dan preparasi digunakan implants yang mencegah konsepsi lebih dari 5 tahunyprogesterone asetat depot injeksi yang memproduksi kontrasepsi aksi untuk kira-kira 3 bulan progestiser adalah alat intrauterin yang disebut IUD yang pelepasannya sangat lambat sepanjang waktu 1 tahun , steroid mensupresi pertumbuhan dari endokrin dan dengan demikian mengurangi perdarahan menstruasi yang mana dapat berat dengan IUD regular. Kontrasepsis postcoital akan mencegah kehamilan jika diadministrasikan selama 72 jam setelah tidak terproteksinya pemanjangan waktu beberapa tipe digunakan termasuk estrogen konjugasi dikombinasikan kontrasepsis (norgestrel dan mifepristone sebuah progesterone antagonist yang digambarkan seperti dibawah ini).<br /><br />1. Mekanisme aksi: kombinasi obat kontrasepsis oral mempunyai beberapa aksi termasuk inhibisi dari ovulasi (aksi primer) dan efek-efeknya pada tuba uterine dan pengulangan endometrium dari fertilisasi dan implantasi oral progestine hanya agen yang selalu menghamat ovulasi dan boleh aksinya melalui mekanisme lain yang tercatat bagaimanapun melalui mekanisme lain yang tercatat bagaimanapun implantasi dan injeksi progestin hanya kontrasepsis muncul pada aksi melalui inhibisi dari ovulasi. Mekanisme aksi dari postcoital kontrasepsis adalah tidak dapat dimengerti ketika diadministrasikan sebelum LH mereka mencegah ovulasi mereka juga mempengaruhi implantasi dan kemungkinan fertilisasi.<br />2. Penggunaan klinik dan efek yang bermanfaat kombinasi dari oral kontrasepsis digunakan pada wanita muda dan dengan hypogonadism yang primer setelah mereka tumbuh dan diterima untuk mencegah defisiensi estrogen kombinasi dari kontrasepsis oral dan progestine digunakan untuk mengatasi jerawat, dismenorhea dan endometriosis. Penggunaan kombinasi dari oral kotrasepsis untuk mereduksi penggunaan dari kista ovarian, ovarian dan kanker endometrial penyakit payudara jinak dan pelvis inflamasi sebagai insidensi yang pendek dari kehamilan ektopik defisiensi besi anemia dan RA.<br />3. Toksisitas Insidensi dari dosis tergantung toksisitasnya yang jatuh selama pengenalan dari dosis rendah dikombinasikan dengan kontrasepsis oral.<br /><br />a. thromboembolisme: toksisitas yang umum dari efek oral kontrasepsis sangat berhubungan dengan aksi dari koagulasi darah mereka sangat mudah dikombinasikan dengan penambahan pada kerugian dari kegiatan thromboembolisme (myocard infark , stroke , vena , thrombosis yanm pulmonari embolisme pada wanita , pada perokok, pada wanita dengan sendirinya atau sejarah keluarga dengan beberapa problema dan pada wanita dengan defek yang genetik yang berafeksi pada produksi dari fungsi faktor pembekuan bagaimanapun penggunaaan thromboembolisme terjadi dengan penggunaan dari beberapa obat yang biasanya digunakan lebih dari kerugian yang disebabkan oleh kehamilan.<br />b. Kanker payudara, meskipun pelajaran yang ektensive yang berefek kombinasi dari kontraepsis oral pada kanker payudara masih membingungkan. Bukti-bukti menyebutkan bahwa seumur hidup kanker payudara tidak berubah tetapi itu oleh digunakan sebagai onset awal dari kanker payudara.<br />c. Toksisitas yang lain, dosis rendah dikombinasikan secara oral dan hanya progestin kontraseptip yang menyebabkan perdarahan yang sangat penting, terutama selama awal dari beberapa bulan terapi. Toksisitas yang lain dari perdarahan kontrasepsis termasuk muntah-muntah kelembutan payudara sakit kepala pigmentasi kulit dan depresi. Preparasi mengandung lebih tua progestin androgenik yang dapat menyebabkan penambahan berat pada jerawat. Dosis yang tinggi dari estrogen pada estrogen mengandung kontraseptive postcoital yang diasosiasikan dengan muntah-muntah.<br />d. Selektif estrogen reseptor modulator (SERMs) serms dicampur dengan estrogen agonist yang mempunyai etrogen agonist efek pada beberapa jaringan dan dungsikan pada agonist parsial atau antagonist dari estrogen pada jaringan lain.<br /><br />1. Tamoxifen: Tamoxifen adalah SERM yang sangat efektif pada percoaan dari hormon yang sangat responsive pada kanker payudara. Dimana itu berarti sebuah antagonis untuk mencegah reseptor aktivasi dengan endogenous estrogen prophylactic penggunaan dari tamoxifen mengurangi insidensi dari kanker payudara pada wanita yang mana sangat tinggi mengalami kerugian pada thrombosis vena Tamoxifen mempunyai agonis lebih dari antagonist aksi pada tulang dan itu mencegah osteoporosis pada wanita yang mana mengambil obat dari kanker payudara. Toremifene secara struktural sangat berhubungan dengan tamoxifene dan mempunyai properti, indikasi dan toksisitas.<br />2. Ralosifene : Raloxifene digunakan untuk prevensi dari osteoporosis pada post menopause pada wanita yang mempunyai agonis parsial efek pada tulang dan penambahan serum HDL seperti tamoxifene mempunyai antagonist efek pada jaringan payudara pada endometrial jaringan efek yang merugikan termasuk gejolak dan penambahan kerugian dari thrombosis vena.<br /><br />I. Estrogen dan progesterone agonis, antagonist dan inhibitor sintetik.<br /><br />1. clomiphene : clomiphene digunakan untuk mengurangi ovulasi pada sebuah ovulator wanita yang menginginkan untuk menjadi hamil itu adalah ikatan nonsteroid dengan selektive aksi dari jaringan dengan bloking selektive reseptor pada pituitari clomiphenne mengurangi negatif pengulangan dan penambahan FSH dan pengeluaran LH. Penambahan pada gonadotropin menstimulasi ovulasi.<br /><br />2. Diethylstillbestrol: DES adalah nonsteroidal yang berkompensasi dengan estrogen agonis aktivitasnya. Itu tidak panjang digunakan secara biasa karena diasosiasikan dengan perkembangan infertilitas, kehamilan ektopik dan vaginal adenocarcinoma pada anak perempuan dari wanita siapa yang digunakan pada dosis yang luas dari DES selama kehamilan.<br /><br />3. Mifeprositone: Mifepristone adalah secara oral merupakan steroid yang aktif antagonis dari progesterone dan glukokortikoid. Penggunaan dari penggagalan pada kehamilan pertama lebih dari 49 hari setelah menstruasi periode terakhir ketika diberikan periode single dari oral dosis diikuti dengan administrasi dari prostaglandine E atau prostaglandine F dianalogkan dengan presentase yang tinggi dari komplit absorsi yang diterima dengan insidensi yang rendah data toksisitas yang serius.<br /><br />4. Danazol : danazol adalah bagian dari agonist arsial yang menggabungkan progestine, androgen dan glukokortikoud reseptor pada sel dan pada steroid untuk mentransportasikan protein-protein dalam darah. Danazol juga mencegah beberapa P450 enzim termasuk pada sintesis steroid obat-obat kadang-kadang digunakan pada pengobatan dari endometriosis dan fibrokistik penyakit dari payudara.<br /><br />5. Aromatase inhibisi <br />Anastrrozole dan relasi dengan letrozole adalah nonsteroidal inhibisi yaitu aromatase enzim yang dibutuhkan adalah estrogen sintesis. Obat-obat ini digunakan pada percobaan dari kanker payudara .<br />Androgen<br />Testosterone dan androgen relasi digunakan pada testis, adrenal dan pada ovarium testosterone disintesis dari progesterone dan dehydroandrosterone (DHEA) pada plasma testosterone sebagai bagian menggabungkan pada hormon sex binding globulin (SHBG) sebuah transpory protein hormon dikonversikan pada beberapa organ (misalnya prostat) pada dyhydrotestosterone yang merupakan hormon aktif pada jaringan itu karena laju metabolisme hepatik, testosterone diberikan pada mulut mempunyai efek yan pendek itu dapat diberikan dengan injeksi atau tambahan transdermal atau secara aktive varian boleh digunakan.<br />Androgen banyak disintesis pada usaha untuk menambah efek anabolik tanpa penambahan efek anabolik tanpa penambahan pada androgenik aksi oxandrolone dan stanozolol sebagai contoh dari obat-obat itu di laboratorium mempunyai penambahan rasio dari anabolik pada aksi androgenik bagaimanapun seluruhnya disebut anabolik steroid mempunyai androgeik agonist efek ketikadigunakan pada manusia.<br /><br />A. mekanisme aksi: seperti hormon steroid androgen memasuki sel-sel danmenggantungkan ke reseptor sitosolik. Reseptor hormone yang kompleks memasuki nukleus danmemodulasi ekspresi dari gen tertentu.<br /><br />B.Efek: testosterone sangat penting untuk perkembangan normal dari bayi laki-laki dan bayi dan ertanggung jawab untuk perubahan umur pada pria dan pubertas (pertumbuhan penis, larynx dan skeleton, perkembangan dari fasial pubik dan bulu ketiak, penggelapan dari kulit perluasan dari masa otot. Setelah pubertas testosterone beraksi untuk menjaga karakteristik sex yang kedua fertilitas danlibido itu juga beraksi pada sel rambut untuk menyebabkan botak pada laki-laki.<br /><br />Efek yang utama dari hormon androgenik pada perkembangan dan penetapan dari karakteristik laki-laki adalah aksi anabolik yang termasuk penambahan dari produksi sel darah eksresi dari urea nitrogen dikurangi dan keseimbangan nitrogen menjadi lebih positif testosterone juga ada karakteristik seks yang kedua kesuburan dan libido itu juga pada sel-sel rambut yang menyebabkan pola botak pada laki-laki. <br />Efek utama dari hormon androgen sebagai penambahan pada perkembangan dan keadaan normal dari karakteristik pria adalah aksi anabolik yang terlibat dalam penambahan ukuran otot dan kekuatan dan bertambahnya produksi sel darah merah. Eksresi dari nitrogen urea adalah mengurangi dan nitrogen keseimbangannya menjadi lebih positif testosterone juga menolong untuk menjaga kepadatan tulang normal.<br />C. Penggunaan klinis: secara primer penggunaan klinis adalah oleh androgen yang merupakan terapi perpindahan pada hypogonadism mereka yang mempunyai juga distimulasikan oleh sel darah produksi pada anemias tertentu dan untuk mempromosikan berat yang bertambah pada pasien dengan sindrome yang terbuang misalnya pada pasien AIDS. Anabolik efeknya sudah dieksploiti dengan gelap oleh atlit untuk menambah beban otot dan kekuatannya dan barangkali penampilan atletik.<br />D. Toksisita: penggunaan dari androgen oleh wanita menghasilkan urilizasi secara paradok, dosisi yang banyak pada pria menghasilkan pada feminizasi (ginekomastia, testicular penyusutan infertilitas) dikarenakan inhibisi ulang dari pituitari dan bagian untuk mengkonversi dari androgen luar pada estrogen tingginya dosis juga menyebabkan efek yang berhubungan dengan tingkah laku termasuk permusuhan dan agresi, kemarahan sebagai penambahan anrogen menyebabkan penyakit kuning elevasi dari enzim hati , level dan kemungkinan hepatoseluler karsinoma.<br /><br />Antiandrogen<br />Reduksi dari efek androgen merupakan mode yang sangat penting dari terapi untuk kedua bentuk yang jinak dan gana dari penyakit prostat. Masa-masa pubertas terlalu cepat menjadi dewasa, kehilangan rambut obat-obat adalah penting yang beraksi pada beberapa tempat yang berbeda pada jalur androgen.<br /><br />A. reseptor inhibitor: flutamide dan relasi obat-obat adalah nonsteroidal bergabung yang beraksi sebagai kompetitive antagonist pada reseptor androgen. Beberapa obat digunakan untuk mengurangi aksi dari hormon endogen pada kanker prostat. Cyproterone adalah sebuah steroidal dengan aksi yang sama obat-obat harus mempunyai progestational aktivitas yang memproduksi negative ulang pada pituitari itu digunakan pada pengobatan pada wanita. Spironolaktone adalah obat yang digunakan secara prinsip sebagai potassium diuretik, juga mencegah androgen reseptor <br /><br />2.5<br />41. Hormon Pankreas, Agen Antidiabetik & Obat Hyperglycemik<br /><br /><br />Konsep <br />Islet of Langerhans (pankreas endokrin) paling tidak mengandung empat tipe sel-sel endokrine yang berbeda, yang meliputi sel-sel A (alpha, penghasil-glucagon), B (beta, penghasil-insulin), D (delta, penghasil somatostatin), dan F (FP, penghasil polypeptide pankreas). Dari semua sel-sel ini, sel B (penghasil-insulin) adalah sel yang paling banyak. <br /> Penyakit pankreas yang paling umum membutuhkan terapi farmakologi adalah diabetes mellitus, suatu penyakit defisiensi produksi atau efek insulin. Diabetes ditangani dengan berbagai formulasi insulin dan dengan empat tipe agen antidiabetik. (Gambar 41-1)<br /> Glucagon, hormon yang mempengaruhi liver, sistem kardiovaskuler dan saluran gastrointestinal, dapat dipakai untuk menangani hypoglycemia diabetik yang parah. <br /><br />Insulin <br />A. Psioologi : Insulin disintesis sebagai prohormone, proinsulin, polypeptide rantai-tunggal 86-asam-amino. Pembelahan proinsulin dan cross-linking menimbulkan molekul insulin 51-peptide dua-rantai dan C-peptide residu 31-asam-amino. Proinsulin atau C-peptide tampaknya tidak memiliki aksi psiologis. <br />B. Efek: Insulin mempunyai efek yang sangat penting pada hampir setiap tissu tubuh. Reseptor insulin, kinase tyrosine transmembran, fosforylates sendiri dan berbagai macam protein intrasel bila afktif oleh hormon. Organ sasaran utama aksi insulin meliputi : <br />1. Liver : Insulin menambah timbunan glukosa sebagai glycogen dalam liver. Ini meliputi sisipan molekul-molekul pengangkut glukosa GLUT 2 tambahan dalam dinding sel, naiknya sintesis kinase pyruvates enzim, fosfofruktokinase, dan glukokinase, serta supressi beberapa enzim lain. Insulin juga mengurangi katabolisme protein. <br />2. Otot : Insulin merangsang sintesis glycogen dan sintesis protein. Pengangkutan glukosa kedalam sel-sel otot difasilitasi oleh sisipan molekul-molekul pengangkutan GLUT 4 kedalam dinding-dinding sel. <br />3. Tissu adipase: Insulin memfasilitasi timbunan (storage) triglyceride dengan aktivasi plasma lipoprotein lipase, dengan peningkatan pengangkutan glukosa kedalam sel via pengangkut GLUT 4, dan dengan pengurangan lipolysis intrasel. <br />C. Tipe Insulin yang Tersedia: Insulin manusia diproduksi dengan teknologi recombinant bakterial DNA. Insulin porcine yang dimurnikan juga tersedia di AS. Karena molekul-molekul insulin memiliki paruh-hidup (half-life) dalam beberapa detik sirkulasi, banyak preparat yang dipakai pada diabetes diformulasi untuk melepas hormon secara lambat laun kedalam sirkulasi. <br />Bentuk insulin yang tersedia menyediakan empat rate of onset dan durasi efek : onset ultra-cepat, onset cepat dengan aksi-pendek, onset sedang dan aksi sedang, dan onset lambat dengan aksi-panjang (Tabel 41-1). Semua preparat insulin mengandung zinc; rasio zinc (dan substansi lain) ke insulin mempengaruhi laju pelepasan hormon aktif dari lokasi penatalaksanaan, dan lamanya aksi. <br />1. Aksi ultra cepat dan sangat pendek: Insulin lispro adalah insulin recombinant manusia yang mengandung transposisi dua asam amino, lysine dan proline. Transposisi ini mengubah sifat fisik peptide sehingga insulin lispro larut dengan cepat sekali pada lokasi penatalaksanaannya dan masuk sirkulasi kurang lebih dua kali lebih cepat dibandingkan dengan insulin crystalline reguler. Ini dianggap ultra-cepat pada onset dan cocok dipakai segera sebelum makan (meal). Beda dengan preparat insulin lain, peningkatan dosis hanya menaikkan intensitas, tidak durasi efek. <br />2. Onset cepat dan aksi pendek: Insulin crystalline zinc (reguler), preparat onset cepat, dipakai melalui intraven saat darurat, atau diberikan lewat subcutaneous dalam regim pemeliharaan biasa, sendiri atau dicampur dengan preparat aksi-sedang atau preparat aksi-panjang. Sebelum pengembangan insulin lispro preparat ini merupakan agen onset yang cepat dipakai dalam regim kontrol ketat tetapi membutuhkan penatalaksanaan satu jam atau lebih sebelum setiap makan (meal). <br />3. Onset dan aksi sedang: Preparat-preparat ini meliputi suspensi insulin isophane (insulin NPH) dan suspensi lente. Kedua preparat ini diberikan lewat suntikan subcutaneous; keduanya tidak cocok dipakai lewat intravene. Bilamana dicampur insulin onset sedang dengan insulin reguler, insulin NPH dipilih karena insulin lente dapat menghambat onset aksi insulin reguler. <br />4. Onset lambat dan aksi panjang: Insulin ultralente adalah insulin aksi-panjang. Ini biasanya diberikan hanya pada pagi hari, atau pagi dan malam hari untuk memberikan pemeliharaan atau level basal selama 12-24 jam. Level insulin basal ini bisa disuplemen dengan injeksi insulin lispro atau insulin reguler selama siang hari untuk memenuhi kebutuhan asupan carbohydrate. Glargine insulin, bentuk insulin manusia yang dimodifikasi, adalah preparat aksi ultra-panjang yang memberikan level insulin basal tanpa-puncak (peakless) yang berakhir lebih dari 24 jam. Insulin protamine zinc, preparat aksi-panjang lain, tidak ada lagi di pasaran AS. <br />Lamanya efek preparat-preparat ini diperlihatkan dalam Gambar 41-2. <br />5. Sistem penghantaran (delivery) insulin: Moda standar terapi insulin adalah suntikan subcutaneous dengan jarum suntik konvensional dan syringes. Selain itu, beberapa cara penatalaksanaan yang lebih umum juga tersedia atau sedang diujicoba secara klinis. <br />a. Injektor berukuran-pena yang portabel dipakai untuk memfasilitasi injeksi subcutaneous. Sebagian mengandung cartridge yang bisa diganti sementara yang lain bisa dibuang langsung. <br />b. Alat infus insulin subcutaneous kontiniu menghindari kebutuhan beberapa kali suntikan dalam sehari dan menyediakan fleksibilitas dalam penjadwalan akltivitas harian pasien. Pompa yang mampu diprogram menghanrkan laju basal konstan 24 jam, dan penyesuaian manual dalam laju penghantaran (delivery) dapat dibuat untuk mengakomodir perubahan pada kebutuhan insulin (misalnya, sebelum makan atau berolahraga). <br />c. Formulasi insulin inhaled sedang dalam ujicoba klinis. Bentuk ini bisa terbukti efektif dan nyaman untuk pememuhan kebutuhan insulin saat-makan. <br />D. Risiko penggunaan insulin: Pasien diabetik yang menggunakan insulin tergantung pada dua tipe komplikasi : hypog;ycemia, dari efek insulin eksesif; dan efek racun immunologi, dari perkembangan antibody. Hypoglycemia adalah risiko yang sangat berbahaya, karena kerusakan otak bisa terjadi. Penatalaksanaan glukosa yang benar (gula atau permen melalui mulut, glukosa lewat pembuluh darah) atau glucagon (melalui injeksi intramuskular) adalah esensil. Pasien dengan penyakit ginjal lanjut, lansia, dan anak-anak dibawah usia 7 tahun paling rentan kepada efek buruk dari hypoglycemia. <br />Bentuk paling umum dan penting komplikasi immunologi yang disebabkan insulin adalah pembentukan antibody insulin, yang menimbulkan rsistansi (penolakan) terhadap aksi obat atau reaksi alergi. Insulin manusia kurang antigenik ketimbang insulin dari sumber hewani. Lipodystrophy, perubahan pada tissu lemak di lokasi injeksi, relatif umum di masa lalu. <br /><br />Obat Antidiabetik Oral <br />Empat kelompok obat dipakai untuk pengobatan diabetes secara oral: secretagogues insulin, bigunanida, thiazolidinediones, dan inhibitor -glucosidase. Beberapa anggota kelompok-kelompok ini dicantumkan dalam Tabel 41-2. <br />A. Secretagogues insulin : <br />1. Mekanisme dan efek : Aksi primer secretagogues insulin adalah merangsang pelepasan insulin endogen. Semua kecuali satu dari secretagogues insulin adalah sulfonylurea. Sulfonylurea menutup saluran potassium pada selaput sel B pankreas; penutupan saluran ini mendepolarisasi sel dan depolarisasi sel memicu pelepasan insulin. Secretagogues insulin tidak efektif pada pasien yang menderita kekurangan sel-sel beta fungsional. Obat-obat ini juga bisa mengurangi pelepasan glucagon dan menambah jumlah reseptor insulin fungsional pada tissu periperal. Sulfonylurea “generasi kedua” (glyburide, glipizide, glimepiride) biasanya jauh lebih potent dan banyak dipakai dibandingkan dengan agen lain (tolbutamide, chlorpropamide, tolazamide, dan lain-lain). Repaglinide adalah sercretagogue insulin baru dari kelas kimia yang dikenal sebagai meglitinides. Insulin ini juga meningkatkan pelepasan insulin dengan pengikatan ke saluran potassium pada selaput sel B pankreas. Perbedaan yang paling menyolok antara repaglinide dan sulfonylurea adalah onset cepat dan durasi aksi pendek (Tabel 41-2). Obat ini digunakan sebelum maka untuk tujuan pengendalian konsentrasi glukosa postprandial. <br />2. Toksitas: Efek buruk relatif tidak umum dengan sulfonylurea; hypoglycemia karena overdosis, rash, dan alergi sering dilaporkan. Chlorpropamide mempunyai durasi aksi panjang, dan sakit liver atau ginjal bisa meningkatkan level darah obat. Karena potensinya yang besar, hypoglycemia agaknya lebih umum dengan glyburide dan glipizide. Sulfonylurea lama (tolbutamide dan chlorpropamide) secara ekstensif terikat dengan protein serum. Obat yang bersaing untuk pengikatan protein bisa menaikkan efek hypoglycemianya. <br /><br />B. Biguanides : Biguanides beraksi dengan mekanisme yang tidak jelas untuk mengurangi level glukosa postprandial dan puasa pada pasien penderita diabetes tipe 2. Efek-efeknya tidak bergantung pada sel-sel islet fungsional. Mekanisme yang diusulkan untuk aksinya meliputi pengurangan glukoneogenesis hepatik, rangsangan glycoluysis dalam jaringan periperal, reduksi serapan glukosa dari saluran gastrointestinal, dan reduksi level glucagon plasma.Beberapa biguanides dipakai diluar negeri. Metformia adalah anggota primer kelompok ini di USA. Beda dengan sulfonylurea, biguanides tidak menimbulkan hypoglycemia. Toksitasnya yang paling umum adalah distres gastrointestinal (nausea, diare), dan bisa mengalami acidosis laktis, khususnya pada pasien penderita penyakit ginjal atau liver, alkoholisme, atau kondisi-kondisi yang menyebabkan predisposisi pada anoxia tissu (misalnya, disfungsi kronis kardiopulmonary). Metformin juga menghambat serapan vitamin B12. <br />C. Thiazolidinediones : <br />1. Mekanisme dan efek: Thiazolidinediones meningkatkan kepekaan tissu sasaran untuk insulin. Troglitazone adalah thiazolidinedione pertama yang diperkenalkan, tetapi ditarik dari pasaran di beberapa negara karena hepatoksitasnya. Rosiglitazone dan pioglitazone tampaknya lebih sedikit mengandung risiko disfungsi liver yang serius. Mekanisme aksi thiazolidinediones tidak diketahui dengan pasti tetapi mekanismenya merangsang peroxisome proliferator-activated receptor-gamma nuclear receptor (PPAR-y receptor). Reseptor nuklei ini mengatur transkripsi protein-protein encoding gen yang melibatkan carbohydrate dan metabolisme lipid. “Glitazone” meningkatkan ambilan (uptake) glukosa pada otot dan tissu adipose, menghambar gluokoneogenesis hepatik, mengurangi hyperglycemia puasa dan postprandial. Mereka dipakai sebagai monoterapi atau digabung dengan insulin atau obat antibodi oral lainnya. <br />2. Toksitas : Bilamana obat-obat ini dipakai sendirian, hypoglycemia sangat jarang. Thiazolidinediones dapat menimbulkan edema dan anemia ringan. Pioglitazone dan troglitazone tampaknya menginduksi cytochrome P450 (khususnya isozyme 3A4) dan dapat mengurangi konsentrasi serum obat-obat yang dimetabolisasi dengan enzim-enzim ini (misalnya, kontrasepsi oral, cylosporine). <br />D. Penghambat -glucosidase: Acarbose dan miglitol adalah analog-analog carbohydrate yang beraksi didalam intestine untuk menghambat -glucosidase, suatu enzim yang perlu untuk konversi starches (sari) kompleks, oligosaccharides, dan disaccharide ke monosaccarides yang dapat diangkut keluar dari lumen intestinal dan kedalam aliran-darah. Sebagai akibat serapan yang lambat, postprandial hyperglycemia berkurang. Mereka tidak berpengaruh pada gula darah puasa. Kedua jenis obat ini dapat dipergunakan sebagai monoterapi atau disatukan dengan obat antibody lain. Efek buruk utamanya meliputi flatulence, diare, dan keluhan perut yang bersumber dari peningkatan fermentasi carbohydrate tak terserap oleh bakteri dalam kolon. Jika seorang pasien yang sudah menggunakan penghambat -glucosidase mengalami hypoglycemia, dia harus ditangani dengan glukosa oral (dexrrose) dan bukan sukrosa karena serapan sukrosa akan lambat. <br /><br /><br />Pengobatan Diabetes Mellitus <br />Diabetes didiagnosa atas dasar lebih dari satu determinasi gula darah puasa diatas 140 mg/dL. Dua bentuk utama penyakit ini sudah diidentifikasi. Diabetes tipe 1 biasanya memiliki onset-nya selama masa kanak-kanak dan bersumber dari reaksi autoimmun yang memuncak pada kerusakan sel-sel B pankreas. Diabetes tipe 2 adalah gangguan progressif yang ditandai oleh meningkatnya resistansi insulin dan berkurangnya kapasitas sekresi insulin. Tipe ini biasanya mempunyai onset pada masa dewasa dan sering dihubungkan dengan obesitas.Diabetes tipe 2 jauh lebih umum dari pada diabetes tipe 1; diperkirakan bahwa diabetes tipe 2 menyerang lebih dari 20% dari seluruh warga AS diatas 65 tahun. Riwayat klinis dan masa kedua bentuk ini sangat berbeda, tetapi pengobatan pada kedua kasus ini membutuhkan perhatian yang cermat untuk diet, sampai dengan konsentrasi glukosa dasar puasa dan postprandial, dan konsentrasi serum hemoglobin Aic, hemoglobin glycosylated yang berfungsi sebagai pemarka (marker) glycemia. <br />A. Diabetes tipe 1 : Terapi diabetes tipe 1 meliputi pengaturan diet, insulin ortu (campuran bentuk aksi-pendek dan aksi-panjang untuk mempertahankan gula darah stabel selama siang dan malam hari), dan perhatian cermat dari pasien terhadap faktor-faktor yang mengubah kebutuhan insulin; olahraga, infeksi, bentuk stres lain, dan penyimpangan dari diet reguler. Studi-studi klinis baru menunjukan bahwa kontrol gula darah yang ketat – oleh pengujian gula darah dan injeksi insulin – mengurangi insidensi komplikasi vaskuler, termasuk kerusakan ginjal dan retina. Risiko reaksi hypoglycemic naik dalam regim kontrol yang ketat, tetapi tidak cukup untuk mengaburkan manfaat kontrol yang lebih baik. <br />B. Diabetes tipe 2 : Karena diabetes tipe 2 adalah penyakit yang progresif, terapi untuk masing-masing individu biasanya meningkat terus. Ini mulai dengan reduksi berat dan kontrol diet. Terapi obat awal biasanya monoterapi dengan sulfonyurea generasi kedua (glyburide, glipizide atau glimepiride); atau biasanya dengan metformin atau thiazolidinedione. Bilamana reaksi awal kepada monoterapi biasanya baik, kegagalan sekunder didalam 5 tahun adalah lazim. Dengan demikian, antibody oral digunakan bersama dengan obat lain atau dengan insulin untuk mencapai kontrol glycemic yang lebih baik dan meminimumkan toksitas. Karena diabetes tipe 2 melibatkan resistansi insulin dan produksi insulin yang tidak memadai, ini berarti menyatukan agen yang merangsang aksi insulin (metformin, thiazolidinedione, atau penghambat -glucosidase) dengan sesuatu yang merangsang suplai insulin (secretagogues insulin atau insulin). Obat-obat aksi-lama (sulfonylurea, metformin, thiazolidinediones, sebagian formulasi insulin). Obat-obat aksi-lama membantu mengontrol level glukosa darah puasa dan postprandial sementara obat aksi-pendek terutama level postprandial sasaran. Seperti pada kasus diabetes tipe 1, ujicoba klinis menunjukan bahwa kontrol ketat ujicoba glukosa darah pada pasien penderita diabetes tipe 2 mengurangi risiko komplikasi vaskuler. <br /><br /><br />Insulin pulau langerhans yang kecil terdiri atas empat jenis sel dimana terjadi sintesis dan sekresi suatu hormon polpeptida yang eda.<br />Hormon insulin andogen adalah sel B<br />Glukagon endogen adalah sel A<br />Somatostatin endogen adalah sel D<br />Plypeptide pankreas endogen adalah sel F<br /><br />Beredar didalam sirkulasi darah sebagai monomer pada saat berpuasa pankreas mengeluarkan <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />2.6<br />42. Obat-obat Yang Mepengaruhi<br />Homeostasis Mineral Tulang<br /><br />Konsep <br />Kalsium dan fosfor adalah dua unsur pokok tulang. Kedua unsur ini penting dalam fungsi sel-sel lain dalam tubuh, dan tulang dengan demikian beraks sebagai reservoir penyimpan (penimbun). Hormon parathyroid (PTH) dan vitamin D merupakan unsur penting dalam pengatyuran homeostasis mineral tulang. Calcitonon, glueoecrticoid, dan estrogen adalah regulator yang kurang penting. Agen-agen eksogen yang dipakai dalam pengobatan gangguan mineral tulang (misalnya, osteoporosis, penyakit Paget) meliputi bisphosphonates, fluoride, dan estrogen (Gambar 42-1). <br /><br />Substansi Endogen <br />A. Hormon parathyroid. Hormon parathyroid (PTH), peptida 86-asam-amino, beraksi pada reseptor pasangan-protein selaput G untuk menaikkan cAMP dalam tulang dan tubule ginjal. Pada dosis tinggi, hormon menaikkan kalsium darah dan menurunkan fosfor dengan peningkatan resorpsi tulang (Gambar 42-2). Pada dosis rendah (level physiologis), PTH dapat meningkatkan formasi tulang (Tabel 42-1), dan analogi dipakai dalam osteoporosis postmenopause. <br />B. Vitamin D: Vitamin D, derivatif 7-dehydrocholesterol, terbentuk dalam kulit dengan adanya pengaruh sinar ultraviolet. Vitamin D juga dijumpai pada sebagian makanan dan biasanya dipakai sebagai suplemen makanan dalam susu. Metabolit aktif vitamin D terbentuk dalam liver (calcifediol) dan ginjal (calitriol, secalcidediol). Mereka berbeda dalam jumlah gugus hydroxyl pada molekul (Tabel 42-2). Aksi vitamin D meliputi peningkatan jumlah kalsium intestine dan absorpsi fosfor, menurunnya ekskresi ginjal substansi-substansi ini, dan peningkatkan jumlah level darah keduanya (Gambar 42-2; Tabel 42-1). Kedua formasi ini bisa naik dengan secalcifediol (24,25-dihydroxyvitamin D). Suplemen vitamin D dan derivatif (turunan) sintesis dipakai dalam pengobatan keadaan defisiensi, termasuk kegagalan ginjal kronis, osteodystropfi intestinal, dan ricket nutrisi. Mereka juga dipakai, bersama dengan suplementasi kalsium dan terapi penggantian hormon dalam osteoporosis postmenopause. <br />C. Calcitonin: Calcitonin, hormon peptida yang disekresi oleh kelenjar thyroid, menurunkan resorpsi tulang dan kalsium serum dan fosfat (Gambar 42-2). Formasi tulang semula tidak terganggu, tetapi akhirnya formasi tulang terhambat. Hormon sudah banyak dipakai dalam kondisi dimana reduksi akut kalsium serum dibutuhkan, misalnya penyakit Paget dan hyperclacemia. Meskipun calcitonin disetujui untuk pengobatan osteoporosis, masih dipertanyakan apakah penggunaan dalam jangka panjang mencegah fraktur. Meskipun calcitonin manusia ada, calcitonin salmon paling sering dipilih untuk keperluan klinis karena paruh-usianya yang lebih panjang dan potensinya lebih besar. Calcitonin diberikan dengan injeksi atau sebagai semprot hidung (nasal spray). <br />D. Estrogen : Estrogen dan modulator reseptor estrogen selektif (SERMS, misalnya, raloxifenel dapat mencegah atau memperlambat kerugian (loss) tulang pada wanita postmonopause (Bab 40). Aksinya bisa meliputi penghambatan resorpsi tulang rangsangan-hormon. Karena kemanjuran estrogen besar dalam memperlambat perkembangan osteoporosis, banyak ahli menyarankan obat-obat ini untuk dipakai secara umum pada wanita postmenopause. <br />E. Glucocorticoids : Glucocoricoids mempunyai beberapa efek berat yang sudah disebutkan yang menghambat pemeliharaan mineral tulang. Maka, penggunaan obat-obat ini secara sistemik kronis adalah penyebab umum osteoporosis pada orang dewasa. Namun, hormon-hormon ini berguna pada pengobatan hypercalcemia jangka-menengah. <br /><br />Agen Eksogen <br />A. Bisphosphonates: Bisphosphonates (alendronate, etidronate, pamidronate, dan risedronate) adalah senyawa-senyawa polyfosfat rantai-pendek yang mereduksi resorpsi dan formasi tulang dengan aksi pada struktur kristal hydroxyapatite dasar. Terapi bisphosphonate kronis dapat memperlambat kemajuan osteoporosis postymenepause dan mengurangi fraktur. Obat-obat lama (etidronate, pamidronate) menyebabkan cacat mineralisasi tulang dan menghilangkan efektivitasnya selama 12 bulan. Alendronate dan risedronate menyebabkan masalah tulang lebih sedikit dan efektif untuk selama 5 tahun. Keduanya biasanya dipakai untuk pengibatan osteoporosis (postmenepause dan induksi-glucocorticoid) dan penyakit Paget. Alendronate, yang dipakai bersama dengan terapi penggantian hormon, selanjutnya meningkatkan massa tulang pada pasien menopause. Bioavaiabilitas bisphosphonates secara oral rendah (< 10%), dan makanan menghambat absorpsinya. Ulkerasi esophageal bisa terjadi. Pasien harus menggunakan obat dengan sejumlah air yang cukup banyak dan menghindarkan situasi-situasi yang memungkinkan reflux esophageal. <br />B. Fluorida: Konsentrasi ion fluorida yang cocok dalam air minum (0,5 – 1 ppm) atau sebagai zat additif dentifrice sudah menunjukan kemampuan yang baik untuk mengurangi caries gigi. Paparan kronis ke ion, khususnya dalam konsentrasi tinggi, bisa meningkatkan sintesis tulang baru. Namun, tidak jelas apakah tulang baru ini normal kekuatannya. Ujicoba klinis fluorida pada pasien dengan osteoporosis belum membuktikan penurunan tingkat fraktur. Toksitas akut fluorida (biasanya disebabkan oleh ingesti racun tikus) dimanifestrasi oleh simptom gastrointestinal dan neurologi. Toksitas kronis meliputi formasi dan exostoses tulang ectopik. <br />C. Obat lain dengan Efek pada Kalsium dan Tulang : Plicamycin (mithramycia) adalah suatu antibiotik yang dipakai untuk mengurangi kalsium dan resorpsi tulang pada penyakit Paget dan hypercalcemia. Karena risiko toksitas serius (misalnya, thrombocytopenia, pendarahan, hepatik dan kerusakan ginjal), plicamycin tidak lazim dipakai dan terutama terbatas untuk pengobatan jangka pendek hypercalcemia serius. Beberapa diuretik dapat mempengaruhi level kalsium serum.cinderelly shoeshttp://www.blogger.com/profile/03099876768769792364noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6777593958831183045.post-30123444182065836252009-12-31T07:20:00.000-08:002009-12-31T07:21:32.978-08:00i love ijalOBAT ENDOKRIN DAN OBAT KEMOTERAPI<br />PERIODE 2009-2010<br /><br /><br /><br /><br /><br />SKRIPSI<br />Diajukan untuk menempuh Ujian sarjana pada Fakultas kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung<br /><br /><br /><br /><br />JUWITA NINDA<br />09310341 P<br /><br /><br /><br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />UNIVERSITAS MALAHAYATI <br />FAKULTAS KEDOKTERAN<br />BANDAR LAMPUNG<br />2009cinderelly shoeshttp://www.blogger.com/profile/03099876768769792364noreply@blogger.com0